Pengambilan cairan otak itu dilakukan dengan maksud diagnostik atau untuk melakukan tindakan terapi. Kelainan dalam hasil pemeriksaan dapat memberi petunjuk kearah suatu penyakit susunan saraf pusat, baik yang mendadak maupun yang menahun dan berguna pula setelah terjadi trauma. Secara makroskopi, mikroskopi, kimia, bakteriologi, dan serologi.
Prosedur Pungsi Lumbal
|
Pungsi lumbal. (Foto : https://www.klinikindonesia.com/) |
Cairan otak biasanya diperoleh dengan melakukan punksi lumbal pada lumbal III dan IV dari cavum subarachnoidale, namun dapat pula pada suboccipital ke dalam cisterna magma atau punksi ventrikel, yang dapat disesuaikan dengan indikasi klinik. Seorang klinik yang ahli dapat memperkirakan pengambilan tersebut. Hasil punksi lumbal dimasukkan dalam 3 tabung atau 3 syringe yang berbeda, antara lain :
- Tabung I berisi 1 mL. Dibuang karena tidak dapat digunakan sebagai bahan pemeriksaan karena mungkin mengandung darah pada saat penyedotan.
- Tabung II berisi 7 mL. Digunakan untuk pemeriksaan serologi, bakteriologi dan kimia klinik.
- Tabung III berisi 2 mL. Digunakan untuk pemeriksaan jumlah sel, Diff.count dan protein kualitatif/kuantitatif.
Tata Cara :
- Pasien dalam posisi miring pada salah satu sisi tubuh. Leher fleksi maksimal (lutut di tarik ke arah dahi ).
- Tentukan daerah pungsi lumbal di antara L4 dan L5 yaitu dengan menentukan garis potong sumbu kraniospinal ( kolumna verterbralis ) dan garis antara kedua spina ishiadika anterior superior ( SIAS ) kiri dan kanan. Pungsi dapat pula di lakukan anatara L4 dan L5 atau antara L2 dan L3 namun tidak boleh pada bayi.
- Lakukan tindakan antisepsis pada kulit di sekitar daerah pungsi radius 10 cm dengan larutan Povidon iodin di ikuti larutan alkohol 70% dan tutup dengan duk steril di mana daerah pungsi lumbal di biarkan terbuka.
- Tentukan kembali daerah pungsi dengan menekan ibu jari tangan yang telah memakai sarung tangan steril selama 15 – 30 detik yang akan menandai titik pungsi tersebut selama 1 menit.
- Tasukan jarum spinal/stylet pada tempat yang telah di tentukan. Masukan jarum perlahan-lahan menyusur tulang vertebra sebelah proksimal dengan mulut jarum terbuka ke atas samapai menembus duramater. Jarak antara kulit dan ruang subarakhnoi berbeda pada tiap anak tergantung umur dan keadaan gizi. Umumnya 1,5 – 2,5 cm pada bayi dan meningkat menjadi 5 cm pada umur 3 –5 tahun. Pada remaja jaraknya 6 – 8 cm.
- Lepaskan stylet perlahan-lahan dan cairan keluar. Untuk mendapatkan aliran cairan yang lebih baik, jarum di putar hingga mulut jarum mengarah ke kranial. Ambil cairan untuk pemeriksaan
- Cabut jarum dan tutup lubang tusukan dengan plester.
Pemeriksaan Liquor Cerebro Spinalis (LCS)
Macam Pemeriksaan Liquor Cerebro Spinalis (LCS) / Cairan Serebro Spinal (CSS)
Pemeriksaan terhadap LCS terdiri atas :
a. Pemeriksaan Rutin
- Makroskopis
- Mikroskopis
- Kimia
- Bakteriologi
b. Pemeriksaan Fisik
c. Pemeriksaan Khusus
- Elektroforesa Protein
- Imunoelektroforesa
- Serologi
- Imunoglobulin
Pemeriksaan Makroskopis Liquor Cerebro Spinalis (LCS) / Cairan Serebro Spinal (CSS)
Pemeriksaan Makroskopis meliputi :
- Warna
- Kekeruhan
- pH
- Konsistensi (Bekuan)
- Berat Jenis
Metode : Visual (Manual)
Tujuan : Untuk mengetahui cairan LCS secara makroskopik meliputi : warna, kejernihan, bekuan, pH dan BJ.
Alat :
Tabung reaksi
Beaker gelas
Kertas indikator pH universal
Refraktometer abbe
Spesimen : Cairan LCS
Prinsip : pada keadaan normal wujud LCS seperti air, dengan membandingkannya dapat dinilai adanya perubahan pada LCS.
Cara Kerja :
a. Tes Warna, Kekeruhan, dan Bekuan
• Tabung reaksi diisi aquadest secukupnya sebagai pembanding.
• Contoh bahan diisikan pada tabung reaksi yang sama ukurannya dengan pembanding.
• Kedua tabung diletakkan berdekatan dengan latar belakang kertas putih.
• Bandingkan contoh bahan dengan aquadest.
|
Sumber : Facebook.com |
b. Tes Berat Jenis
Cairan LCS diteteskan 1-2 tetes pada refraktometer dan diperiksa pada eye piece BJ.
Interprestasi hasil Warna, Kejernihan, Bekuan, pH, dan BJ Liquor Cerebro Spinalis (LCS) :
- Warna
Diamati warna pada LCS dengan aquades sebagai pembanding.
- Kejernihan/Kekeruhan
• 0 = jernih
• + 1 = berkabut
• + 2 = kekeruhan ringan
• + 3 = kekeruhan nyata
• + 4 = sangat keruh
- Bekuan
Tidak ada (negatif) atau ada bekuan (positif)
Hal yang perlu diperhatikan pada pemeriksaan makroskopis Liquor Cerebro Spinalis (LCS) :
a. Warna
Normal warna LCS tampak jernih, wujud dan viskositasnya sebanding air.
- Merah muda → perdarahan trauma akibat pungsi
- Merah tua atau coklat → perdarahan subarakhnoid akibat hemolisis dan
- akan terlihat jelas sesudah disentrifuge
- Hijau atau keabu-abuan → pus
- Coklat → terbentuknya methemalbumin pada hematoma subdural kronik
- Xanthokromia → (kekuning-kuningan) pelepasan hemoglobin dari eritrosit yang lisis (perdarahan intraserebral/subarachnoid); juga disebabkan oleh kadar protein tinggi (> 200 mg/dl)
b. Kekeruhan
Normal → tidak ada kekeruhan atau jernih. Walaupun demikian LCS yang jernih terdapat juga pada meningitis luetika, tabes dorsalis, poliomyelitis, dan meningitis tuberkulosa.
Keruh → ringan seperti kabut mulai tampak jika :
- lekosit 200-500/ul3
- eritrosit > 400/ml
- mikroorganisme (bakteri, fungi, amoeba)
- aspirasi lemak epidural sewaktu dilakukan pungsi
- media kontras radiografi.
c. Konsistensi Bekuan
- Bekuan → banyak darah masuk
- Normal → tidak terlihat bekuan
- Bekuan → banyaknya fibrinogen yang berubah menjadi fibrin.
Disebabkan: trauma pungsi, meningitis supurativa, atau meningitis tuberkulosa. Jendalan sangat halus à LCS didiamkan di dalam almari es selama 12-24 jam.
- LCS yang bercampur darah dalam jumlah banyak pada kedua tabung, tidak dapat diperiksa karena karena akan sama hasilnya dengan pemeriksaan dalam darah, terutama bila ada bekuan merah sebagaimana darah membeku.
- Adanya bekuan terlihat berupa kabut putih yang menggumpal karena bekuan terdiri atas benang fibrin.
Pemeriksaan Mikroskopis Liquor Cerebro Spinalis (LCS) / Cairan Serebro Spinal (CSS)
Syarat Pemeriksaan Makroskopis LCS :
Dilakukan dalam waktu < 30’, karena bila > 30’ jml sel akan berkurang yang disebabkan:
- Sel mengalami sitolisis
- Sel akan mengendap, shg sulit mendapat sampel yang homogen
- Sel terperangkap dalam bekuan
- Sel cepat mengalami perubahan morfologi
1. Hitung Jumlah Sel
Metode : Bilik Hitung
Prinsip : LCS diencerkan dengan larutan Turk pekat akan ada sel leukosit dan sel lainnya akan lisis dan dihitung selnya dalam kamar hitung di bawah mikroskop.
Alat dan Reagensia :
- Mikroskop
- Hemaocytometer : Bilik hitung Improved neubauer, kaca penutup, pipet thoma leukosit
- Larutan Turk Pekat : Kristal violet 0,1 gram, asam asetat glacial 10 mL dan aquadest 90 mL.
Spesimen : LCS
Cara Kerja :
- Larutan Turk pekat diisap sampai tanda 1 tepat
- Larutan LCS diisap sampai tanda 11 tepat.
- Dikocok perlahan dan dibuang cairan beberapa tetes.
- Diteteskan pada bilik hitung dan dihitung sel dalam kamar hitung pada semua kotak leukosit di mikroskop lensa objektif 10x/40x.
Perhitungan :
Æ© Sel = Jumlah sel ditemukan x 1 x 1 x pengenceran
Jumlah kotak L T
= ……..sel/mm3 LCS
Ket : T = tinggi bilik hitung : 1/10 mm
L = luas 1 satuan kotak yang dipakai
Interpretasi Hasil Pemeriksaan Jumlah Sel LCS :
Jumlah sel normal = 0 – 5 sel/mm3 LCS
|
(Gambar : https://www.ucsfbenioffchildrens.org/) |
2. Hitung Jenis Sel
Metode : Tetes tebal dengan pewarnaa Giemsa
Alat dan Reagensia :
- Objek Gelas
- Kaca Penghapus
- Sentrifuge
- Tabung reaksi
- Metanol absolut
- Giemsa
- Timer
Spesimen : LCS
Cara Kerja :
- Cairan LCS di masukkan dalam tabung secukupnya.
- Disentrifugasi selama 5 menit 2000 rpm
- Supernatant dibuang dan endapan diambil.
- Diteteskan pada objek gelas dan dibuat preparat hapusan tebal
- Di keringkan dan difiksasi selama 2 menit dengan metanol absolut.
- Diwarnai dengan Giemsa selama 15-20 menit.
- Dicuci dan diperiksa dimikroskop lensa objektif 100x denga imersi.
Perhitungan :
Interpretasi Pemeriksaan Jumlah Sel LCS :
3. Bakterioskopi
Dari pemeriksaan bakteliologi terhadap LCS, bakteri yang sering muncul ialah : Mycobacterium tuberculosa, Neisseria meningitidis, Streptococcus pneumoniae, dan Haemophillus influenzae.
Dengan melakukan pemeriksaan bakteriologi, sering sudah di dapatkan petunjuk ke arah etiologi radang. Pemeriksaan yang paling diperlukan adalah pewarnaan Gram dan Ziehl Neelsen. Specimen yang dipakai untuk pewarnaan ini sebaiknya memakai sedimen dari LCS. Untuk pewarnaan tahan asam (Ziehl Neelsen) baik juga dipakai specimen bekuan halus dekat permukaan LCS.
a. Pewarnaan Gram
Cara Kerja :
- Gelas objek dan gelas penutup dibersihkan dengan alkohol 70% steril.
- Dibuat apusan dari bahan sedimen LCS
- Difiksasi di atas api bunsen.
- Apusan bakteri yang telah jadi ditetesi gram A selama 3 menit, dicuci denan air mengalir, dan dikeringanginkan.
- Kemudian ditetesi gram B selama 1 menit, dicuci dengan air mengalir, dan dikeringanginkan.
- Kemudian ditetesi gram C selama 1 menit, dicuci dengan air mengalir, dan dikeringanginkan.
- Kemudian ditetesi gram D selama 2 menit, dicuci dengan air mengalir, dan dikeringanginkan.
- Diamati dengan mikroskop dengan perbesaran 1000 x, kemudian dicatat bentuk dan warna susunan, dan sifat sel bakteri.
|
Pewarnaan Gram. (Gambar : https://medicallabtechnology.com/) |
b. Pewarnaan Zeihl Neelsen
Cara Kerja :
- Letakan sediaan yang telah difiksasi pada rak dengan apusan menghadap ke atas.
- Teteskan larutan carbol fuchsin 0,3% (ZN A) sampai menutupi seluruh permukaan sediaan sputum.
- Panaskan dengan nyala api spiritus sampai keluar uap selama 3-5 menit (tidak boleh mendidih/kering).
- Singkirkan api spiritus, diamkan selama 5 menit.
- Bilas dengan air mengalir pelan sampai zat warna merah yang bebas terbuang.
- Tetesi sediaan dengan larutan asam alcohol 3% (ZN B) sampai warna merah fuchsin hilang.
- Bilas dengan air mengalir pelan.
- Teteskan larutan methylen blue 0,3% ( ZN C)pada sediaan sampai menutupi seluruh permukaan.
- Diamkan 10 – 20 detik.
- Bilas dengan air mengalir pelan.
- Diamati dengan mikroskop dengan perbesaran 1000x, kemudian dicatat bentuk dan warna susunan, dan sifat sel bakteri.
|
Pewarnaan Zhiel Nelson. (Gambar https://web.facebook.com/microbenotes/) |
Sumber :
Yuliana Sandra Prastiwi. 2014. Makalah Kimia Klinik I (Liquor Cerebro Spinalis (LCS)). Politeknik Kesehatan Banten; Tangerang
---------------------------------------------------------------------------------------------
Kerjasama media partner, kirim proposal ke e mail : laboratorium.medik@gmail.com
Dukung infolabmed untuk selalu memberikan informasi terupdate dengan menyisihkan jajan Anda melalui DANA = 085862486502
Baca juga :
Post a Comment