Pemeriksaan Urine secara Makroskopis | Seri Edukasi Teknologi Laboratorium Medik
Table of Contents
Urin merupakan keluaran akhir yang dihasilkan ginjal sebagai akibat kelebihan urine dari penyaringan unsur-unsur plasma (Frandson, 1992).
Urine atau urin merupakan cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urine diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urine disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra (Ningsih, 2012).
Tujuan
Untuk mengetahui atau melihat pH, warna, kekeruhan, Bj, bau dan buih.
Alat/ bahan :
1. Pipet tetes
2. Tabung reaksi
3. Refraktometer
4. Kertas lakmus
5. Gunting
6. Tissue
Cara Kerja :
1. Pemeriksaan Ph pada Urine
Untuk mengetahui atau melihat pH, warna, kekeruhan, Bj, bau dan buih.
Alat/ bahan :
1. Pipet tetes
2. Tabung reaksi
3. Refraktometer
4. Kertas lakmus
5. Gunting
6. Tissue
Cara Kerja :
1. Pemeriksaan Ph pada Urine
- Disiapkan kertas lakmus biru, merah, lalu letakkan kertas lakmus ditempat yang datar.
- Diteteskan sampel urine pada kertas lakmus tersebut.
- Amati perubahan yang terjadi basa atau asam.
- Apabila lakmus merah tetap merah, sedangkan lakmus biru menjadi merah : Ph asam.
- Apabila lakmus merah menjadi biru, sedangkan lakmus biru tetap biru : PH basa.
2. Pemeriksaan warna Urine
- Siapkan tabung reaksi yang bersih, kering dan jernih ( tabung yang tidak buram).
- Isi sampel kedalam tabung 2/3 bagian.
- Amati urine tersebut di tempat yang terang.
Kemudian catat hasilnya.
3. Pemeriksaan kekeruhan
- Masukkan sampel urine kedalam tabung reaksi yang bersih kering dan jernih
- Amati urine tersebut di tempat yang terang, lalu
- Catat hasil : jernih , agak keruh, keruh atau sangat keruh
4. Pemeriksaan Bj
- Siapkan urine yang digunakan untuk pemeriksaan
- Siapkan refraktometer
- Pipet urine dari tabung ? wadah tempat sampel urine dengan menggunakan pipet tetes
- Teteskan kepentas refraktometer ( tempat meletakkan sampel )
- Sebelum diteteskan sampel jangan lupa dibersihin dulu pentasnya tersebut , lalu setelah ditetesin sampel
- Tutup dengan perekat yang sudah ada direfraktometer
- Lalu amati dan baca hasil nya , setelah dibaca hasilnya bersihin lagi pentas refraktometer tersebut
5. Pemeriksaan bau urine
- Kibas-kibas kan telapak tangan diatas tabung reaksi wadah yang berisi sampel urine sampai tercium bau dari urine tersebut
- Catat hasilnya : bau khas, bau makanan, bau obat, dll
6. Pemeriksaan buih
• masukkan sampel urine kedalam tabung reaksi
• kemudian kocok tabung yang berisi sampel tersebut
• amati yang terjadi :
- tidak berbuih
- sedikit berbuih
- buih banyak
- buih banyak lama hilang
- warna buih kuning
Pembahasan :
- Urine normal berwarna antara kuning muda sampai kuning tua warna itu disebabkan oleh karena adanya urobilin lurocrom
- Bj urine mercerminkan jumlah zat padat yang terlarut dalam urin bj normal urine berkisar (1.015 1,025)
- Ph normal pada urine kira-kira sedikit asam
- Warna urine yang normal kuning-kuningan dan ada juga urine yang jernih itu disebabkan karena obat itu warnanya kuning ke orange- orange
- Urine normal baunya memusingkan
Baca juga :
- Pemeriksaan Bilirubin Urine (Metode Rosin) | Seri Edukasi Teknologi Laboratorium Medik
- Pemeriksaan Bilirubin Urin (Horrison) | Seri Edukasi Teknologi Laboratorium Medik
- Pemeriksaan LDL Kolesterol (Serum) - Seri Edukasi Teknologi Laboratorium Medik
PENTING : Terimakasih sudah berkunjung ke website Kami. Untuk yang mengambil artikel dari website Kami, dimohon untuk mencantumkan sumber pada tulisan / artikel yang Anda muat. Terimakasih atas kunjungannya.
Post a Comment