Ani Mengalami Gangguan Kesehatan Dengan Gejala Sebagai Berikut

Table of Contents
Ani Mengalami Gangguan Kesehatan Dengan Gejala Sebagai BerikutAtresia ani atau anus imperporata adalah malformasi congenital dimana rectum tidak mempunyai lubang ke luar (Wong, 2004). Sebagian besar prognosis atresia ani biasanya baik bila didukung perawatan yang tepat dan juga tergantungkelainaan letak anatomi saat lahir. Atresia ani bila tidak segera ditangani maka dapat terjadi komplikasi seperti obstruksi intestinal, konstipasi dan inkontinensia feses.

Ani Mengalami Gangguan Kesehatan Dengan Gejala Sebagai Berikut

Kehidupan masyarakat perkotaan erat kaitannya dengan kepadatan penduduk, dan polusi udara. Sulitnya mencari pekerjaan untuk kaum urban berpendidikan rendah, membuat banyak kaum urban berada pada tingkat ekonomi menengah ke bawah. Tinggal di pemukiman padat dan kumuh dengan polusi udara dan pola konsumsi nutrisi yang mungkin kurang baik. Rendahnya tingkat pendidikan dan tingkat ekonomi sangat memungkinkan terbatasnya keluarga dengan ibu hamil terpapar dengan informasi kesehatan tentang nutrisi kehamilan. Nutrisi yang dikonsumsi ibu selama kehamilan dipercaya dapat mempengaruhi perkembangan janin. Polusi udara dari asap rokok/nikotin dikaitkan dengan retardasi pertumbuhan janin dan peningkatan mortalitas dan morbiditas bayi dan perinatal (Bobak, 2005). Atresia ani merupakan salah kelainan kongenital yang dapat dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan atau keduanya.

Atresia ani terjadi pada 1 dari setiap 4000-5000 kelainan hidup. Secara umum atresia ani lebih banyak ditemukan pada laki-laki dari pada perempuan. Fistula rektouretra merupakan kelainan yang paling banyak ditemuai pada bayi laki-laki, diikuti oleh fistula perineal. Sedangkan pada bayi perempuan jenis atresia ani yang paling banyak ditemukan adalah atresia ani diikuti fistula rektovestibular dan fistula perineal (Oldham K,2005).

Angka kejadian kasus atresia ani di RSUP fatmawati selama kurun waktu 3 bulan dari Januari sampai Maret 2013 ada sekitar 14 kasus dari 100 klien yang dirawat di gedung Teratai lantai III Utara. Dari 14 kasus atresia ani tersebut sekitar 7 kasus dirawat untuk tutup kolostomi.

Atresia ani letak tinggi memerlukan penatalaksanaan operasi bertahap yaitu pembuatan kolostomi, pembuatan saluran anus/PSARP (posterior sagital anorectoplasty), dan yang terakhir tutup kolostomi. Perawatan pada klien tutup kolostomi memerlukan perhatian yang serius terutama pada penatalaksanaan cairan intravena dan perawatan luka. Nyeri, puasa lama, dan hari perawatan yang lama menimbulkan trauma bagi anak. Perawat memegang peranan penting dalam mengurangi efek hospitalisasi pada anak, terutama nyeri.

Dunia anak adalah dunia bermain, khususnya bagi anak yang berusia 1- 3 tahun. Pertumbuhan dan perkembangan tersebut harus dijaga kelangsungannya dengan upaya stimulasi yang dpat dilakukan, sekalipun anak dalam perawatan dirumah sakit. Bermain pada anak di rumah sakit sebagai media bagi anak untuk mengekspresikan perasaan, relaksasi, dan distraksi perasaan yang tidak nyaman (Supartini, 2004). Terapi musik dapat di jadikan alternatif dalam meminimalkan nyeri dan ketidaknyamanan pada anak yang mengalami hospitalisasi sebagai bagian dari program bermain pada anak.

Terapi musik adalah keahlian menggunakan musik atau elemen musik oleh seorang terapis untuk meningkatkan, mempertahankan dan mengembalikan kesehatan mental, fisik, emosional, dan spiritual. Terapi musik disebut juga sebagai terapi pelengkap. Penggunaan terapi musik bisa diterapkan kepada setiap anak dalam berbagai kondisi. Terapi musik bisa dilakukan untuk mengurangi ketidaknyamanan anak yang menjalani serangkaian tindakan, prosedur keperawatan selama di rawat di rumah sakit. 

Istilah atresia ani berasal dari bahasa Yunani yaitu “ a “ yang artinya tidak ada dan trepsis yang berarti makanan dan nutrisi. Dalam istilah kedokteran, atresia ani adalah suatu keadaan tidak adanya atau tertutupnya lubang yang normal.

Atresia ani adalah kelainan kongenital yang dikenal sebagai anus imperforata meliputi anus, rektum, atau batas di antara keduanya (Betz, 2002). Atresia ani merupakan kelainan bawaan (kongenital), tidak adanya lubang atau saluran anus (Donna, 2003). Atresia ani adalah tidak lengkapnya perkembangan embrionik pada distal anus atau tertutupnya anus secara abnormal (Suradi, 2001). Atresia ani atau anus imperforata adalah tidak terjadinya perforasi membran yang memisahkan bagian endoterm mengakibatkan pembentukan lubang anus yang tidak sempurna. Anus tampak rata atau sedikit cekung ke dalam atau kadang berbentuk anus namun tidak berhubungan langsung dengan rektum (Purwanto, 2001).

Atresia ani disebut juga anorektal anomali atau imperforata anus. Merupakan kelainan kongenital dimana terjadi perkembangan abnormalpada anorektal di saluran gastrointestinal. Atresia ani atau anusimperporata adalah malformasi congenital dimana rectum tidakmempunyai lubang ke luar (Wong,2004). 

Atresia ani / Atresia rektiadalah ketiadaan atau tertutupnya rectal secara kongenital (Dorland,1998).

Atresia ani adalah kelainan kongenital yang dikenal sebagai anusimperforate meliputi anus, rektum atau keduanya (Betz.Ed 3 tahun2002). Atresia ani merupakan kelainan bawaan (kongenital), tidakadanya lubang atau saluran anus (Donna L. Wong, 520 : 2003).

Penulis menyimpulkan bahwa, atresia ani adalah kelainan kongenital dimana anus tidak mempunyai lubang untuk mengeluarkan feses karena terjadi gangguan pemisahan kloaka yang terjadi saat kehamilan. 

PENTING : Terimakasih sudah berkunjung ke website infolabmed.com. Jika Anda mengutip dan atau mengambil keseluruhan artikel dalam websit ini, mohon untuk selalu mencantumkan sumber pada tulisan / artikel yang telah Anda buat. Kerjasama/media partner : laboratorium.medik@gmail.com.
Infolabmed
Infolabmed infolabmed.com merupakan kanal informasi tentang Teknologi Laboratorium Medik meliputi Materi Kuliah D3 dan D4, Informasi Seminar ATLM, Lowongan Kerja. Untuk dukung website infolabmed tetap aktif silahkan ikut berdonasi melalui DANA = 085862486502.