Pemeriksaan Laboratorium Dalam Diagnosis Infark Miokard Akut (IMA)
Table of Contents
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit yang disebabkan oleh penyumbatan sebagian (parsial) atau menyeluruh (total) dari satu atau lebih pembuluh darah koroner dan atau cabang-cabangnya. Kelainan dimulai dari pembentukan sel busa, penimbunan lemak, plak aterosklerotik dan perubahan degeneratif dinding arteria. Fase ini dapat berlangsung 20-40 tahun. Penyumbatan lebih dari 75% lumen arteri akan mengakibatkan iskemia dan infark miokard akut (IMA).
Diagnosis IMA dapat ditegakkan antara lain (kriteria WHO):
- Gejala klinis,
- Evaluasi hasil EKG, dan
- Tes laboratorium enzym petanda jantung misalnya creatine kinase (CK), creatine kinease myocardial band (CK-MB), lactat dehydrogenase (LDH), troponin T (Trop T) dan mioglobin.
Saat ini telah dikembangkan pula tes high sensitivity C-Reactive Protein (hs-CRP) sebagai salah satu parameter yang digunakan untuk mendiagnosis IMA.
Creatine Kinase (CK) adalah enzym yang mengkatalisis jalur kreatin-kreatinin dalam sel otot dan otak. Pada infark miokard akut CK dilepaskan dalam serum 48 jam setelah kejadian dan normal kembali setelah 3 hari. CK-MB merupakan isoenzym CK. CK maupun CK-MB meningkat pada angina pektoris berat atau iskemik reversible. Kadar meningkat 4-8 jam setelah infark dan mencapai puncak 12-24 jam kemudian. Kadarnya menurun pada hari ke-3.
Lactat Dehydrogenase (LDH) merupakan enzym yang mengkatalisis perubahan reversible dari laktat ke piruvat. Terdapat 5 jenis isoenzym LDH. Pada otot jantung terutama ditemukan LDH1 dan LDH2. Kadarnya meningkat 8-12 jam setelah terjadi infark, mencapai puncak 24-48 jam kemudian menurun pada hari ke 7-12.
Troponin T adalah kompleks protein kontraktil yang terdapat pada filamen serabut otot termasuk otot jantung. Kadarnya meningkat 2-8 jam setelah kejadian infark, mencapai puncak pada 12-96 jam kemudian dan kadarnya mulai menurun setelah hari ke-14.
Mioglobin terdapat pada otot skelet maupun otot jantung. Pada infark miokard akut mioglobin akan cepat dilepas dibanding CK-MB dan Troponin serta dapat dideteksi di dalam darah dalam waktu 2 jam setelah infark dan menghilang dalam waktu kurang 24 jam setelah infark.
C-Reaktif Protein (CRP) merupakan reaktan fase akut utama yang di produksi hati, meningkat sampai 1000 kali selama inflamasi akut, dengan waktu paruh sekitar 19 jam. Kadar CRP stabil untuk jangka waktu yang lama dengan demikian mengukur peningkatan aktivitas inflamasi jangka panjang dan tidak dipengaruhi oleh faktor lain (independen). Saat ini dikembangkan beberapa metode tes hs-CRP misalnya imunoluminimetri dan imuniturbidimetri. Standarisasi tes hs-CRP sangat penting karena interpretasinya menggunakan batasan (cut off) yang berbeda untuk setiap metode yang digunakan.
Perbedaan waktu terjadinya peningkatan enzym petanda jantung setelah serangan IMA diperlihatkan pada gambar dan tabel berikut :
Creatine Kinase (CK) adalah enzym yang mengkatalisis jalur kreatin-kreatinin dalam sel otot dan otak. Pada infark miokard akut CK dilepaskan dalam serum 48 jam setelah kejadian dan normal kembali setelah 3 hari. CK-MB merupakan isoenzym CK. CK maupun CK-MB meningkat pada angina pektoris berat atau iskemik reversible. Kadar meningkat 4-8 jam setelah infark dan mencapai puncak 12-24 jam kemudian. Kadarnya menurun pada hari ke-3.
Lactat Dehydrogenase (LDH) merupakan enzym yang mengkatalisis perubahan reversible dari laktat ke piruvat. Terdapat 5 jenis isoenzym LDH. Pada otot jantung terutama ditemukan LDH1 dan LDH2. Kadarnya meningkat 8-12 jam setelah terjadi infark, mencapai puncak 24-48 jam kemudian menurun pada hari ke 7-12.
Troponin T adalah kompleks protein kontraktil yang terdapat pada filamen serabut otot termasuk otot jantung. Kadarnya meningkat 2-8 jam setelah kejadian infark, mencapai puncak pada 12-96 jam kemudian dan kadarnya mulai menurun setelah hari ke-14.
Mioglobin terdapat pada otot skelet maupun otot jantung. Pada infark miokard akut mioglobin akan cepat dilepas dibanding CK-MB dan Troponin serta dapat dideteksi di dalam darah dalam waktu 2 jam setelah infark dan menghilang dalam waktu kurang 24 jam setelah infark.
C-Reaktif Protein (CRP) merupakan reaktan fase akut utama yang di produksi hati, meningkat sampai 1000 kali selama inflamasi akut, dengan waktu paruh sekitar 19 jam. Kadar CRP stabil untuk jangka waktu yang lama dengan demikian mengukur peningkatan aktivitas inflamasi jangka panjang dan tidak dipengaruhi oleh faktor lain (independen). Saat ini dikembangkan beberapa metode tes hs-CRP misalnya imunoluminimetri dan imuniturbidimetri. Standarisasi tes hs-CRP sangat penting karena interpretasinya menggunakan batasan (cut off) yang berbeda untuk setiap metode yang digunakan.
Perbedaan waktu terjadinya peningkatan enzym petanda jantung setelah serangan IMA diperlihatkan pada gambar dan tabel berikut :
https://dokumen.tips |
Tujuan tes laboratorium enzym petanda jantung pada IMA antara lain untuk :
- Mendiagnosis bila dengan EKG kelainan tidak terdeteksi (terjadi pada 50% penderita)
- Diagnosis banding pada nyeri dada.
- Pemantauan perjalanan penyakit.
- Perkiraan prognosis berkaitan dengan peningkatan insidens aritmia ventrikular, shock, dan gagal jantung dengan tingkat kematian tinggi.
- Penilaian noninvasive dari reperfusi coroner sesudah terapi trombolitic.
- Penggunaan setiap enzym tergantung saat pengumpulan sampel sesudah serangan IMA.
- Kombinasi petanda-petanda (misalnya serum mioglobin, CK-MB, cTn) dan (rasio dari) perubahan serial adalah paling efektif karena ketikdajelasan mengenai lamanya kerusakan miokard.
Sumber :
- Hardjoeno, dkk. 2003. Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diagnostik. Lephas : Makassar.
Dapatkan buku "Pedoman Teknik Pemeriksaan Laboratorium Klinik Untuk Mahasiswa Ahli Teknologi Laboratorium Medik". Disusun oleh Gilang Nugraha, S.Si., M.Si, dkk. Pembelian Buku / Order via WA https://wa.me/6285862486502. Info selengkapnya tentang buku bisa dilihat disini : JUAL BUKU "Pedoman Teknik Pemeriksaan Laboratorium Klinik Untuk Mahasiswa Ahli Teknologi Laboratorium Medik" torium Medik"
PENTING : Terimakasih sudah berkunjung ke website Kami. Untuk yang mengambil artikel dari website Kami, dimohon untuk mencantumkan sumber pada tulisan / artikel yang Anda muat. Terimakasih atas kunjungannya. Terimakasih atas kunjungannya. Kerjasama media pubhlikasi, kirim e mail ke : laboratorium.medik@gmail.com
Baca juga :
- Tes Kreatinin Darah Dalam Mendiagnosis Gagal Ginjal Kronik (GGK)
- Pemeriksaan Kolesterol (HDL, LDL)
- Diabetes [Pengertian, Gejala, Diabetes Tipe 1, Diabetes Tipe 2 Dan Risiko Diabetes Kehamilan
- Pemeriksaan Elektrolit
- Penjelasan Umum Tentang Elektrolit
- Pemeriksaan Elektrolit Serum Metode ISE (Ion Selective Electrode)