Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Laboratorium
Sumber : Infolabmed.com |
Cara penggunaan atau cara pengoperasian masing - masing jenis peralatan laboratorium harus ditulis dalam instruksi kerja.
Pada setiap peralatan juga harus dilakukan pemeliharaan sesuai dengan petunjuk penggunaan, yaitu semua kegiatan yang dilakukan agar diperoleh kondisi yang optimal dapat beroperasi dengan baik dan tidak terjadi kerusakan. Kegiatan tersebut harus dilakukan secara rutin untuk semua jenis alat, sehingga diperoleh peningkatan kualitas produksi, peningkatan keamanan kerja, pencegahan produksi yang tiba - tiba berhenti, penekanan waktu luang / pengangguran bagi tenaga pelaksana serta penurunan biaya perbaikan.
Untuk itu setiap alat harus mempunyai kartu pemeliharaan yang diletakkan di dekat alat tersebut yang mencatat setiap tindakan pemeliharaan yang dilakukan dan kelainan - kelainan yang ditemukan. Bila ditemukan kelainan, maka hal tersebut harus segera dilaporkan kepada penanggung jawab alat untuk dilakukan perbaikan.
Hal - hal yang perlu diperhatikan pada pemakaian peralatan
1. Persyaratan kecukupan peralatan
Laboratorium harus dilengkapi dengan semua peralatan yang diperlukan sesuai dengan jenis layanan yang disediakan sekalipun tidak digunakan secara rutin .
2. Persyaratan kemampuan alat
Pada saat instalasi alat maupun saat kerja rutin, peralatan harus diperhatikan menunjukkan kemampuan atau memenuhi kinerja yang dipersyaratkan dan harus memenuhi spesifikasi yang sesuai untuk pemeriksaan bersangkutan.
3. Penandaan peralatan
Setiap jenis peralatan harus diberi label, tanda atau identifikasi lain yang khas.
4. Log alat Setiap jenis alat yang digunakan harus memiliki catatan yang dipelihara dan terkendali mencakup :
- Identitas alat
- Nama pabrik, tipe identifikasi dan nomor seri atau identifikasi khas lain .
- Orang yang dapat dihubungi ( dari pihak pemasok )
- Tanggal penerimaan dan tanggal pemeliharaan Lokasi ( jika perlu )
- Kondisi ketika alat diterima ( alat baru / bekas atau kondisi lain )
- Instruksi pabrik atau acuan yang dibuat
- Rekaman kinerja alat yang memastikan alat layak digunakan
- Pemeliharaan yang dilakukan / direncanakan untuk yang akan datang
- Kerusakan, malfungsi, modifikasi atau perbaikan alat
- Tanggal perkiraan penggantian alat, jika mungkin.
5. Persyaratan pengoperasian alat
Alat hanya boleh dioperasikan oleh petugas yang berwenang. Instruksi penggunaan dan pemeliharaan peralatan terkini mencakup pedoman yang sesuai dan petunjuk penggunaan yang disediakan oleh pembuat alat harus tersedia bagi petugas laboratorium
6. Jaminan keamanan kerja alat
Alat harus dipelihara dalam kondisi kerja yang aman, mencakup keamanan listrik, alat penghenti darurat ( emergency stop device ) dan penanganan yang aman oleh petugas berwenang. Semua harus disesuaikan dengan spesifikasi atau instruksi pabrik termasuk pembuangan limbah kimia, bahan radioaktif maupun biologis.
7. Penanganan terhadap alat yang rusak
Alat yang diduga mengalami gangguan, tidak boleh digunakan, harus diberi label yang jelas dan disimpan dengan baik sampai selesai diperbaiki dan memenuhi kriteria yang ditentukan kalibrasi, verifikasi dan pengujian untuk digunakan kembali. Laboratorium harus melakukan tindakan yang memadai sebelum digunakan kembali.
8. Pemindahan alat
Laboratorium harus memiliki prosedur penanganan, pemindahan, penyimpanan dan penggunaan yang aman untuk mencegah kontaminasi dan kerusakan alat. Apabila alat dipindahkan keluar laboratorium untuk diperbaiki, maka sebelum digunakan kembali di laboratorium harus dipastikan alat telah dicek dan berfungsi baik.
9. Pemutahiran hasil koreksi kalibrasi
Apabila kalibrasi menghasilkan sejumlah factor koreksi, laboratorium harus memiliki prosedur untuk menjamin bahwa salinan dari factor koreksi sebelumnya dimutahirkan dengan benar.
10. Pencegahan terhadap perlakuan orang tidak berwenang.
Semua peralatan termasuk perangkat keras, perangkat lunak, bahan acuan, bahan habis pakai, pereaksi dan system analitik harus dijaga terhadap pengrusakan akibat perlakuan orang yang tidak berwenang, yang dapat membuat hasil pemeriksaan tidak sah.
Beberapa jenis peralatan laboratorium yang perlu mendapat perhatian adalah :
1. Alat Gelas
- a. Tabung yang dipakai harus selalu bersih.
- b. Untuk pemakaian ulang, cuci alat gelas dengan deterjen ( sedapatnya netral ) dan oksidan ( hipoklorit ) kemudian bilas dengan aquades.
2. Blood cell counter
- a. Bagian luar alat dilap setiap hari
- b. Periksa semua selang pembuangan limbah pemeriksaan, apakah ada sumbatan atau tidak c. Periksa selang pembuangan limbah pemeriksaan, apakah ada sumbatan atau tidak d. Setiap selesai pemeriksaan, lakukan pencucian
- e. Tutup badan alat dengan plastik bila alat tidak dipakai
3. Elisa set
- Elisa Reader
- Lakukan kalibrasi linearitas alat, stabilitas pembacaan dan ketepatan pembacaan. Kalibrasi dilakukan pada saat pertama kali alat dipakai, penggantian lampu, dan secara periodik untuk memastikan ketepatan pembacaan.
- Elisa Washer
- Lakukan kalibrasi volume dispenser, sisa yang tertinggal dalam well ( rest well ) dan posisi well c. Incubator
- Suhu yang dipakai harus esuai dengan spesifikasi alat
- d. Heating block
- Lakukan kalibrasi suhu heating block
4. Flame photometer
- Letakkan alat di tempat yang terlindung dari sinar matahari langsung atau sinar emisi yang konstans, bebas dari debu dan asap rokok.
- Hindari alat terkena / tercemar keringat, serbuk / serpihan saring, sabun dan bahan mencuci lain.
- Ikuti petunjuk operasional dari pabrik pembuat mengenai pemilihan photocell dan panjang gelombang, pengaturan lebar celah, pemilihan bahan bakar dan tekanan udara atau tekanan oksigen, langkah - langkah untuk pemanasan alat, koreksi dari pengganggu dan background nyala flame, pencucian burner, pengabuan / pemanasan sampel dan pengukuran intensitas emisi
5. Fotometer / Spectrofotometer
- Guanakan lampu yang sesuai
- Tegangan listrik harus stabil
- Hidupkan alat terlebih dahulu selama 5-30 menit ( tergantung jenis / merek alat ), supaya cahaya lampu menjadi stabil.
- Monokromator atau filter harus bersih, tidak lembab, dan tidak berjamur.
- Kuvet ( tergantung jenisnya ) harus tepat meletakkannya. Sisi yang dilalui cahaya harus menghadap ke arah cahaya. Bagian tersebut harus bersih, tidak ada bekas tangan, goresan ataupun embun. Untuk menghindari hal tersebut pegang kuvet diujung dekat permukaan.
- Isi kuvet harus cukup sehingga seluruh cahaya dapat melalui isi kuvet.
- Tidak boleh ada gelembung udara dalam kuvet.
- Untuk pemeriksaan enzimatik, kuvet harus diinkubasi pada suhu yang sesuai dengan suhu pemeriksaan.
- Fotodetektor harus dijaga kebersihannya dengan cara membersihkan permukaannya dengan alkohol 70 % .
- Amplifier / pengolah signal harus berfungsi dengan baik.
6. Inkubator
- a. Bagian dalam inkubator dan rak harus dibersihkan secara teratur dengan disinfektan.
- b. Suhu dicatat setiap pagi hari untuk incubator yang dinyalakan terus menerus atau sebelum dan sesudah digunakan.
- c. Suhu yang tertera pada alat perlu dikalibrasi secara rutin untuk mengetahui keakuratannya.
7. Kamar Hitung
- a. Kamar hitung dan kaca penutup harus bersih sebab kotoran ( jamur, partikel debu ) pada pengamatan di bawah mikroskop akan terlihat sebagai sel.
- b. Periksa di bawah mikroskop, apakah garis - garis pada kamar hitung terlihat jelas dan lengkap.
- c. Kamar hitung dan kaca penutup harus kering, bila basah akan menyebabkan terjadinya pengenceran dan kemungkinan sel darah akan pecah, sehingga jumlah sel yang dihitung menjadi berkurang.
- d. Kaca penutup harus tipis, rata, tidakcacat dan pecah, sebab kaca penutup berfungsi untuk menutup sampel, bila cacat atau pecah maka volume dalam kamar hitung menjadi tidak tepat.
- e. Cara pengisian kamar hitung ; dengan menggunakan pipet Pasteur dalam posisi horizontal, sampel dimasukkan ke dalam kamar hitung yang tertutup kaca penutup.
- f. Bila pada pengisian terjadi gelembung udara di dalam kamar hitung atau sampel mengisi parit kamar hitung / menggenangi kamar lain, atau kamar hitung tidak terisi penuh, maka pengisian harus diulang.
- g. Cuci kamar hitung segera setelah dipakai dengan air mengalir atau dengan air deterjen encer.
- h. Bila masih kotor, rendamlah dalam air deterjen, kemudian bilas dengan air bersih.
- i. Pada waktu mencuci kamar hitung tidak boleh menggunakan sikat.
8. Lemari es ( Refrigerator ) dan Freezer
- a. Menggunakan lemari es dan freezer khusus untuk laboratorium.
- b. Tempatkan lemari es sedemikian rupa sehingga bagian belakang lemari es masih longgar untuk aliran udara dan fasilitas kebersihan kondensor.
- c. Pintu lemari es harus tertutup baik untuk mencegah keluarnya udara dingin dari bagian pendingin.
- d. Lemari es dan freezer harus selalu dalam keadaan hidup.
- e. Suhu dicatat setiap pagi dan sore hari.
- f. Termometer yang digunakan harus sesuai dengan suhu alat yang dikalibrasi.
9.Gas Chromatography - Mass Spectrometry
- a. Injektor Bersihkan bagian dalam secara secara teratur dan periksa septum terhadap kebocoran dengan larutan berbusa.
- b. Kolom Amati sambungan kolom dengan menggunakan larutan sabun. Periksa kepadatan isi kolom dengan pengukuran aliran udara ( flow rate ) secara visual. Packed kolom mempunyai aliran udara 10-25 ml / menit, sedangkan kapiler kolom mempunyai aliran udara 1-2,5 ml / menit. Kolom yang baru perlu dilakukan pra kondisi dengan cara ujung keluaran tidak disambungkan pada detector, alirkan gas pembawa 30 ml / menit selama 30 menit, naikkan suhu kolom sampai batas suhu maksimum dari kolom yang bersangkutan selama 12-13 jam
- c. Oven mati suhu kontrol pada waktu pemeriksaan
- d. GasPeriksa tekanan gas dan aliran udara pada waktu pemeriksaan secara rutin. Perubahan aliran udara dapat disebabkan oleh karena kebocoran. Gas karier dimurnikan dari oksigen dan uap air dengan menggunakan filter / gas uap. Lakukan pemeriksaan gas dengan cara mengalirkan gas pada tekanan maksimum setiap bulan. Bila ada bagian yang rusak segera diganti.
- e. Detector Lakukan pembersihan dengan hati-hati sesuai perunjuk dari pabrik
10. Mikroskop
- a. Letakkan mikroskop di tempat yang datar dan tidak licin.
- b. Bila menggunakan cahaya matahari, tempatkan di tempat yang cukup cahaya dengan mengatur cermin sehingga diperoleh medan pengilhatan yang terang.
- c. Biasakan memeriksa dengan menggunakan lensa obyektif 10x dulu, bila sasaran sudah jelas, perbesar dengan objektif 40x dan bila perlu dengan 100x. Untuk pembesar 100x gunakan minyak emersi.
- d. Bersihkan lensa dengan kertas lensa atau kain yang lembut setiap hari setelah selesai bekerja, terutama bila lensa terkena minyak imersi bersihkan dengan eter alkohol ( lihat referensi ).
- e. Jangan membersihkan / merendam lensa dengan alkohol atau sejenisnya karena akan melarutkan perekatnya sehingga lensa dapat lepas dari rumahnya.
- f. Jangan menyentuh lensa obyektif dengan jari.
- g. Jangan membiarkan mikroskop tanpa lensa okuler atau obyektif, karena kotoran akan mudah masuk.
- h. Bila lensa obyektif dibuka, tutup dengan penutup yang tersedia.
- i. Saat mikroskop disimpan, lensa obyektif 10x atau 100x tidak boleh berada pada satu garis dengan kondensor, karena dapat mengakibatkan lensa pecah bila ulir makrometer dan mikrometemya sudah rusak
11.Otoklaf ( Autoclave )
- a. Bagian bawah autoklaf harus terisi air bebas mineral sampai setinggi penyangga.
- b. Pastikan bahwa air akan cukup selama proses sterilisasi.
- c. Pastikan autoklaf tertutup dan karet pengunci terpasang di lekukannya.
- d. Katup udara keluar harus terbuka.
- e. Pastikan pemanas ( elektrik , gas atau kerosene ) hidup
- f. Pastikan katup pengaman terpasang selama pemanasan
- g. Pastikan proses selesai sebelum melepas tutup atau membuka
- h. Pastikan bahan yang disterilisasi cukup lama didiamkan sampai dingin
- i. Catat suhu, tekanan dan waktu setiap digunakan.
12. Oven
- a . Bagian dalam oven harus dibersihkan sekurang - kurangnya setiap bulan.
- b. Pintu oven baru boleh dibuka setelah suhu turun sampai 40°C.
- c. Catat suhu dan waktu setiap digunakan.
13. Penangas air ( Waterbath )
- a. Ketinggian air perlu diperiksa tiap hari. Tinggi air dalam waterbath harus lebih tinggi dari larutan yang akan di inkubasi.
- b. Kebersihan dinding bagian dalam harus diperhatikan dengan mengganti air setiap hari. Sebaiknya gunakan aquades.
- c. Catat suhu setiap digunakan.
14. Pipet
- a. Gunakan pipet gelas yang sesuai dengan peruntukannya yaitu pipet transfer yang dipakai untuk memindahkan sejumlah volume cairan yang tetap dengan teliti, serta pipet ukur yang dipakai untuk memindahkan berbagai volume tertentu yang diinginkan.
- b. Gunakan pipet yang bersih dan kering serta ujungnya masih utuh dan tidak retak.
- c. Cara penggunaan pipet harus disesuaikan dengan jenis pipet.
- d. Pemipetan cairan tidak boleh menggunakan mulut.
- e. Pemindahan cairan dari pipet ke dalam wadah harus dilakukan dengan cara menempelkan ujung pipet yang telah dikeringkan dahulu bagian luarnya dengan kertas tissue pada dinding wadah / bejana dalam posisi tegak lurus dan cairan dibiarkan mengalir sendiri.
- f. Pipet volumetrik tidak boleh ditiup.
- g. Pipet ukur yang mempunyai tanda cincin di bagian atas, setelah semua cairan dialirkan maka sisa cairan diujung pipet dikeluarkan dengan ditiup memakai alat bantu pipet Pipet.
- h. Pipet ukur yang tidak mempunyai tanda cincin tidak boleh ditiup.
- i. Pipet dengan volume kecil ( 1-500 ul ) harus dibilas untuk mengeluarkan sisa cairan yang menempel pada dinding bagian dalam.
- j. Pipet untuk pemeriksaan biakan harus steril.
- k. Pipet yang telah dipakai untuk memipet larutan basa harus dibilas dahulu dengan larutan yang bersifat asam dengan konsentrasi rendah, sedangkan yang telah dipakai untuk memipet larutan asam harus dibilas dengan larutan yang bersifat basa lemah, kemudian direndam dalam aquades selama satu malam, kemudian bilas lagi dengan aqudemineral.
- l. Pipet yang sudah dipakai harus direndam dalam larutan antiseptik, kemudian baru dicuci.
15. Pipet Semiotomatik
- a. Pada pipet semiotomatik, tip pipet tidak boleh dipakai ulang karena pencucian tip pipet akan mempengaruhi kelembaban plastik tip pipet, juga pengeringan seringkali menyebabkan tip meramping dan berubah bentuk saat pemanasan.
- b. Penggunaan tidak boleh melewati batas antara tip dan pipetnya.
- c. Tip yang digunakan harus terpasang erat.
- d. Sesudah penggunaan harus dibersihkan dan disimpan dengan baik di dalam rak pipet.
16. pH meter
- a. Letak konektor pada pH meter untuk tempat elektroda harus diperhatikan dengan baik, jangan sampai salah menghubungkan.
- b. Pada saat menuang cairan kimia harus hati - hati, jangan sampai tumpah ke pH meter, karena akan merusak komponen di dalamnya.
- c. Elektroda harus terendam dalam cairan.
17. Rotator
Bersihkan bagian luar alat dan bagian - bagian yang berputar diberi pelumas secara teratur. Perhatikan ke-aus-an bagian yang berputar.
18. Sentrifus
- a. Letakkan sentrifus pada tempat yang datar.
- b. Gunakan tabung dengan ukuran dan tipe yang sesuai untuk tiap sentrifus.
- c. Beban harus dibuat seimbang sebelum sentrifus dijalankan, kecuali pada sentrifus mikrohematokrit karena tabung kapiler sangat kecil.
- d. Pada penggunaan sentrifus mikrohematokrit, tabung kapiler harus ditutup pada salah satu ujungnya untuk menghindari keluarnya darah.
- e. Pastikan bahwa penutup telah menutup dengan baik dan kencang sebelum senfrifus dijalankan.
- f. Periksa bantalan pada wadah tabung. Bila bantalan tidak ada maka tabung mudah pecah waktu disentrifus karena adanya gaya sentrifugal yang kuat menekan tabung kaca ke dasar wadah. Bantalan harus sesuai dengan ukuran dan bentuk tabung.
- g. Putar tombol kecepatan pelan - pelan sesuai kecepatan yang diperlukan.
- h. Hentikan segera bila beban tidak seimbang atau terdengar suara aneh Jangan mengoperasikan sentrifus dengan tutup terbuka.
- j. Jangan menggunakan sentrifus dengan kecepatan yang lebih tinggi dari keperluan.
- k. Jangan membuka tutup sentrifus sebelum sentrifus benar - benar telah berhenti.
19. Timbangan analitik / digital
- a. Diletakkan pada meja datar, permanen, terhindar dari getaran dan angin, tidak boleh digeser.
- b. Periksalah selalu jarum petunjuk angka ( angka menunjuk 0 ) setiap kali akan menimbang ( untuk timbangan analitik ).
- c. Gunakan selalu pinset untuk mengangkat anak timbangan.
- d. Bahan yang akan ditimbang harus sesuai suhu kamar.
- e. Bahan yang ditimbang tidak boleh tercecer sehingga mempengaruhi hasil penimbangan.
- f. Mengurangi atau menambah beban dilakukan pada saat timbangan dalam keadaan istirahat.
- g. Pintu kotak selalu tertutup pada waktu menimbang
Post a Comment