Viskositas Darah Dan Faktor - Faktor Yang Mempengaruhinya | Seri Edukasi Ahli Teknologi Laboratorium Medik
Table of Contents
Viskositas (Kekentalan) darah dapat mempengaruhi kemudahan aliran darah melewati pembuluh darah yang kecil. Hematokrit atau persentase sel darah merah dalam darah menentukan viskositas dalam darah. Apabila hematokrit meningkat dan aliran darah lambat, maka tekanan darah arteri naik. Sehingga jantung harus berkontraksi lebih kuat lagi untuk mengalirkan darah melewati sistem sirkulasi.
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VISKOSITAS DARAH
Viskositas darah memegang peranan penting dalam aliran darah. Faktor - faktor yang mempengaruhi viskositas darah antara lain :
1. HEMATOKRIT (sel darah merah)
Semakin besar persentase sel dalam darah, artinya semakin besar hematokrit semakin banyak gesekan yang terjadi antara berbagai lapisan darah, dan gesekan ini menentukan viskositas. Karena itu, viskositas darah meningkat hebat dengan meningkatnya hematokrit, seperti terlihat pada gambar 6. Bila kita menganggap viskositas darah lengkap pada hematokrit normal adalah sekitar 3, ini berarti bahwa diperlukan tekanan 3 kali lebih besar untuk mendorong darah seperti mendorong air melalui tabung yang sama.
Semakin besar persentase sel dalam darah, artinya semakin besar hematokrit semakin banyak gesekan yang terjadi antara berbagai lapisan darah, dan gesekan ini menentukan viskositas. Karena itu, viskositas darah meningkat hebat dengan meningkatnya hematokrit, seperti terlihat pada gambar 6. Bila kita menganggap viskositas darah lengkap pada hematokrit normal adalah sekitar 3, ini berarti bahwa diperlukan tekanan 3 kali lebih besar untuk mendorong darah seperti mendorong air melalui tabung yang sama.
Seperti yang ditunjukkan pada gambar dimana viskositas darah keseluruhan ditentukan secara in-vitro menggunakan viskometer, dimana peningkatan hematokrit sel darah merah menyebabkan peningkatan viskositas relatif. Perhatikan bahwa peningkatan ini non-linear, sehingga hematokrit lebih dari dua kali lipat ganda viskositas relatif. Oleh karena itu, viskositas darah sangat tergantung pada hematokrit. Pada hematokrit normal 40 - 45%, relatif viskositas darah 4 - 5 mPas. Bila hematokrit meningkat sampai 60 atau 70, yang sering terjadi pada polisitemia, kapasitas transport oksigen lebih besar, viskositas darah menjadi 10 kali lebih besar dari pada air, dapat berkembang menjadi thrombosis dan emboli. Hal ini meningkatkan resistensi terhadap aliran darah sehingga meningkatkan kerja jantung dan dapat mengganggu perfusi organ. Pasien dengan anemia mempunyai hematokrit 30%, mempunyai viskositas darah rendah dan kapasitas transport oksigen yang sedikit.
2. SUHU TUBUH
Ketika darah menjadi dingin, darah akan mengalir lebih lambat.Oleh karena itu, ada hubungan terbalik antara suhu dan viskositas. Viskositas meningkat sekitar 2% untuk setiap penurunan suhu derajat Celcius. Biasanya, suhu darah tidak berubah banyak dalam tubuh. Namun, jika tangan seseorang terkena lingkungan yang dingin dan jari - jari menjadi dingin, suhu darah di jari akan turun dan meningkatkan viskositas, yang bersama - sama dengan vasokonstriksi simpatik - dimediasi akan mengurangi aliran darah di daerah dingin. Pada hipotermia pada perawatan kritis atau situas bedah, ini juga akan menyebabkan meningkatan viskositas
darah sehingga mempengaruhi hemodinamik sistemik dan organ aliran darah.
darah sehingga mempengaruhi hemodinamik sistemik dan organ aliran darah.
3. KADAR PROTEIN PLASMA
Bila kadarnya naik maka viskositas akan naik dan sebaliknya. Pengaruhnya kurang begitu penting dibandingkan dengan pengaruh hematokrit, sehingga tidak dipertimbangkan secara serius dalam penelitian hemodinamik. Viskositas plasma darah adalah sekitar 1.5 kali air.
Bila kadarnya naik maka viskositas akan naik dan sebaliknya. Pengaruhnya kurang begitu penting dibandingkan dengan pengaruh hematokrit, sehingga tidak dipertimbangkan secara serius dalam penelitian hemodinamik. Viskositas plasma darah adalah sekitar 1.5 kali air.
4. KECEPATAN ALIRAN DARAH
Sebagai gambaran air, gas dan fluida homogen lainnya adalah fluida Newtonian dimasukkan sebagai fluida yang viskositasnya tidak tergantung pada kecepatan aliran. Fluida Newtonian bergerak streamline atau aliran laminar. Viskositas dari non fluida Newtonian berkurang dengan meningkatnya kecepatan aliran. Darah adalah tidak homogen dengan viskositasnya tergantung pada kecepatan aliran. Viskositas darah meningkat hebat dengan menurunnya kecepatan aliran. Karena kecepatan aliran darah dipembuluh kecil sangat rendah, seringkali kurang dari 1mm/detik, viskositas darah dapat meningkat sebanyak 10 kali lipat dari faktor itu sendiri. Efek ini sebagian disebabkan oleh perlekatan antara sel - sel darah merah yang bergerak lambat satu dengan yang lainnya (pembentukan rouleaux dan kumpulan yang lebih besar) atau dengan dinding pembuluh.
Sebagai gambaran air, gas dan fluida homogen lainnya adalah fluida Newtonian dimasukkan sebagai fluida yang viskositasnya tidak tergantung pada kecepatan aliran. Fluida Newtonian bergerak streamline atau aliran laminar. Viskositas dari non fluida Newtonian berkurang dengan meningkatnya kecepatan aliran. Darah adalah tidak homogen dengan viskositasnya tergantung pada kecepatan aliran. Viskositas darah meningkat hebat dengan menurunnya kecepatan aliran. Karena kecepatan aliran darah dipembuluh kecil sangat rendah, seringkali kurang dari 1mm/detik, viskositas darah dapat meningkat sebanyak 10 kali lipat dari faktor itu sendiri. Efek ini sebagian disebabkan oleh perlekatan antara sel - sel darah merah yang bergerak lambat satu dengan yang lainnya (pembentukan rouleaux dan kumpulan yang lebih besar) atau dengan dinding pembuluh.
5. DIAMETER PEMBULUH DARAH
Karena sebagian besar tahanan dalam sistem sirkulasi terjadi di pembuluh darah yang sangat kecil, maka penting untuk mengetahui bagaimana viskositas darah mempengaruhi aliran darah dalam pembuluh darah kecil.
Karena sebagian besar tahanan dalam sistem sirkulasi terjadi di pembuluh darah yang sangat kecil, maka penting untuk mengetahui bagaimana viskositas darah mempengaruhi aliran darah dalam pembuluh darah kecil.
a. Aliran darah dalam pembuluh kecil memperlihatkan jauh lebih sedikit efek viskus dari pada di pembuluh besar. Efek ini disebut efek Fahraeus-Lindqvist. Hal ini mulai muncul bila diameter pembuluh turun dibawah sekitar 1,5 melimeter. Pada pembuluh sekitar kapiler, viskositas darah lengkap menurun menjadi setengah dari yang ada di pembuluh besar. Efek Fahraeus-Lindqvist disebabkan oleh pengelompokan sel darah merah sewaktu melalui pembuluh. Artinya sel - sel darah merah, yang biasanya bergerak secara acak, sekarang berjajar dan bergerak melalui pembuluh sebagai kelompok tunggal, sehingga menghilangkan tahanan viskus yang timbul secara internal dalam pembuluh itu sendiri.
b. Sel - sel sering kali tertumpuk pada tempat konstriksi di pembuluh darah kecil, hal ini terutama terjadi dikapiler tempat nukleus sel - sel endotel menonjol ke dalam lumen kapiler. Bila hal ini terjadi, aliran darah dapat menjadi terhambat selama seperbeberapa detik atau lebih lama, sehingga memperlihatkan efek kenaikan viskositas yang luar biasa. Akibat efek - efek khusus yang terjadi di pembuluh kecil sistem sirkulasi ini, tidak mungkin mendapatkan suatu hubungan matematik yang pasti tentang bagaimana hematokrit mempengaruhi viskositas di pembuluh kecil, yang merupakan tempat di sistem sirkulasi dimana viskositas berperan sangat penting. Karena beberapa dari pengaruh ini menurunkan viskositas dan lainnya meningkatkan viskositas, maka biasanya dianggap bahwa seluruh pengaruh viskus di pembuluh kecil kira-kira sama dengan yang timbul dipembuluh besar.
Sumber :
Lili Irawati. 2016. Viskositas Darah dan Aspek Medisnya. Diakses tanggal 22 Juli 2016. Bagian Fisika kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Link ; http://jurnalmka.fk.unand.ac.id/index.php/art/article/viewFile/74/71
Post a Comment