Covid 19 Diprediksi Menjadi Endemik, Bagaimana Sikap Kita?
Covid 19 Diprediksi Menjadi Endemik, Bagaimana Sikap Kita?. Jurnal ilmiah terkemuka Nature, pada 05 Agustus 2020 lalu mempublikasikan prediksi ilmiah dari beberapa ilmuan yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di dunia. Bahwa COVID-19 akan menjadi penyakit endmik artinya virus SARS-CoV-2 akan terus beredar dan hidup di tengah masyarakat layaknya penyakit endemik lainnya seperti influensa, tuberkulosis dan demam berdarah.
Ahli pandemi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, COVID-19 memang sulit untuk dimusnaahkan seketika karena beberapa faktor diantaranya banyak penderita yang tidak bergejala serta kecenderungan cepatnya virus bermutasi sehingga muncul beberapa varian virus baru. Hal inilah yang memperkuat analisa para ahli COVID-19 akan menjadi endemik.
"Ini salah satu fenemena yang serius, yang artinya bahwa keinginan manusia untuk menghilangkan secara tuntas COVID-19 ini sulit. Kalau mengendalikan dalam status terkendali dan itulah sebabnya kenapa kecenderungannya nanti akan menjadi penyakit endemi. Kalau penyakit itu menjadi endemi sebetulnya artinya ada pesan pentingnya begini, bahwa penyakit itu sudah tidak menjadi satu wabah raya, dia ada disekitar kita sepertihalnya flu itu atau sepertihalnya demam berdarah, TBC, malaria itu penyakit endemi", ucapnya.
Dicky menambahkan masyarakat harus faham saat pandemi berubah menjadi endemi bukan berarti COVID-19 berakhir karena status pandemi melekat pada kondisi beberapa negara dan wilayah yang terdampak. Apabila tren pengendalian COVID-19 semakin membaik diikuti keberhasilan vaksinasi maka status pandemi baru akan dicabut Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Kepala lembaga Biologi Molekuluer Eijkman, Amin Subandrio mengatakan seiring waktu semakin banyak orang terinfeksi maka secara alami akan terbentuk Herd Immunity atau kekebalan massal. Meski belum diketahui berapa lama siklus kekebalan itu akan bertahan. Immunitas yang terbentuk ini diharapkan menyebabkan virus SARS-CoV-2 tidak akan betah berada didalam tubuh manusia. Tapi bukan berarti virusnya hilang sama sekali.
"Ketika ditubuh manusia sudah bukan merupakan tempat yang ideal lagi buat si virus maka dia akan keluar, dia akan cari host baru. Kemungkinan besar akan kembali ke hewan-hewan liar. Nah, hewan liar itu ada disekeliling kita, entah itu kelelawar atau binatang peliharaan dan sebagainya. Mereka akan menetap disitu, tetapi tetap merupakan "ancaman"" ucapnya.
Subandrio menambahkan, masyarakat diharapkan tetap menjalankan protokol kesehatan seperti menggunakan masker dengan baik dan benar, mencuci tangan dibawah air mengalir menggunakan sabun, dan menghindari kerumunan dengan menjaga jarak karena pola kebiasaan ini menurut Subandrio masih akan tetap menjadi tatanan kenormalan baru hingga beberapa tahun yang akan datang meski pandemi COVID-19 sudah mereda dan berhasil dikendalikan.
PENTING : Terimakasih sudah berkunjung ke website Kami. Untuk yang mengambil artikel dari website Kami, dimohon untuk mencantumkan sumber pada tulisan / artikel yang Anda muat. Terimakasih atas kunjungannya. Kerjasama media pubhlikasi, kirim e mail ke : laboratorium.medik@gmail.com
Post a Comment