Teori Nutfah Penyakit (Louis Pasteur, Robert Koch) - Seri Edukasi Teknologi Laboratorium Medik
Table of Contents
Bahkan sebelum Pasteur berhasil membuktikan bahwa bakteri menjadi penyebab beberapa penyakit, banyak pengamatan yang cermat menentang keras adanya teori nutfah penyakit. Dalam tahun 1546 Fracastoro dari Verona (1483 - 1553) menyatakan bahwa penyakit dapat disebabkan oleh jasad renik yang terlalu kecil untuk dapat dilihat yang dipindahkan (ditularkan) dari seseorang ke orang lain.
Pada tahun 1762 Von Plenciz dari Vienna tidak hanya mengemukakan bahwa sesungguhnya makhluk hiduplah yang menjadi penyebab penyakit, tetapi juga berpendapat bahwa berbagai jasad renik menimbulkan bermacam - macam penyakit pula. Konsepsi parasitisme, yakni adanya organisme yang hidup pada atau didalam organisme lain dengan mengambil nutrien dari padanya, tersebar luas dalam tahun 1700-an. Hal ini tercermin dalam karya tulis Jonathan Swift (1667 - 1745), seorang satiris Inggris pada awal abad kedelapan belas:
"Demikianlan seorang penyelidik alam mengamati, seekor kutu mempunyai kutu - kutu yang lebih kecil yang memangsanya; Dan ini juga mempunyai kutu - kutu yang lebih kecil lagi yang menggigitinya, Dan demikianlah seterusnya tanpa ada akhirnya".
Oliver Wendell Holmes (1809 - 1894), seorang fisikawan dan sastrawan, dalam tahun 1843 secara tegas menyatakan bahwa demam nifas itu (demam yang timbul ketika baru melahirkan), yang sering fatal, menular dan boleh jadi disebabkan oleh mikroorganisme yang dibawa oleh bidan dan dokter, dari ibu yang satu kepada yang lain. Pada waktu yang hampir bersamaan (1840-an) ahli fisika Hongaria, Ignaz Philip Semmelweis (1818 - 1865) mempelopori penggunaan obstetrik (kebidanan) yang dapat mengurangi kemungkinan infeksi yang disebabkan jasad - jasad renik.
Karena keberhasilan Pasteur dalam memecahkan masalah fermentasi maka pemerintah Perancis memintanya untuk meneliti pebrine, penyakit pada ulat sutra yang menghancurkan industri sutra yang penting di negara tersebut. Ternyata masalah itu rumit, dan selama beberapa tahun ia mencari - cari pemecahannya dengan susah payah. Akan tetapi, pada akhirnya ia berhasil mengisolasi jasad renik (suatu protozoa) penyebabnya. Pasteur bahkan meningkat lebih lanjut dan menganjurkan kepada para petani ulat sutra agar mereka menyeleksi ualt - ulat baru yang sehat dan bebas penyakit untuk menghindari penyakit itu.
Kemudian Pasteur (1877) menangani masalah antraks, penyakit pada sapi, domba, dan terkadang manusia. Setelah mengamati penyebab penyakit itu dari darah hewan yang mati karena penyakit tersebut, maka ia menumbuhkannya dalam labu - labu di laboratorium.
Selama tahun 1870-an, Robert Koch (1843 - 1910) juga sibuk dengan masalah antraks di Jerman. Koch adalah seorang dokter yang tenang dan sangat teliti, ia terkadang melalaikan praktek dokter nya untuk mengejar ilmu baru yang sangat memukau yaitu Bakteriologi. Dia pula yang mengisolasi bakteri khas yang berbentuk batang dengan ujung - ujungnya yang agak persegi (basilus) dari darah biri - biri yang mati karena antraks. Ia menumbuhkan bakteri itu di laboratorium, memeriksanya dnegan mikroskop untuk meyakinkan bahwa hanya satu macam yang ada, kemudian menyuntikannya pada mencit untuk mengetahui apakah hewan - hewan itu terinfeksi dan menimbulkan gejala antraks. Dari mencit - mencit tersebut dia mengisolasi bakteri seperti yang diperoleh semula dari biri - biri yang mati karena antraks tadi. Inilah untuk pertama kalinya suatu bakteri dapat dibuktikan sebagai penyebab penyakit hewan. Kemudian Koch menemukan bakteri yang menimbulkan tuberkulosis dan kolera.
Baca juga :
Baca juga :
- Sejarah Mikrobiologi - Seri Edukasi Tenaga Laboratorium Medik
- Teori Nutfah Fermentasi Louis Pasteur - Seri Edukasi Teknologi Laboratorium Medik
PENTING : Terimakasih sudah berkunjung ke website Kami. Untuk yang mengambil artikel dari website Kami, dimohon untuk mencantumkan sumber pada tulisan / artikel yang Anda muat. Terimakasih atas kunjungannya
Sumber :
- Michael J. pelczar dan E.C.S Chan. (1986). Dasar - Dasar Mikrobiologi. Hal ; 16 - 17. Jakarta ; Penerbit Univeristas Indonesia (UI-press).
Post a Comment