Parasitologi Klinik | Parasit dan Pemeriksaannya
Parasitologi Klinik | Parasit dan Pemeriksaannya. Dalam mempelajari parasitologi klinis yaitu meliputi mengidentifikasi parasit dan penyakit yang disebabkan parasit tersebut. Parasit adalah organisme yang hidup di, pada, dan dengan membebani organisme lain yang disebut organisme inang. Parasit bisa uniseluler (mikroskopis) atau multiseluler. Mereka bisa berada dalam darah, sumsum tulang, saluran usus, hati, limpa, kulit, rambut, atau sistem organ apa pun. Parasit protozoa yang sering terlihat adalah Trichomonas vaginalis. Dapat dideteksi pada cairan vagina atau uretra, sekresi prostat, atau urin.
Untuk dapat mendiagnosis infeksi parasit, dokter harus mengenali gejalanya terlebih dahulu, baru kemudian akan meminta pemeriksaan laboratorium yang sesuai dengan klinisnya. Laboratorium yang lebih kecil biasanya tidak dapat melakukan pemeriksaan parasit; sebagai gantinya mereka mempersiapkan spesimen itu untuk dirujuk ke sebuah laboratorium rumah sakit atau laboratorium rujukan untuk pemeriksaan dan deteksi serta identifikasi parasit. Pada tabel dibawah di cantumkan jenis spesimen yang diperlukan untuk mendeteksi beberapa parasit yang biasa umum ditemukan.
Tabel : Jenis spesimen yang diperiksa untuk mendeteksi adanya parasit |
Parasit Usus
Cacing gelang, cacing pipih, dan cacing tambang, yang semuanya adalah cacing, adalah parasit usus yang sering ditemukan. Selain itu, protozoa bersel tunggal tertentu dengan bentuk amoeba atau kista dapat menjadi parasit usus. Parasit usus ditemukan dengan memeriksa spesimen tinja untuk sel telur (Ova) dan parasit (Parasites) (O & P). Cacing usus mengeluarkan Ova (telur) yang dapat dideteksi pada spesimen tinja. Larva (bentuk yang belum matang) atau dewasa dari beberapa cacing juga dapat ditemukan. Ketika dicurigai parasit protozoa, spesimen tinja diperiksa untuk kista (bentuk nonmotile) dan trofozoit (bentuk motil). Untuk meningkatkan kemungkinan ditemukannya parasit, tiga spesimen tinja yang dikumpulkan pada hari yang berbeda harus diperiksa untuk O & P. Satu tes yang sering dilakukan di laboratorium kecil adalah tes usap perianal atau selofan untuk cacing kremi, parasit yang biasa ditemukan di Amerika Serikat.
Pemeriksaan Feses untuk Parasit
Tes O & P meliputi pemeriksaan mikroskopis dari preparat yang dibuat apusan dan diwarnai. Preparat tersebut berguna untuk mendeteksi motilitas protozoa dan membutuhkan spesimen tinja yang baru. Selain itu, preparat dengan spesimen ini juga diperiksa setelah dilakukan sentrifugasi; hal ini dapat meningkatkan kemungkinan ditemukannya kista protozoa dan telur serta larva cacing. Kemduian dapat di buat apusan yang diwarnai untuk mengidentifikasi dan juga memastikan adanya protozoa usus.
Pemeriksaan immunoassay juga dapat dilakukan untuk mendeteksi antigen parasit tertentu dalam spesimen tinja.
Pengawetan dan Pengangkutan Spesimen
Spesimen yang akan dibawa ke laboratorium rujukan harus ditempatkan dalam larutan pengawet khusus. Laboratorium rujukan harus menyediakan vial koleksi yang mengandung pengawet yang aman bagi lingkungan seperti polivinilalkohol (PVA) yang dimodifikasi.
Di seluruh dunia, parasit darah yang paling umum adalah parasit malaria, Plasmodium. Parasit darah ditemukan dan diidentifikasi dengan pemeriksaan mikroskopis pada apusan darah dengan pewarnaan khusus. Sebuah laboratorium kecil mungkin tidak dapat melakukan pemeriksaan malaria yang sebenarnya, namun petugas laboratorium harus mengetahui cara membuat dan mewarnai apusan darah tebal dan tipis untuk dikirim ke laboratorium rujukan untuk pemeriksaan. Parasit jaringan dideteksi dengan pemeriksaan spesimen jaringan yang biasanya diproses di bagian histologi / sitologi.
PENTING : Terimakasih sudah berkunjung ke website infolabmed.com. Jika Anda mengutip dan atau mengambil keseluruhan artikel dalam websit ini, mohon untuk selalu mencantumkan sumber pada tulisan / artikel yang telah Anda buat. Kerjasama/media partner : laboratorium.medik@gmail.com.
Post a Comment