Mycoplasma pneumoniae: Mitos atau Ancaman? Menguak Realitas di Balik Lonjakan Kasus Pneumonia China dan Mitos Ketidakberbahayaannya
INFOLABMED.COM - Sejak Mei 2023, China menghadapi lonjakan kasus pneumonia yang sebagian besar disebabkan oleh infeksi Mycoplasma pneumoniae.
Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa sebenarnya Mycoplasma pneumoniae tidak lebih mematikan dibandingkan Covid-19.
Infeksi ini menjadi perhatian khusus karena sekitar tiga perempat dari kasus pneumonia di China disebabkan oleh bakteri ini, menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, Imran Pambudi.
Fakta-fakta Menarik seputar Mycoplasma pneumoniae
1. Bakteri yang Menyebabkan 'Walking Pneumonia'
Mycoplasma pneumoniae termasuk bakteri dari genus Mycoplasma. Patogen ini memiliki periode inkubasi yang cukup lama, berkisar antara 1-4 minggu, menurut Center for Disease and Prevention Control (CDC).
Hal ini menjadikan penyebarannya lebih lambat dan sering disebut sebagai 'walking pneumonia'.
Bakteri dapat menginfeksi manusia melalui droplet yang dihasilkan oleh orang yang terinfeksi.
2. Dampak Lebih Besar pada Anak-anak
Kasus Mycoplasma pneumoniae paling banyak terjadi pada anak-anak, terutama saat perubahan musim.
Hal ini disebabkan oleh saluran napas yang pendek pada anak-anak, sehingga bakteri lebih mudah masuk ke jaringan paru-paru.
3. Potensi Sebagai Pemicu Pandemi Baru
Wabah pneumonia di China memicu kekhawatiran akan potensi menjadi pandemi baru setelah Covid-19.
Meskipun demikian, kemungkinan ini sulit terjadi karena masa inkubasi bakteri yang panjang, yang membuat penyebarannya tidak secepat virus.
4. Tingkat Bahaya yang Tidak Lebih Tinggi dari Covid-19
Mycoplasma pneumoniae tidak dianggap lebih berbahaya dibandingkan infeksi akibat SARS-CoV-2.
Meskipun memiliki tingkat kesakitan (morbiditas) yang tinggi, tingkat kematian (mortalitas) tidak sebesar Covid-19.
5. Memerlukan Pengobatan dengan Antibiotik
Berbeda dengan infeksi virus yang sering sembuh sendiri, infeksi bakteri seperti Mycoplasma pneumoniae memerlukan pengobatan dengan antibiotik.
6. Risiko Lebih Tinggi di Daerah Tinggi Polusi
Pneumonia akibat Mycoplasma pneumoniae memiliki kaitan dengan tingkat polusi udara. Di daerah dengan tingkat polusi tinggi, paru-paru menjadi lebih sensitif, meningkatkan risiko masalah pernapasan lain seperti asma.
7. Realitas Pneumonia di Indonesia
Meskipun Mycoplasma pneumoniae menjadi perhatian, mayoritas kasus pneumonia di Indonesia ternyata disebabkan oleh virus lain, seperti influenza (H1N1, H3), dan jenis lainnya.
Kementerian Kesehatan Indonesia telah mengeluarkan Surat Edaran tentang Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia sebagai langkah antisipatif.
Mycoplasma pneumoniae memang menjadi penyebab signifikan dari kenaikan kasus pneumonia di China, terutama pada anak-anak.
Meskipun berpotensi menciptakan pandemi baru, risiko tersebut sulit terjadi karena karakteristik bakteri ini.
Penting untuk diingat bahwa, meskipun menimbulkan tingkat kesakitan yang tinggi, Mycoplasma pneumoniae tidak lebih mematikan daripada Covid-19.
Pencegahan dan penanganan yang tepat tetap kunci untuk mengatasi penyebaran infeksi ini.***
Post a Comment