Rematik Tidak Sama dengan Asam Urat
Table of Contents
Infolabmed.com. Setiap yang disertai rasa nyeri dan kekakuan pada sistem muskuloskeletal (otot rangka dan persendian) disebut rematik, termasuk diantaranya penyakit jaringan iakt (penyakit kolagen). Sementara, istilah artritis, umumnya digunakan apabila sendi menjadi tempat utama penyakit rematik. Misalnya, apabila sendi pergelangan tangan terasa sakit, maka itu disebut artritis.
Reumatologi adalah ilmu yang mempelajari penyakit sendi, termasuk penyakit arthritis. Reumatologi merupakan salah satu sub-bagian dari ilmu penyakit dalam. Hingga saat ini dikenal lebih dari seratus macam penyakit sendi yang sering kali memberikan gejala yang hampir sama. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan diagnostik yang cermat agar diperoleh diagnosis yang tepat, sehingga penanganannyapun lebih terarah.
Penyakit rematik dapat menyerang semua umur, tetapi frekuensinya berbeda-beda pada berbagai kelompok umur. Misalnya, osteoartritis lebih sering terjadi pada usia lanjut. Sementara, lupus eritematosus sistemik (LES) lebih banyak terjadi pada wanita usia muda.
GEJALA KLINIS REMATIK
Nyeri sendi merupakan keluhan utama penderita rematik. Nyeri yang disertai penjalaran rasa nyeri ke tempat yang jauh merupakan keluhan khas yang disebabkan oleh penekanan cabang syaraf (penyakit syaraf), bukan rematik. Selain itu, perlu dibedakan juga nyeri yang disebabkan oleh perubahan mekanis dengan nyeri yang disebabkan oleh peradangan (inflamasi).
Pada nyeri mekanis, nyerinya timbul setelah aktivitas dan hilang setelah istirahat, serta tidak timbul pada pagi hari. Sebaliknya, nyeri inflamasi (peradangan) akan bertambah berat pada pagi hari saat bangun tidur, dan disertai kaku sendi atau nyeri hebat pada awal gerak, tetapi berkurang justru setelah melakukan ativitas.
Pada artritis rhematoid (peradangan sendi yang bersifat menyeluruh dan berlangsung lama), nyeri yang paling berat biasanya terjadi pada pagi hari dan akan membaik pada siang hari, serta sedikit lebih berat pada malam hari. Berbeda halnya dengan osteoartritis (penyakit kerusakan tulang rawan sendi). Nyeri paling berat terjadi pada malam hari, sedangkan pagi hari terasa lebih ringan dan membaik pada siang hari.
Sementara, pada artritis gout, nyeri yang terjadi biasanya berupa serangan yang hebat saat bangun pagi. Sedangkan, pada malam hari sebelumnya, penderita malah tidak merasakan apa - apa. Nyeri ini biasanya akan hilang sendiri dan sangat mudah diobati.
Keluhan lainnya dari penderita rematik adalah kaku sendi. Penderita merasa sukar menggerakan sendi. Hal ini biasanya disebabkan oleh desakkan cairan yang berada di sekitar jaringan yang mengalami inflamasi, seperti kapsul sendi, cairan sinovia, atau bursa sendi (tempat melekatnya otot pada sendi).
Kaku sendi semakin nyata pada pagi hari atau setelah istirahat. Namun, setelah digerak-gerakkan, cairan sendi akan menyebar dari jaringan yang mengalami inflamasi dan penderita merasa terlepas dari ikatan. lama dan beratnya kaku sendi pada pagi hari atau setelah istirahat sesuai dengan berat ringannya inflamasi sendi.
Selain itu, penderita rematik tidak jarang mengalami bengkak sendi. Pada sendi, terjadi perubahan warna, bentuk, atau posisi struktur ekstremitas (anggota gerak tubuh). Hal ini tentu akan mengganggu aktivitas sehari - hari.
PEMERIKSAAN REMATIK
Pemeriksaan pertama yang diperlukan untuk menagani penderita rematik adalah pemeriksaan jasmani, yang meliputi gaya berjalan, sikap atau postur tubuh, kelainan sendi, perubahan kulit, dan kenaikan suhu disekitar sendi.
Selain itu, dilanjutkan dengan pemeriksaan ada atau tidaknya bengkak sendi, nyeri saat diraba, luas gerak sendi, dan krepitasi (bunyi berderak yang dapat diraba sepanjang gerakan sendi). Selain itu, dilihat juga adakah atrofi otot (pengecilan otot), penurunan kekuatan otot, ketidakstabilan atau kegoyahan, gangguan fungsi, serta nodul (benjolan) yang sering ditemukan pada artritis gout (disebut tofi) dan artritis rematoid (disebut nodul rheumatoid).
Pemeriksaan kedua adalah pemeriksaan laboratorium dan prosedur diagnostik. Pada penderita rematik, hampir selalu dilakukan pemeriksaan darah tepi lengkap ; laju endap darah (LED); kadar kalsium, fosfor, fosfatase alkali, dan asam urat; serta kreatinin darah.
Selain itu, diperiksa pula kadar protein serum atau elektroforesis dan foto rontgen tangan atau sendi lain sesuai gambaran klinis. Bila perlu, pada penderita rematik juga diperiksa faktor rheumatoid, res ANA, dan analisis cairan sendi.
Melihat begitu banyaknya pemeriksaan yang dilakukan pada penderita rematik, memperjelas kita betapa rumitnya mengelola penyakit rematik. Sebab, variasi penyakit rematik memang banyak sekali, bukan sekedar sakit sendi yang cukup diobati dengan obat sakit rematik yang dijual bebas di pasaran.
Sumber :
dr. H. Muchlis Achsan U.S,Sp.PD-KPTI dan dr. Dito Anurogo. 2013. 5 Menit Memahami 55 Problematika Kesehatan. Hal ; 105 - 107. Penerbit D-Medika ; Yogyakarta.
Pada nyeri mekanis, nyerinya timbul setelah aktivitas dan hilang setelah istirahat, serta tidak timbul pada pagi hari. Sebaliknya, nyeri inflamasi (peradangan) akan bertambah berat pada pagi hari saat bangun tidur, dan disertai kaku sendi atau nyeri hebat pada awal gerak, tetapi berkurang justru setelah melakukan ativitas.
Pada artritis rhematoid (peradangan sendi yang bersifat menyeluruh dan berlangsung lama), nyeri yang paling berat biasanya terjadi pada pagi hari dan akan membaik pada siang hari, serta sedikit lebih berat pada malam hari. Berbeda halnya dengan osteoartritis (penyakit kerusakan tulang rawan sendi). Nyeri paling berat terjadi pada malam hari, sedangkan pagi hari terasa lebih ringan dan membaik pada siang hari.
Sementara, pada artritis gout, nyeri yang terjadi biasanya berupa serangan yang hebat saat bangun pagi. Sedangkan, pada malam hari sebelumnya, penderita malah tidak merasakan apa - apa. Nyeri ini biasanya akan hilang sendiri dan sangat mudah diobati.
Keluhan lainnya dari penderita rematik adalah kaku sendi. Penderita merasa sukar menggerakan sendi. Hal ini biasanya disebabkan oleh desakkan cairan yang berada di sekitar jaringan yang mengalami inflamasi, seperti kapsul sendi, cairan sinovia, atau bursa sendi (tempat melekatnya otot pada sendi).
Kaku sendi semakin nyata pada pagi hari atau setelah istirahat. Namun, setelah digerak-gerakkan, cairan sendi akan menyebar dari jaringan yang mengalami inflamasi dan penderita merasa terlepas dari ikatan. lama dan beratnya kaku sendi pada pagi hari atau setelah istirahat sesuai dengan berat ringannya inflamasi sendi.
Selain itu, penderita rematik tidak jarang mengalami bengkak sendi. Pada sendi, terjadi perubahan warna, bentuk, atau posisi struktur ekstremitas (anggota gerak tubuh). Hal ini tentu akan mengganggu aktivitas sehari - hari.
PEMERIKSAAN REMATIK
Pemeriksaan pertama yang diperlukan untuk menagani penderita rematik adalah pemeriksaan jasmani, yang meliputi gaya berjalan, sikap atau postur tubuh, kelainan sendi, perubahan kulit, dan kenaikan suhu disekitar sendi.
Selain itu, dilanjutkan dengan pemeriksaan ada atau tidaknya bengkak sendi, nyeri saat diraba, luas gerak sendi, dan krepitasi (bunyi berderak yang dapat diraba sepanjang gerakan sendi). Selain itu, dilihat juga adakah atrofi otot (pengecilan otot), penurunan kekuatan otot, ketidakstabilan atau kegoyahan, gangguan fungsi, serta nodul (benjolan) yang sering ditemukan pada artritis gout (disebut tofi) dan artritis rematoid (disebut nodul rheumatoid).
Pemeriksaan kedua adalah pemeriksaan laboratorium dan prosedur diagnostik. Pada penderita rematik, hampir selalu dilakukan pemeriksaan darah tepi lengkap ; laju endap darah (LED); kadar kalsium, fosfor, fosfatase alkali, dan asam urat; serta kreatinin darah.
Selain itu, diperiksa pula kadar protein serum atau elektroforesis dan foto rontgen tangan atau sendi lain sesuai gambaran klinis. Bila perlu, pada penderita rematik juga diperiksa faktor rheumatoid, res ANA, dan analisis cairan sendi.
Melihat begitu banyaknya pemeriksaan yang dilakukan pada penderita rematik, memperjelas kita betapa rumitnya mengelola penyakit rematik. Sebab, variasi penyakit rematik memang banyak sekali, bukan sekedar sakit sendi yang cukup diobati dengan obat sakit rematik yang dijual bebas di pasaran.
Sumber :
dr. H. Muchlis Achsan U.S,Sp.PD-KPTI dan dr. Dito Anurogo. 2013. 5 Menit Memahami 55 Problematika Kesehatan. Hal ; 105 - 107. Penerbit D-Medika ; Yogyakarta.
Post a Comment