Kelainan Hematologis Pada Anemia Pernisiosa
Table of Contents
Sinonim : Anemia Addison, Anemia Biermer, Addison Pernicious Anemia.
Kelainan Hematologis Pada Anemia Pernisiosa. Definisi dan mekanisme : Anemia pernisiosa adalah anemia sebagai akibat berkurangnya atau tidak adanya faktor intrinsik didalam lambung. Faktor intrinsik adalah suatu faktor yang diperlukan untuk penyerapan Vitamin B12 dalam usus. Berbagai akibatnya akan terjadi defisiensi vitamin B12 sehingga timbul gangguan dari tractus gastrointestinal, timbul kelainan hematologis dan gangguan susunan saraf pusat.
Anemia Pernisiosa |
Kelainan dari traktus digestivus berupa atrofi dari selaput lendir dan kelainan pada susunan saraf berupa degenerasi myelum dan timbul polineuritis. Semua keluhan dan gejala berdasarkan kelainan-kelainan tersebut diatas.
Vitamin B12 mempunyai peranan yang esensiil untuk sintesa asam nukleus dan mempunyai hubungan erat dengan metabolisme asam folat dan asam folanat uracil, thymidin, dan asam askorbat.
Kelainan Hematologis Pada Anemia Pernisiosa
Gambaran hematologis tergantung dari stadium penyakitnya. Gambaran yang khas adalah anemia, lekopenia, dan trombositopenia. Kelainan ini dijumpai pada keadaan penderita yang belum di obati dan yang dalam keadaan kambuh (relaps). Aenima bersifat makrositer dimana eritrosit mempunyai variasi banyak dalam bentuk dam ukuran.
Jumlah eritrosit sangat menurun, kadang-kadang mencapai 500x10.3/mm3. Pada sediaan apus darah tepi akan dapat pula ditemukan eritrosit dengan Howell Jolly Body, atau Cabot's ring, ditemukan normoblas. Jumlah lekosit menurun dan terdapat granulositopenia. Netrofil berukuran besar dan mengalami hipersegmentasi dengan granula kasar.
Jumlah trombosit berkurang (rata-rata sekitar : 100-150 x 10.3/mm3). Kadang-kadang terdapat trombositopeni berat yang dapat mengakibatkan perdarahan spontan baik perdarahan kulit maupun perdarahan organ.
Sumsum tulang hiperseluler dengan gambaran megaloblastik. Eritropoisis bersifat megaloblastik dan akan terlihat maturasi inti yang tertinggal. Megaloblastik dan akan terlihat maturasi inti yang tertinggal. Megaloblastik pun demikian perkembangan intinya akan tertinggal dan sering megakariosit ini tetap agranuler (tidak mengandung trombosit).
Granulosit berbentuk megaloblastik, ditemukan metamielosit dan batang yang berbentuk besar.
Setelah pemberian vitamin B12 yang adekwat maka sifat megaloblastik ini akan kembali menjadi normoblastik.
Pemeriksaan penunjang lain adalah pemeriksaan atas kadar asam lambung bebas. Pada anemia pernisiosa terdapat keadaan yang disebut akhlorhidria baik sebelum maupun sesudah perangsangan dengan histamin.
Masa hidup eritrosit pada anemia pernisioasa memendek. Hal ini menyebabkan ada ahli yang menggolongkan anemia pernisiosa kedalam anemia hemoglisis.
Apabila dilakukan pemeriksaan patologi anatomi akan diperoleh perubahan non-spesifik, maka gaster mungkin normal atau memberikan gambaran atrofi. Pada pemeriksaan sitologi dari cairan lambung dapat ditemukan sel yang mirip sel karsinoma lambung. Sebetulnya kelainan mukosa ini tidak hanya terbatas pada selaput lendir lambung saja akan tetapi terjadi perubahan pada saluran mukosa traktus digestivus.
Pemeriksaan yang sangat penting dan menentukan untuk diagnosis anemia pernisiosa adalah pemeriksaan Schilling test yaitu untuk memastikan bahwa penderita tidak dapat mengabsorpsi vitamin B12 oleh karena terdapat kekurangan faktor intrinsik.
Cara melakukan Schilling's test adalah sebagai berikut : Diberikan vitamin B12 yang mengandung cobalt radioaktif dengan dosis 0.2-0.5 ugr per oral.
Sebelumnya pasien disuntik dengan vitamin B12 nonradioatif dosis tinggi. Kemudian diperiksa kadar vitamin B12 radioaktif dalam urin 24 jam setelah minum vitamin B12 radioaktif. Dalam keadaan normal lebih dari 10% vitamin B12 radioaktif akan dieskresi melalui urin setelah 24 jam.
Pada anemia pernisiosa konsentrasi vitamin B12 dalam urin kurang dari 10% dan menjadi normal setelah pemberian faktor intrinsik bersamaan dengan vitamin B12 radioaktif.
Schilling test juga abnormal pada sindroma melabsorpsi dan akan tetap abnormal meskipun diberikan faktor intrinsik bersama-sama vitamin B12 radioaktifnya.
Sumber :
- Supandiman, I. (1994). Hematologi Klinik. Hal. 16-21. Penerbit Alumni ; Bandung.
PENTING : Terimakasih sudah berkunjung ke website infolabmed.com. Jika Anda mengutip dan atau mengambil keseluruhan artikel dalam websit ini, mohon untuk selalu mencantumkan sumber pada tulisan / artikel yang telah Anda buat. Kerjasama/media partner : laboratorium.medik@gmail.com.
Baca juga :