Pendahuluan : Pemeriksaan Laboratorium Pada Sifilis dan Gonorrhoe
Table of Contents
Pemeriksaan laboratorium S1filis dan G0norhoe |
Infolabmed. Pada artikel ini kami akan terus berupaya memberikan edukasi-edukasi tentang berbagai pemeriksaan laboratorium baik yang sudah pernah diajarkan di kampus atau pun yang belum. Materi pendahuluan ini dituliskan di web untuk memberikan prolog pada e book yang akan dibuat sama dengan judul yaitu Pemeriksaan Laboratorium Pada Sifilis dan G0norrhoe.
Penyakit Menular S**sual (PMS) adalah sekelompok penyakit menular yang biasanya ditularkan melalui hubungan s**sual. PMS dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, protozoa atau ektoparasit. Di sebagaian negara, insiden PMS masih tinggi dan setiap tahun beberapa juta kasus baru ditemukan beserta komplikasi medisnya antara lain kemandulan, kecacatan, gangguan kehamilan, gangguan pertumbuhan, kanker bahkan kematian.
Penyakit yang termasuk PMS adalah gonore, sifilis, uretris non gonore (UNG), limfogranuloma inguinale (LGV), ulkus mole, vagionosis, herpes genitalis, trikomoniasis, giardiasis, dan lain-lain.
Karena banyaknya penyakit yang termasuk dalam PMS, maka pada protap ini hanya akan dibahas mengenai penyakit s1filis dan gonore.
S1filis adalah penyakit kelamin yang bersifat kronis dan sistemik. Meskipun s1filis pada saat ini sudah dapat dikendalikan dibandingkan dengna gonore, tetapi s1filis masih merupakan penyakit yang berbahaya karena dapat menyerang seluruh organ tubuh termasuk sistem kartdiovaskuler, saraf dan juga dapat menyebabkan kelainan bawaan.
Stadium s1filis terdiri dari :
- S1filis primer : ditandai adanya makula berwarna merah muda, terutama pada alat genital. Makula kemudian akan menjadi bentuk papular dan terjadi ulserasi (primary chance). Chancre yang tidak diobati akan sembuh dalam 3-8 minggu, tetapi masih dapat tetap ada pada stadium sekunder. Diagnosis ditegakkan dengan menemukan kuman T.palldium dan berdasarkan tes serologi. Jika hasil tes serologi negatif, maka tes diulang setelah 3 minggu.
- S1filis sekunder : interval antara munculnya ulkus primer dengan manifestasi klinik sifilis sekunder bervariasi antara 6-8 minggu. Diagnosis tidak hanya ditegakkan berdasarkan gejala klinik, tetapi harus didukung dengan identifikasi T.pallidum pada serum yang diambil dari lesi dan ulkus mukosa. Tes serologi positif pada stadium in, tapi tidak bisa dijadikan dasar untuk menegakkan diagnosis.
- S1filis laten : jika s1filis sekunder tidak diobati, manifestasi kliniknya akan sembuh perlahan-lahan dan akan masuk ke stadium laten. Banyaknya kasus s1filis terdiagnosis dengna tes skrining serologi pada stadium laten ini dan disebut s1filis dini (kurang dari 2 tahun setelah terpapar) atau s1filis lanjut (lebih dari 2 tahun setelah terpapar). Jika hasil serologi positif, maka tes harus diulangi setelah 2 minggu untuk konfirmasi.
- S1filis tersier : gejala klinik s1filis ini dapat terjadi 3 tahun atau lebih setelah s1filis primer. Gejala khas berupa lesi yang disebut gumma. Diagnosis berdasarkan anamnesis, gejala klinik dan tes serologi.
Pada infeksi s1filis dapat terbentuk 2 golongan antibodi dalam darah penderita yaitu antibodi treponemal dan antibodi non treponemal atau reagin. VDRL (Veneral Disease Research Laboratory) adalah salah satu tes non treponemal yang menggunakan teknik flokulasi, dikenal sebagai tes standar untuk s1filis dan penggunaannya telah direkomendasikan oleh WHO. Tes ini cukup mudah dikerjakan dan murah, walaupun baru memberiksan hasil positif sekitar 4 minggu setelah infeksi. Tes VDRL berguna untuk tes skrining dan untuk menilai hasil pengobatan. Tes non treponemal selain VDRL yang dapat digunakan adalah RPR (Rapid Plasma Reagin).
Tes treponemal terutama digunakan untuk konfirmasi tes non treponemal, atau untuk pemeriksaan pasien dengan gejala-gejala s1filis lanjut tanpa melihat bagaimana hasil non treponemalnya. Tes treponemal yang sering digunakan adalah TPHA (Treponemapallidum Hemagglutination Assay), merupakan tes treponemal yang menerapkan teknik hemaglutinasi tidak langsung untuk mendeteksi antibodi spesifik terhadap T. pallidum.
Hasil tes TPHA positif 3-4 minggu setelah infeksi. Pada s1filis dini dengan pengobatan yang efektif, reaktivitas TPHA kadang-kadang baru menghilang beberapa tahun sesudahnya. Pada penyakit yang tidak diobati, TPHA tetap positif dalam semua stadium karena kuman yang peresisten tetap memberikan rangsangan antibodi. Pada stadium lanjut, tes TPHA lebih sensitif daripada tes Treponema pallidum Immobilization (TPI) maupun Fluorescent Treponema Antibody Absorption (FTA-ABS).
G0nore adalah salah satu penyakit infeksi tertua yang teruma melibatkan saluran genitourinaria, walaupun faring, rektum, mata, sendi dan organ lain dapat juga terkena. Diagnosis g0nore dapat dipastikan dengan menemukan Neisseria gonorrhoe atau gonokokus sebagai penyebab penyakit, baik secara mikroskopis ataupun hasil kultur.
Neisseria gonorrhoe adalah diplokokus berbentuk biji kopi, tahan asam, gram negatif yang hanya berhospes alamiah pada manusia. Neisseria gonorrhoe pada mulanya menginfeksi permukaan mukosa saluran genitourinarius, terutama uretra laki-laki dan endotelium serviks perempuan.
Tes Gram dari sekret uretra pria memiliki sensitifitas tinggi (90-95%) dan spesifisitas 95-99%, sedangkan dari endoserviks, sensitivitasnya hanya 45-65% dengan sensitifisitas 90-99%. Tes ini direkomendasikan untuk dilakukan di klinik luar rumah sakit/praktek pribadi, klinik dengan fasilitas laboratorium terbatas, maupun rumah sakit dengan fasilitas laboratorium lengkap.
Tes laboratorium sangat penting karena banyak PMS yang secara klinik tidak menunjukkan kelainan yang jelas. Persiapan penderita dan pengambilan sampel sangat menentukan hasil tes laboratorium.
Sumber :
Hardjoeno, H. Dkk. 2003. Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diagnostik. Lembaga Penerbitan Universitas Hasanuddin (LEPHAS) : Makassar.
PENTING : Terimakasih sudah berkunjung ke website Kami. Untuk yang mengambil artikel dari website Kami, dimohon untuk mencantumkan sumber pada tulisan / artikel yang Anda muat. Terimakasih atas kunjungannya.
Baca juga :
- Pengolahan Spesimen Yang Benar Sebelum Melakukan Pemeriksaan di Laboratorium Klinik
- Pemeriksaan HBs Ag Kualitatif | Seri Edukasi Teknologi Laboratorium Medik
- Manajemen Laboratorium | Persiapan Pasien Yang Tepat, Pengambilan Spesimen, dan Penanganan Sampel Sangat Penting dalam Quality Care
- Pemeriksaan Anti HIV | Seri Edukasi Teknologi Laboratorium Medik