Urinalisis untuk Mendeteksi Kelainan Ginjal Dini
Table of Contents
Urinalisis untuk Mendeteksi Kelainan Ginjal Dini. Penyakit ginjal sering berjalan asimtomatik sampai kerusakan ginjal telah mencapai seluas 50% - 70%. Semua sistem organ tubuh mayor dipengaruhi oleh kondisi ginjal, oleh karena itu deteksi dini kelainan ginjal memiliki implikasi klinik penting untuk diagnosis penyakit dan terapi penderita.
Pemeriksaan Urin Otoamtik |
Clinical and Laboratory Standard Institute, mengemukakan bahwa salah satu manfaat urinalisis ialah untuk menyaring penyakit yang berjalan asimtomatik dalam suatu populasi. Banyak guidelines mengemukakan bahwa kelainan ginjal dini terdeteksi dengan menemukan secara persisten (2–3 x positif dalam waktu 3 bulan): albuminuria rendah abnormal (30-300 mg/24 jam), hematuria dan abnormalitas partikel sedimen urin lain.
Metode strip tests yang umum dipakai di banyak laboratorium tidak dapat memberi hasil positif untuk kadar albumin rendah tersebut. Metode mikroalbuminuria dengan memperhitungkan rasio albumin/ kreatinin urin menggunakan spesimen morning spot urine telah dibuktikan memberi hasil berkorelasi baik dengan kadar albumin atau protein urin 24 jam. Cara penetapan ini direkomendasikan oleh banyak guidelines untuk mendeteksi kelainan ginjal dini. Hasil pemeriksaan darah samar metode strip test juga kurang tepat untuk menggambarkan hematuria mikroskopik.
Sejauh ini, hasil pemeriksaan mikroskopik sedimen urin rutin menggunakan mikroskop cahaya biasa dipandang sebagai baku emas untuk mendeteksi kelainan ginjal. Sedimen urin diperoleh dengan memusingkan urin sebanyak 10-12 ml dengan kecepatan 400 RCF (relative centrifugation force) atau
1500 rpm. Kecepatan pengendapan urin dipengaruhi oleh RCF maupun radius partikel.
Partikel berukuran kecil dengan berat jenis (BJ) lebih rendah dari/mendekati BJ urin, akan mengendap lebih lambat. Hasil penelitian melaporkan bahwa pemusingan memungkinkan kehilangan partikel yang bernilai spesifik, karena cukup banyak yang tertinggal di bagian supernatan (remnant ratio) dengan urutan sebagai berikut : bakteri > eritrosit > leukosit > silinder > sel epitel. Eritrosit, terutama dalam bentuk dismorfik yang menunjukkan asal dari glomerulus, berada di bagian supernatan sebanyak >30%, dan hanya sekitar 73% leukosit ditemukan dalam sedimen urin. BJ urin merupakan prasyarat yang penting untuk kehandalan/interpretasi hasil pemeriksaan mikroskopik sedimen urin.
Metode strip tests menetapkan BJ dengan mengukur konsentrasi ion, BJ akan menjadi rendah bila zat terlarut tidak terionisasi (a.l. glukosa, cairan kontras). Cara terbaik untuk menilai BJ urin ialah menggunakan refraktometer. Di samping itu keterampilan pembaca yang berbeda dan subjektivitas akan memberi perbedaan hasil antar pembaca yang tinggi.
Dewasa ini, telah diperkenalkan alat fully automated integrated urine analyzer (UX-2000) yang mencakup metode pemeriksaan strip tests untuk biokimiawi urin dan fluorescence flowcytometry (FCM) untuk partikel sedimen urin (eritrosit, leukosit, sel epitel skuamus, small round cells, silinder
hialin dan patologis, kristal, yeast-like cells, sperma, bakteri) secara kuantitatif, terstandarisasi tanpa perlu memusing urin.
Alat UX2000 mengukur BJ urin berdasarkan indeks refraksi cahaya (refraktometri). Kadar albumin/ protein dideteksi dalam dua kondisi yaitu abnormal tinggi (>300 mg/24 jam) secara biokimiawi, dan kadar lebih rendah menggunakan perhitungan rasio albumin/ kreatinin urin. Hasil biokimia darah samar sekaligus dapat dinilai berkombinasi dengan jumlah eritrosit (FCM). Di dalam laporan hasil, ditambahkan pula catatan kecurigaan akan eritrosit dismorfik, dan infeksi saluran kemih berdasarkan jumlah leukosit yang dikaitkan dengan jumlah bakteri.
Urinalisis menggunakan UX-2000 memenuhi syarat untuk mendeteksi kelainan ginjal dini. eritrosit dismorfik, dan infeksi saluran kemih berdasarkan jumlah leukosit yang dikaitkan dengan jumlah bakteri. Urinalisis menggunakan UX-2000 memenuhi syarat untuk
mendeteksi kelainan ginjal dini.
Penulis : Prof. MA. Lisyani B. Suromo, dr., SpPK(K)
Referensi:
- Rabinovitch A, Arzoumainan L, Curcio KM, Dougherty B, Halim AB. Urinalysis; Approved Guideliness-3rd ed. CLSI Document GP16-A3. Wayne, PA: CLSI 2009;29(4): vii-4
- NKF KDOQI Guidelines. Evaluation of laboratory measurements for clinical assessement of kidney disease. In: KDOQI Clinical Practice Guidelines for Chronic Kidney Disease: Evaluation, Classification, and Stratification, NKF Inc. 2002:p14-6
- Patel HP. The abnormal urinalysis. Pedr Clin N Am 2006;53:325-7
- NKF KDOQI Guidelines. KDOQI Clinical Practice Guidelines and Clinical Practice Recommendations for Diabetes and Chronic Kidney Disease: guideline 1 2007. Available from: https://www.kidney.org/professionals/kdoqi/guideline_diabetes/guide1.htm. Cited: February 10, 2014
- Ishii T, Hara T, Nakayama A, Matsumoto H. Examination of remaining cells by UF-100, fully automated urine cell analyzer in the supernatant after centrifugation. Sysmex J Int 2003;13(1):53-9
- Lisyani BS. Makalah Lengkap disajikan pada Seminar Pemeriksaan Laboratorium Sebagai Penentu Diagnosis. Semarang, RS. Panti Wilasa ”Dr. Cipto”-PDS PatKlin Cabang Semarang, 16 Juli 2010
- Haus O. Bringing urinalysis into the 21st century: From uroscopy to automated flow cytometry. Sysmex J Int 2008;18:38-43
- Stuempfle KJ, Drury DG. Comparison of 3 methods to assess urine specific gravity in collegiate wrestlers. J Athl Train 2003;38(4):315-9
- Wald R, Bell CM, Nisenbaum R, Perrone S, Liangos O, Laupacis A, Jaber BL. Interobserver reliability of urine sediment interpretation. Clin J Am Soc Nephrol 2009;4(3):567-71
- Miura M, Kondo T, Mizuno M, Morikawa T. The basic analytical performance of the fully automated integrated urine analyzer UX-2000 CHM Unit. 2003 Sysmex J Int 2013; 231: 1-8
PENTING : Terimakasih sudah berkunjung ke website infolabmed.com. Jika Anda mengutip dan atau mengambil keseluruhan artikel dalam websit ini, mohon untuk selalu mencantumkan sumber pada tulisan / artikel yang telah Anda buat. Kerjasama/media partner : laboratorium.medik@gmail.com.
Baca juga :
- Mengenal Alat Urine Formed Elements Analyzer AVE-766 Series
- Pemantapan Mutu Pada Prosedur Pemeriksaan Urin
- Pemeriksaan Sediment pada Urine (Mikroskopis) | Seri Edukasi Teknologi Laboratorium Medik
- Pemeriksaan Urine secara Makroskopis | Seri Edukasi Teknologi Laboratorium
- Medik Pemeriksaan Bilirubin Urine (Metode Rosin) | Seri Edukasi Teknologi Laboratorium
- Medik Pemeriksaan Bilirubin Urin (Horrison) | Seri Edukasi Teknologi Laboratorium Medik