Prinsip Dalam Membakukan Aktivas Laboratorium
(Img : https://depositphotos.com) |
PRINSIP DALAM MEMBAKUKAN AKTIVITAS LABORATORIUM
1. Pada dasarnya setiap aktivitas yang ada dalam laboratorium, harus memiliki pedoman baku yang mendukungnya, dari sistem mutu ( normatif dan kebijakan ) secara keseluruhan sampai dengan proses paling teknis seperti cara memperoleh air untuk analisa yang baik atau pemeliharaan suhu lemari pendingin dll.
2. Pembakuan dibuat berjenjang berdasarkan jenjang aktivitas yang ada dalam laboratorium. Jenjang tertinggi adalah Pedoman Mutu yang merupakan kebijakan tertinggi dalam menjamin mutu di laboratorium, dan dibuat oleh pimpinan laboratorium bersangkutan. Jenjang kedua adalah kelompok prosedur pada jenjang kedua tertinggi misalnya di seksi seksi, dan dibuat oleh pimpinan seksi yang bersangkutan. Demikian seterusnya hingga diperoleh bakuan prosedur di jenjang terendah dan dikerjakanserta dibuat oleh mereka yang bertanggungjawab terhadap pekerjaan tersebut.
Bakuan yang berkedudukan berbeda sebaiknya diberi nama berbeda. Misalnya : bakuan pada jenjang tertinggi dapat disebut sebagai PANDUAN MUTU, kemudian bakuan pada jenjang berikutnya disebut PROSEDUR TETAP, dan pada jenjang paling teknis disebut sebagai PETUNJUK KERJA. Penamaan ini dibakukan berdasarkan kesepakatan bersama. Istilah yang lazim digunakan adalah Prosedur Operasi Baku ( Standard Operating Procedure ) bagi prosedur jenjang menengah dan Instruksi Kerja ( Instruction Manual ) bagi petunjuk teknis.
3. Setiap prosedur dibuat oleh pejabat / staf yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan prosedur bersangkutan. Sebagai contoh : Sistem mutu secara keseluruhan, dibuat oleh pimpinan laboratorium Prosedur pemeliharaan alat dibuat oleh staf yang diberi tanggungjawab atas pemeliharaan alat. Prosedur pengendalian mutu harian kimia dibuat oleh pimpinan seksi kimia.
4. Prosedur disusun bersama staf yang ikut terlibat dalam proses tersebut. Keterlibatan dalam menentukan bagaimana pekerjaan sebaiknya dilakukan, akan menimbulkan komitmen yang lebih besar pada diri orang yang terlibat untuk ikut menjaga ketertiban terlaksananya prosedur tersebut dengan baik dan benar. Sebagai contoh : Prosedur pemeliharaan alat yang dibuat oleh penanggung jawab pemeliharaan alat, sebaiknya disusun bukan hanya oleh penanggungjawab pemeliharaan alat akan tetapi bersama pelaksana harian yang ditunjuk untuk melaksanakan pemeliharaan alat bersangkutan.
5. Bakuan harus mengandung komponen yang menjamin bahwa bakuan tersebut telah benar dan selalu digunakan di tempat yang tepat oleh orang yang tepat. Misalnya, pada prosedur baku perlu diberi ciri yang menandakan bahwa prosedur tersebut adalah yang sedang berlaku pada saat itu, Harus dicegah kemungkinan terjadinya penggunaan prosedur yang sudah kadaluwarsa, yang sudah tidak digunakan lagi karena sudah mendapatkan revisi baru. Komponen yang selayaknya terdapat dalam sebuah Prosedur Tetap dapat dilihat pada bagian lain dalam bab ini.
6. Prosedur baku yang dibuat harus mampu menjawab pertanyaan, Mengapa aktivitas itu dilakukan, apa yang dilakukan, Dimana aktivitas itu dilakukan, siapa yang melakukan, kapan dilakukan, dan bagaimana pekerjaan itu dilakukan.
7. Tiap prosedur baku harus didukung oleh dokumen ( formulir ) yang dalam aktivitas sehari hari membuktikan bahwa prosedur tersebut memang ditaati. Sebagai contoh : Bila dibuat prosedur baku untuk setiap hasil pemeriksaan yang mengandung langkah pemeriksaan ulang untuk setiap hasil menyimpang, maka perlu disediakan pula dokumen yang ditandatangani oleh pelaksana pemeriksaan sehingga akan menjadi bukti bahwa langkah pengulangan benar - benar telah dilakukan. Dengan demikian terjamin bahwa prosedur yang ditetapkan memang benar dilaksanakan.
8. Prosedur baku perlu ditempatkan di dekat orang yang mengerjakan sehingga tiap saat dapat dijadikan pegangan pada saat bekerja.
9. Tiap bakuan harus didokumentasi dengan baik. Bakuan yang sudah tidak berlaku juga harus tetap disimpan, akan tetapi jangan disimpan bersama dokumen yang masib berlaku.
10. Setiap kali terjadi perubahan pada prosedur kerja, Prosedur Tetap atau Petunjuk Teknis terkait juga harus mengalami penyesuaian.
Sumber : Good Laboratory Practice
Baca Juga :
> Pengolahan Limbah Laboratorium Patologi Anatomi
> Tahapan Manajemen Resiko Laboratorium
> Penyimpanan Bahan Laboratorium
Post a Comment