Pewarnaan Sederhana Bakteri Basil dan Coccus

Table of Contents
Pewarnaan Sederhana Bakteri Basil dan Coccus. Pewarnaan sederhana merupakan tekhnik pewarnaan yang paling banyak digunakan. Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit,larena selain bakteri itu tidak berwarna juga tranparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu tekhnik pewarnaan sel bakteri, sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamat. Oleh karena itu tekhnik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi.

Pewarnaan Sederhana Bakteri Basil dan Coccus

Prinsip dasar dari pewarnaan ini adalah adanya ikatan ion antara komponen selular dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarna yang disebut kromogen. Terjadi ikatan ion karena adanya muatan listrik baik pada komponen seluler maupun pada pewarna. Berdasarkan adanya muatan ini maka dapat dibedakan asam dan pewarna basa.

Pewarna asam dapat terjadi karena bila senyawa pewarna bermuatan negatif. Dalam kondisi pH mendekati netral dinding sel bakteri cenderung bermuatan negatif, sehingga pewarna asam yang bermuatan negatif akan ditolak oleh dinding sel, maka sel tidak berwarna. Pewarna asam ini disebut pewarna negatif. Contoh pewarna asam misalnya: tinta cina, larutan nigrosin, asam pikrat, eosin, dll.

Pewarna basa bisa terjadi bila senyawa pewarna bersifat positif, sehingga akan diikat oleh dinding sel bakteri dan sel bakteri ini jadi berwarna dan terlihat. Contoh dari pewarna basa misalnya metilen biru, kristal violet, safranin, dan lain-lain. Teknik pewarnaa asam basa ini hanya menggunaka satu jenis senyawa pewarna, teknik ini disebut pewarna sederhana. Pewarnaan sederhana ini diperlukan untuk mengamati morfologi, baik bentuknya maupun susunan sel. Teknik pewarnaan yang lain adalah pewarnaan diferensial, yang menggunakan senyawa pewarna yang lebih dari satu jenis. Diperlukan untuk mengelompokkan bakteri misalnya, bakteri gram positif dan gram negatif atau bakteri tahan asam dan tidak tahan asam. Juga diperlukan untuk mengamati struktur bakteri seperti flagela, kapsula, spora, dan nukleus.

Morfologi bakteri dapat diamati dengan cara mebuat preparat mikroskopik. Preperat mikroskopik ada dua macam yaitu preparat basah dan preparat kering.Preparat basah yaitu preparat yang digunakan untuk mengamati jasad renik  yang masih hidup dengan menggunakan cairan tertentu. Prepearat kering dibuat melalui proses pewarnaan, yaitu untuk mengamati mikroba yang telah diwarnai dengan zat kimia tertentu yang biasanya berhubungan dengan mikroba tersebut. 

Perbesaran saat menggunakan objektif 100 kali, diafragma iris kondensor harus digunakan dalam keadaan terbuka penuh, karena objektif dengan perbesaran tiggi memebutuhkan lebih banyak cahaya. Perbesaran objektif 100 kali juga harus menggunakan minyak imersi. Hal ini bertujuan untuk mencegah hilangnya cahaya yang disebabkan oleh perbedaan bias (refraktif) antara kaca dan udara. Indeks bias udara 1, sedangkan kaca 1.56 dan indeks bias minyak imersi sama dengan kaca yaitu 1,56
Olesan yang baik adalah olesan yang tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis. Jika terlalu tebal, maka akan terjadi penumpukan mikroba, sehingga akan sulit diamati. Jika terlalu tipis juga akan sulit diamati karena bentuknya tidak jelas.

Fiksasi adalah proses pengawetan dan pelekatan atau penempelan struktur sel mikroorganisme pada suatu posisi. Selain itu fiksasi juga berfungsi untuk menonaktifkan enzim lytic sehingga bakteri tidak mengalami lisis dan berubah bentuk pada saat diamati. Fiksasi dilakukan setelah olesan pada kaca preparat sudah kering. Jika olesan belum kering akan menyebabkan sel-sel mikroorganisme yang bersangkutan menjadi tidak beraturan bentuknya. Tujuan dari fiksasi adalah pelekatan bakteri supaya pada saat pencucian, bakteri tersebut tidak ikut hilang tercuci. Fiksasi yang digunakan pada percobaan kali ini adalah fiksasi panas, yaitu dengan cara melewatkan kaca preparat di atas api. Fiksasi dilakukan sampai kaca preparat terasa hangat apabila ditempelkan pada punggung tangan. Fiksasi yang dilakukan tidak boleh terlalu panas dan lama, karena bakteri yang ada pada preparat bisa hangus terpanggang dan terjadi perubahan bentuk dan penyusutan sel.

Pengamatan dilakukan dengan mikroskop dengan perbesaran 1000x. Hal ini dikarenakan ukuran bakteri yang sangat kecil, jika menggunakan perbesaran biasa, akan menyulitkan pengamat dalam pengamatan bakteri. 

saat pengamatan perlu diberikan minyak imersi antara preparat dan lensa objektif dikarenakan, cahaya yang datang dibiaskan melalui 2 medium yang berbeda, yaitu udara dan kaca. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu bahan yang mampu membiaskan cahaya dari medium udara dan medium kaca dengan pembiasan yang mendekati garis normal. Bahan yang mampu membiaskan cahaya dari medium udara dan medium kaca dengan pembiasan yang mendekati garis normal adalah minyak imersi. Selain itu, minyak imersi juga mempunyai indeks bias yang mendekati atau identik dengan kaca.

Tujuan : untuk mengamati bentuk bakteri menggunakan  metode pewarnaan

Prinsip pemeriksaan : sampel diletakkan di objek glass dan pewarnaan menggunakan satu macam zat warna, dilihat dibawah mikroskop denggan menggunakan imersi oil.


Alat dan Bahan :
- Alat :
  • Ose
  • Bunsen
  • Objek glass
  • Deck glass
  • Mikroskop
  • Rak pewarnaan

- Bahan :  - Biakan bakteri Eschericia coli, Bacillus, Staphyloccus aureus.
                    -  gentian violet 
                   a.  kristel violet       2 gram
                   b.  alkohol 95%       20 ml
                   c.  amonium oksalat    0,8 gram
                   d. aquadest                  80 ml

Cara kerja :
  1. Bersihkan objek dan deck glass dari lemak dengan menggunakan alkohol
  2. Objek glass difiksasi diatas api bunsen 
  3. Objek glas ditetesi dengan larutan NaCl 0,9 %
  4. Goreskan bakteri yang diamati menggunakan ose bulat
  5. Panaskan diatas api bunsen sampai kering.
  6. Tambahkan Gentian Violet, biarkan selama 1-2 menit.
  7. Cuci dengan air mengalir kemudian keringkan.
  8. Teteskan 1 tetes minyak imersi diatas sediaan dan periksa dibawah mikroskop dengan perbesaran 100x.
Hasil pengamatan  : Amati warna dan bentuk  bakteri
- Makroskopis :  
   Sampel 1
          Warna : orange 
          Bentuk : cair (suspensi)
          Bau : - 
   Sampel 2
          Warna : jingga
          Bentuk : cair (suspensi)
          Bau : - 
-  Mikroskopis :
   Sampel 1
        Bentuk bakteri   : coccus (bulat), bergerombol
        Warna bakteri     : biru

Pewarnaan Sederhana Bakteri Basil dan Coccus
Bakteri Coccus.

    Sampel 2
        Bentuk bakteri  : basil (batang), tidak berkoloni
        Warna bakteri    : merah

Pewarnaan Sederhana Bakteri Basil dan Coccus
Bakteri Basil


Pembahasan :
  • Pada sampel 1 didapat bakteri staphylococcus (bulat bergerombol) dengan warna biru akibat penyerapan zat warna methylene blue. Dan pada sampel 2 didapat bakteri monobasil dengan warna merah akibat penyerapan zat warna safranin.
  • Fiksasi dilakukan untuk merekatkan dan membunuh bakteri. Fiksasi dilakukan juga untuk mencegah bakteri lisis dan berubah bentuk. 
  • Fiksasi yang terlalu lama dapat merusak sel bakteri.
Kesimpulan : 
Dari percobaan yang dilakukan didapat, bakteri staphylococcus warna biru pada sampel 1 dan dan bakteri monobasil warna merah pada sampel 2.

PENTING : Terimakasih sudah berkunjung ke website infolabmed.com. Jika Anda mengutip dan atau mengambil keseluruhan artikel dalam websit ini, mohon untuk selalu mencantumkan sumber pada tulisan / artikel yang telah Anda buat. Kerjasama/media partner : laboratorium.medik@gmail.com.
Infolabmed
Infolabmed infolabmed.com merupakan kanal informasi tentang Teknologi Laboratorium Medik meliputi Materi Kuliah D3 dan D4, Informasi Seminar ATLM, Lowongan Kerja. Untuk dukung website infolabmed tetap aktif silahkan ikut berdonasi melalui DANA = 085862486502.