Pewarnaan Ziehl-Neelsen (Untuk Pendeteksian Basil Tahan Asam) | Menurut W.H.O
Table of Contents
Larutan pewarna Ziehl-Neelsen dipakai untuk mengidentifikasi mikobakterium dan ookista Cryptosporidium spp.
Prinsip
Mikobakterium dan Ookista Cryptosporidium spp., yang diwarnai dengan larutan fuksin karbol yang pekat dan panas, resisten terhadap pemudaran warna oleh larutan asam atau asam-etanol sehingga tetap berwarna merah. Jaringan dan organisme lainnya memudar warnanya oleh larutan asam-etanol dan terwarnai dengan larutan pewarna lain, mis., terwarnai biru dengan biru metilen.
Mycobacterium leprae dan ookista Cryptosporidium spp. hanya resisten terhadap pemudaran oleh larutan asam atau asam-etanol lemah. Spesies-spesies ini diperlihatkan teknik pewarnaan Ziehl-Neelsen yang dimodifikasi.
Mycobacterium spp. dan ookista Cryptosporidium spp. dikenal sebagai basil "tahan asam" karena basil - basil ini resisten terhadap pemudaran warna oleh larutan asam. Basil - basil ini tidak terwarnai dengan baik kalau memakai larutan pewarna Gram atau larutan pewarna sederhana lainnya, seperti biru metilen.
Prinsip
Mikobakterium dan Ookista Cryptosporidium spp., yang diwarnai dengan larutan fuksin karbol yang pekat dan panas, resisten terhadap pemudaran warna oleh larutan asam atau asam-etanol sehingga tetap berwarna merah. Jaringan dan organisme lainnya memudar warnanya oleh larutan asam-etanol dan terwarnai dengan larutan pewarna lain, mis., terwarnai biru dengan biru metilen.
Mycobacterium leprae dan ookista Cryptosporidium spp. hanya resisten terhadap pemudaran oleh larutan asam atau asam-etanol lemah. Spesies-spesies ini diperlihatkan teknik pewarnaan Ziehl-Neelsen yang dimodifikasi.
Mycobacterium spp. dan ookista Cryptosporidium spp. dikenal sebagai basil "tahan asam" karena basil - basil ini resisten terhadap pemudaran warna oleh larutan asam. Basil - basil ini tidak terwarnai dengan baik kalau memakai larutan pewarna Gram atau larutan pewarna sederhana lainnya, seperti biru metilen.
Tabel 1 : Organisme yang terwarnai oleh larutan pewarna Ziehl-Neelsen
Sampel
|
Organisme
|
Sputum
|
M. tuberculosis
M. bovis
|
Kulit
|
M.leprae
M. ulcerans
|
Urin
|
M. tuberculosis
M. bovis
|
Feses
|
Cryptosporodium spp.
|
Bilasan lambung
|
M. tuberculosis
M. bovis
|
Tabel 2 : Pelaporan Jumlah basil Tahan Asam yang Ditemukan
Jumlah basil tahan asam per lapangan pandang mikroskop
|
Cara melaporkan
|
< 0,1 (<10 per lapang pandang)
|
Tuliskan jumlah basil yang ditemukan per 100 lapang pandang
|
0,1 - 1 (10 - 100 per 100 lapang pandan)
|
+
|
1– 10
|
++
|
>10
|
+++
|
Alat dan Bahan
- Mikroskop
- Lampu Spiritus atau pemasa Bunsen
- Rak kaca objek
- Pinset
- Larutan fuksin karbol pewarnaan Ziehl-Neelsen (disaring sebelum dipakai).
- Asam-etanol untuk pewarnaan Ziehl-Neelsen.
- Larutan hijau malasit 1%, diencerkan 1:1 dengan air suling, atau larutan biru metilen.
Metode :
- Fiksasi apusan.
- Teteskan larutan pewarna fuksin karbol yang telah disaring hingga menutupi keseluruhan apusan. Angkat kaca objek dengan pinset dan panaskan sebentar dengan lampu spiritus atau pemanas Bunsen sampai larutan pewarna tampak mulai menguap (pada suhu sekitar 60oC-Jangan memanaskan berlebihan).
- Diamkan kaca objek selama 5 menit supaya benar - benar terwarnai.
- Bilas dengan air bersih dan teteskan asam-etanol hingga menutupi keseluruhan apusan; diamkan selama 5menit atau sampai mejadi pink.
- Bilas dengan air bersih dan teteskan hijau malasit atau biru metilen hingga menutupi keseluruhan apusan selama 1 - 2 menit.
- Bilas lagi dengan air bersih dan taruh kaca objek, dengan posisi tegak, di dalam rak kaca objek, biarkan mengering dengan sendirinya. Jangan mengeringkannya dengan tisu atau kertas penyerap cairan.
Pemeriksaan Mikroskopik
Amati preparat di bawah mikroskop; pertama - tama,pakai objektif x40 untuk melihat distribusi pulasan. Selanjutnya, amati pulasan serta sistematik dengan objektif x100 (pakai minyak imersi) untuk mendeteksi basil tahan asam (basil berwarna merah).
Amati preparat di bawah mikroskop; pertama - tama,pakai objektif x40 untuk melihat distribusi pulasan. Selanjutnya, amati pulasan serta sistematik dengan objektif x100 (pakai minyak imersi) untuk mendeteksi basil tahan asam (basil berwarna merah).
Periksa preparat secara berururutan, mulai dari yang satu ke ujung yang lain, hingga keseluruhan pulasan teramati. Hitung jumlah basil tahan asam yang ditemukan per lapangan pandang mikrsokop (atau per 100 lapangan pandang mikroskop, kalau jumlah basil tahan asam sedikit sekali).
Sebelum dipakai untuk memeriksa preparat lainnya, bersihkan objektif dengan tisu lensa untuk mencegah pindahnyta basil tahan asam ke preparat berikutnya.
Kalau terlihat basil berwarna merah, tuliskan "ditemukan basil tahan asam". Laporkan juga jumlah basil tahan asam yang ditemukan, seperti yang sudah disajukan dalam tabel diatas.
Kalau tidak ada basil tahan asam yang terlihat, tuliskan "tidak ditemukan basil tahan asam".
Baca juga :
- Pewarnaan BTA (Bakteri Tahan Asam) - Seri Edukasi Teknologi Laboratorium Medik
- Teknik Pewarnaan Gram | WHO
- Pewarnaan Albert (Untuk Pendeteksian Carynobacterium diphtheriae) | Menurut W.H.O
PENTING : Terimakasih sudah berkunjung ke website Kami. Untuk yang mengambil artikel dari website Kami, dimohon untuk mencantumkan sumber pada tulisan / artikel yang Anda muat. Terimakasih atas kunjungannya.
WHO. (2003). Pedoman Teknik Dasar Untuk Laboratorium Kesehatan ; Edisi 2. Hal ; 197 – 198. Alih Bahasa Chairlan dan Lestari. Jakarta ; Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Post a Comment