Personalized Medicine (CYP2C19) Pada Penyakit Jantung
Table of Contents
http://drugsdetails.com/ |
Infolabmed.com. Peranan Genetik CYP2C19 dalam monitoring Obat Clopidogrel. Dua orang pasien, Bapak Amran dan Bapak Amir sama - sama mengkonsumsi Obat Clopidogrel dengan dosis standar yang sama sejak satu tahun yang lalu, sejak mengalami serangan jantung pertama. Namun, secara tiba - tiba, Bapak Amran mengalami kejadian serangan jantung berulang. Setelah diselidiki, ternyata Bapak Amran tidak cukup menerima dosis Clopidogrel atau dengan kata lain, dosis obatnya harus dinaikkan. Dan ternyata dari hasil penyelidikan tersebut, peranan genetiklah yang menyebabkan hal ini dapat terjadi.
Respon seseorang terhadap obat tidalah sama. Ada beberapa hal yang menyebabkan perbedaan respon seseorang terhadap obat, diantaranya genetik, usia, jenis kelamin, lingkungan dan penyakit. Oleh karena itu, pemberian terapi seragam atau satu obat untuk semua pasien untuk menangani suatu penyakit tertentu, tidak memberkan hasil pengobatan yang sama.
Dengan demikian, untuk menangani satu penyait yang diderita seorang pasien haruslah dengan pendekatan individual yang sesuai dengan kondisinya yang khas. Hal ini dikenal sebagai pengobatan secara personal atau personalized Medicine.
Korelasi atau hubungan antara faktor genetik dengan penyakit jantung masih menjadi topik penelitian yang hangat diseluruh dunia. Adanya variasi genetik pada enzim yang memetabolisme obat, dapat menyebabkan aktivitas enzim yang dihasilkan berbeda.
Enzim yang dihasilkan dapat saja memetabolisme obat menjadi zat aktif seperti harapan semula, tetapi dapat juga menghasilkan zat yang justru menimbulkan efek samping. Karena itu, sebelum memulai terapi perlu dilakukan pemeriksaan genetik, untuk mengetahui apakah gen akan berpengaruh atau tida terhadap obat yang akan diminumnya. Hal ini dilakukan untuk menentukan jenis dan atau dosis obat yang akan diminum itu, yang akan berpengaruh terhadap efek pengobatan dan kesembuhan seseorang.
CLOPIDOGREL DAN PENYAKIT JANTUNG
Clopidogrel merupakan salah satu obat yang familiar pada penderita penyait jantung. Salah satu penyebab penyakit jantung adalah adanya pembekuan darah di pembuluh darah arteri, sehingga akan membuat aliran darah keseluruh tubuh terhambat. Clopidogrel merupakan obat anti pembekuan darah yang bekerja dengan menghambat pembentukan bekuan di pembuluh darah sehingga dapat mencegah terjadinya serangan jantung dan stroke yang diakibatkan dari penyumbatan pembuluh darah.
Clopidogrel akan diberikan kepada orang beresiko tinggi dan yang baru terkena serangan jantung dan stroke. Contoh orang yang beresiko tinggi adalah penderita gangguan sirkulasi darah, sindrom koroner akut, atau fibrilasi atrium.
METABOLISME OBAT CLOPIDOGREL
Clopidogrel adalah prodrug, atau obat yang belum aktif sebelum diaktivasi terlebih dahulu oleh hati sehingga menjadi active drug, atau obat yang aktif dan dapat memberikan efek kepada tubuh. Sitokrom P450 (CYP) adalah sekelompok enzyme (isoenzim) yang memainkan peranan penting dalam metabolisme atau mengubah obat menjadi metabolisme aktif.
Salah satu enzim di hati yang berperan dalam memetabolisme obat clopidogrel menjadi metabolit yang aktif adalah CYP2C19. Oleh karena itu, jika seseorang mengalami mutasi genetik CYP2C19 akan berpengaruh kepada kemampuan dari enzim CYP2C19 mereka dalam mengubah obat Clopidogrel menjadi metabolit aktif.
Akibat dari mutasi genetik ini adalah penurunan, peningkatan, bahkan hilangnya aktivitas enzim. Sehingga individu yang mengalami mutasi gen CYP2C19 ini, apabila diberikan atau mengkonsumsi Clopidogrel memerlukan peningkatan dosisi atau bahkan alternatif terapi yang lain.
"BOXED WARNING" PADA PENGGUNAAN CLOPIDOGREL
Pada bulan maret 2010, Food and Drug Administration (FDA) menyetujui sebuah "Boxed Warning" pada label Clopidogrel yang memberikan informasi mengenal kemungkinan terjadinya penurunan efektivitas obat bagi pasien dengan gangguan kemampuan untuk mengubah obat menjadi bentuk aktifnya.
Peringatan pada box ini berdasarkan pandangan bahwa efek anti pembekuan darah clopidogrel sangat tergantung dari aktivasinya oleh sistem enzym CYP sehingga pasien dengan penurunan fungsi CYP2C19 akibat mutasi genetik tidak dapat memetabolisme clopidgorel dengan baik sehingga memiliki angka kejadian kardiovaskuler yang tinggi setelah terjadinya Sindrom Koroner Akut dan Intervensi Koroner Perkuatan (PCI) dibandingkan pasien dengan CYP2C19 normal.
Peringatan ini juga menginformasikan bahwa telah tersedia pemeriksaan laboratorium yang dapat mengidentifikasi pasien dengan mutasi genetik dan oleh karena itu strategi pengobatan alternatif mesti dipertimbangkan pada kelompok yang termasuk ke dalam kelompok poor metabolizer. Istilah poor metabolizer (PM) mengacu pada individu yang memiliki mutasi genetik sehingga menyebabkan kehilangan seluruh fungsi enzim atau enzim tidak dapat berfungsi untuk memetabolisme obat Capridogrel.
Sumber :
Smart Living. 2016. Personalized Medicine (CYP2C19) Pada Penyakit Jantung. Edisi 58 Maret - April 2016. Hal : 34 -35. Jakarta.
Post a Comment