Tes ELISA
Table of Contents
Dalam laboratorium klinik terdapat berbagai metode pemeriksaan yang digunakan. Semakin cepatnya perkembangan dunia medis, sebagai tenaga ahli laboratorium patut kiranya, kita dapat mengenali beberapa metode tersebut salah satunya adalah ELISA.
Tes ELISA |
Apa itu ELISA?
ELISA (singkatan bahasa Inggris: Enzyme-linked immunosorbent assay) atau 'penetapan kadar imunosorben taut-enzim' merupakan uji serologis yang umum digunakan di berbagai laboratorium imunologi. Uji ini memiliki beberapa keunggulan seperti teknik pengerjaan yang relatif sederhana, ekonomis, dan memiliki sensitivitas yang cukup tinggi. ELISA diperkenalkan pada tahun 1971 oleh Peter Perlmann dan Eva Engvall untuk menganalisis adanya interaksi antigen dengan antibodi di dalam suatu sampel dengan menggunakan enzim sebagai pelapor (reporter label). (Sumber : Wikipedia)
Apa itu tes ELISA?
Tes ELISA menggunakan komponen sistem kekebalan dan bahan kimia untuk mendeteksi respons kekebalan dalam tubuh (misalnya, untuk mikroba menular). Tes ELISA melibatkan enzim (protein yang mengkatalisasi reaksi biokimia). Tes ini juga melibatkan antibodi atau antigen (molekul imunologis). Contoh penggunaan tes ELISA termasuk untuk mendiagnosis infeksi seperti HIV (human immunodeficiency virus) dan beberapa penyakit alergi.
Apa gunanya tes ELISA?
Tes ELISA terutama digunakan untuk mendeteksi protein (berbeda dengan molekul kecil dan ion seperti glukosa dan kalium). Zat yang terdeteksi oleh tes ELISA dapat mencakup hormon, antigen bakteri, dan antibodi yang telah dibuat tubuh sebagai respons terhadap infeksi atau vaksinasi.
Bagaimana cara kerja tes ELISA?
Ada variasi tes ELISA, tetapi tipe paling dasar terdiri dari antibodi yang menempel pada permukaan padat. Antibodi ini memiliki afinitas untuk (akan melekat ke) substansi yang "menarik", seperti hormon, bakteri, atau antibodi lain. Misalnya, human chorionic gonadotropin (HCG), protein yang biasa diperiksa dalam mengindikasikan kehamilan, dapat dideteksi dengan ELISA. Campuran HCG murni yang dihubungkan dengan enzim dan sampel uji (darah atau urin) ditambahkan ke sistem uji. Jika tidak ada HCG yang terdeteksi dalam sampel uji, maka hanya HCG dengan enzim terkait yang akan mengikat ke permukaan padat. Semakin banyak HCG yang ada dalam sampel uji, semakin sedikit HCG yang terkait enzim akan berikatan dengan permukaan padat. Zat di mana enzim bertindak kemudian ditambahkan dan jumlah produk diukur dalam beberapa cara, seperti perubahan warna larutan.
Apa kelebihan ELISA?
Tes ELISA umumnya adalah tes yang akurat. Tes ini dianggap sangat sensitif dan spesifik (akurat) dan lebih baik dibandingkan dengan metode lain yang digunakan untuk mendeteksi zat dalam tubuh. Terus terang metode ELISA lebih mudah dilakukan daripada teknik laboratorium yang lebih tua, yang sering membutuhkan bahan radioaktif. (Sumber : Cedarmed)
Dapatkan buku "Pedoman Teknik Pemeriksaan Laboratorium Klinik Untuk Mahasiswa Ahli Teknologi Laboratorium Medik". Disusun oleh Gilang Nugraha, S.Si., M.Si, dkk. Pembelian Buku / Order via WA https://wa.me/6285862486502. Info selengkapnya tentang buku bisa dilihat disini : JUAL BUKU "Pedoman Teknik Pemeriksaan Laboratorium Klinik Untuk Mahasiswa Ahli Teknologi Laboratorium Medik" torium Medik"
PENTING : Terimakasih sudah berkunjung ke website infolabmed.com. Jika Anda mengutip dan atau mengambil keseluruhan artikel dalam websit ini, mohon untuk selalu mencantumkan sumber pada tulisan / artikel yang telah Anda buat. Kerjasama/media partner : laboratorium.medik@gmail.com.
Baca juga :
- Pemeriskaan Air Liur Dapat Meningkatkan Kontrol dan Pengobatan Diabetes
- Apa itu Pemeriksaan Protein C-Reaktif?
- Pemeriksaan Anti-CCP (Anti-Cyclic Citrullinated Peptide)
- Deteksi Dini Demam Berdarah Dengue dengan Pemeriksaan Antigen Ns1 (Metode Rapid Test)
- Pemeriksaan VDRL (Venereal Disease Research Laboratory) Test Metode Slide