Tak Bisa Lepas Karena Obesitas
Table of Contents
Tanpa disadari pola hidup yang serba praktis mengantarkan kita masuk ke dalam lifestyle diseases atau penyakit yang dipicu oleh gaya hidup tidak sehat seperti penyakit jantung dan diabetes. Bagaimana dengan pasangan Anda? sudahkah Anda memerhatikan pola hidupnya?
Pola makan tinggi lemak dan kurang serat, merokok, konsumsi alkohol serta kurangnya aktivitas fisik turut berperan dalam perkembangan lifestyle deseases tersebut. Obesitas menajdi salah satu yang perlu diwaspadai karena umum terjadi disekitar kita, hanya saja kerap diabaikan karena tidak menimbulkan gejala sakit. Padahal, obesitas termasuk kedalam faktor pemicu gangguan metabolisme atau sindrom metabolik.
Sindrom metabolik dapat meningkatkan risiko terjadinya diabetes [DM tipe-2], penyakit jantung koroner [PJK], hipertensi, stroke, perlemakan hati dan gagal jantung.
Pola makan tinggi lemak dan kurang serat, merokok, konsumsi alkohol serta kurangnya aktivitas fisik turut berperan dalam perkembangan lifestyle deseases tersebut. Obesitas menajdi salah satu yang perlu diwaspadai karena umum terjadi disekitar kita, hanya saja kerap diabaikan karena tidak menimbulkan gejala sakit. Padahal, obesitas termasuk kedalam faktor pemicu gangguan metabolisme atau sindrom metabolik.
Sindrom metabolik dapat meningkatkan risiko terjadinya diabetes [DM tipe-2], penyakit jantung koroner [PJK], hipertensi, stroke, perlemakan hati dan gagal jantung.
CIRI - CIRI OBESITAS
Mereka yang obesitas tidak hanya terlihat gemuk, tetapi juga memiliki lingkar perut yang telah melewati batas normal. Obesitas sentral atau obesitas yang berpusat disekitar perut adalah salah satu indikator sindrom metabolik. Anda perlu waspada jika lingkaran perut Anda mencapai lebih dari 90 cm [untuk pria] dan lebih dari 80 cm [untuk wanita].
Saat ukuran lingkar perut memasuki batasan obesitas sentral, biasanya tidak menimbulkan keluhan atau gejala penyakit, tetapi didalam tubuh bisa saja sudah muncul berbagai gangguan metabolisme.
BAGAIMANA MENCEGAHNYA
Berbagai cara bisa dilakukan untuk mengetahui bahkan mencegah gangguan kesehatan akibat obesitas. Selain memeriksakan ke dokter, langkah yang dapat kita ambil, yaitu pemeriksaan laboratorium dengan Panel Wellness Testing Obesitas-Sindrom Metabolik-DM.
Panel ini bermanfaat untuk mengidentifikasi risiko tahap awal pada pasien obesitas, prediabetes dan sindrom metabolik, agar dapat ditangani segera untuk mencegah masalah kesehatan yang lebih serius.
Berbeda dengan check-up pada umumnya, wellness testing sangat direkomendasikan untuk dilakukan bagi mereka dengan risiko tinggi atau mereka yang diduga sudah mengalami perkembangan penyakit, untuk mengetahui risiko sedini mungkin.
Pemeriksaan Panel Wellness Testing Obesitas-Sindrom metabolik-DM ini, disarankan bagi mereka yang memiliki :
- Indeks Masa Tubuh (IMT) lebih dari sama dengan 23 kg/m2. IMT bisa didapat dari perhitungan berat badan (Kg) dibagi kuadrat tinggi badan (m).
- Gula darah puasa Lebih dari sama dengan 100 - 125 mg/dL (prediabetes)
- Gangguan kadar lemak darah ditandai oleh kadar Trigliserida lebih dari sama dengan 150 mg/dL; HDL kurang dari 40 mg/dL (pria) dan kurang dari 50 mg/dL (Wanita)
- Tekanan darah sistolik (batas atas) lebih dari sama dengan 130 mmHg atau diastolik (batas bawah) lebih dari sama dengan 85 mmHg.
PEMERIKSAAN YANG DILAKUKAN
Melalui panel Wellness testing obesitas-sindrom metabolik-DM meliputi pemeriksaan yang memiliki manfaat sebagai berikut :
- HbA1c, bermanfaat untuk mengetahui kadar gula darah rata-rata selama 3 bulan sebelumnya. Selain bermanfaat untuk melihat pengendalian gula darah pada pasien diabetes juga bermanfaat untuk uji saring adanya diabetes.
- hsCRP, pemeriksaan CRP dengan metode sangat sensitif, bermanfaat untuk mendeteksi terjadinya peradangan yang merupakan faktor resiko Penyakit Jantung Koroner (PJK)
- Adiponektin, merupakan protein yang terlibat dalam proses perdangan, sensitivitas insulin, metabolism lipid (lemak) dan proses aterosklerosis (pengerasan dinding pembuluh darah). Penurunan kadar adiponektin berkaitan dengan risiko terjadinya diabetes dan penyakit jantung.
- Nt-proBNP, merupakan pemeriksaan yang bermanfaat untuk deteksi gagal jantung tahap awal
- Status Antioksidan Total (SAT), merupakan pemeriksaan untuk memperkirakan status antioksidan dalam tubuh. Antioksidan diektahui dapat menetralkan radikal bebas, zat berbahaya yang memicu terjadinya aterosklerosis.
- Albumin urine Kuantitatif (AUK), untuk mengetahui adanya protein yang lolos dari proses penyaringan oleh ginjal. Konidis albuminuria (ditemukannya albumin di dalam urin), berkaitan dengan risiko kerusakan ginjal dan umumnya ditemukan pada penyandang diabetes maupun hipertensi.
Demikianlah artikel yang dapat Kami sajikan, sebagai langkah awal sebelum terjadinya beberapa hal yang tidak di inginkan oleh Kita bersama. Obesitas sebagai signal harus segela diberikan perhatian serius.
Sumber :
Smart Living (2014). Tak Bisa Lepas Karena Obesitas. Hal : 56 - 57. Jurnal Dwi mingguan Prodia.
Post a Comment