Jenis Kristal dalam Urin: Memahami dan Menganalisis Kristal Urin
Ilustrasi Pemeriksaan Urin. (Foto : Xafierarnu by Canva) |
INFOLABMED.COM - Kristal dalam urin adalah fenomena yang sering kali menimbulkan kekhawatiran, terutama ketika ditemukan dalam pemeriksaan mikroskopis.
Pada tulisan ini, kita akan menjelajahi berbagai jenis kristal yang dapat ditemukan dalam urin, menggali informasi penting terkait pembentukan, karakteristik, dan implikasi klinisnya.
Kristal Asam Urat
Kristal Asam Urat |
Kristal asam urat biasanya terbentuk dalam urin asam dengan pH < 5,5. Dalam kondisi ini, asam urat bersifat larut, mencegah terjadinya presipitasi kristal urat.
Namun, penting untuk dicatat bahwa urin alkalin dengan pH > 7,0 dapat mencegah kristalisasi asam urat, menjadi dasar bagi pendekatan alkalinisasi urin pada pasien dengan risiko nefropati asam urat akut.
Kristal Cystine
Cystine-Crystals |
Berbeda dengan kristal asam urat, kristal cystine bersifat monomorfik, berbentuk heksagonal dan tidak berwarna.
Muncul pada urin asam dengan pH < 6,0 dan seringkali terkait dengan kondisi genetik, yaitu cystinuria.
Kristal Triple Phosphate atau Struvite
Kristal Triple Phosphate atau Struvite |
Kristal struvite memiliki penampilan mirip penutup peti mati. Biasanya terbentuk pada urin alkalin dengan pH > 7,0 dan dapat ditemukan pada infeksi saluran kemih akibat bakteri pemecah urea, seperti Proteus mirabilis. Keberadaan kristal ini juga dapat dikaitkan dengan batu struvite pada ginjal.
Kristal Kalsium Oksalat
Kristal Kalsium Oksalat |
Kristal Kalsium Oksalat umumnya ditemukan pada urin asam dan dapat muncul dalam bentuk bihidrat atau monohidrat.
Pada individu dengan asupan oksalat tinggi, pasien batu ginjal, atau mereka yang mengonsumsi etilen glikol, kristal kalsium oksalat dapat hadir.
Kristal Kalsium Karbonat
Kristal Kalsium Karbonat |
Kristal kalsium karbonat memiliki berbagai ukuran dan muncul sebagai sferoid besar dengan garis radial.
Warna mereka bervariasi dari tidak berwarna hingga kuning-coklat. Meskipun umum pada urin hewan seperti kuda dan kelinci, kristal ini tidak ditemukan pada urin anjing atau kucing.
Kristal "Amorf"
Kristal Amorf |
Kristal "amorf" dapat terdiri dari urat, fosfat, atau xanthine. Meskipun kecil dan tidak memiliki bentuk yang jelas, mereka dapat mirip bakteri saat dilihat di bawah mikroskop. Identifikasi kristal ini seringkali memerlukan pemeriksaan tingkat perbesaran yang tinggi.
Kristal Ammonium Biurat
Kristal Ammonium Biurat |
Kristal ini seringkali tampak sebagai bola coklat atau kuning-coklat dengan tonjolan tidak teratur.
Meskipun dapat muncul pada urin dengan berbagai pH, pembentukannya lebih disukai pada urin netral hingga alkalin.
Kristal Bilirubin
Kristal Bilirubin |
Kristal bilirubin terbentuk dari bilirubin terkonjugasi dan memiliki penampilan jarum hingga granular yang berwarna kuning.
Umumnya terjadi pada urin anjing, namun, keberadaannya pada urin kucing, sapi, atau unta dapat mengindikasikan masalah kesehatan yang mendasarinya.
Kristal Akibat Obat
Selain kristal alami, urin juga dapat mengandung kristal yang disebabkan oleh konsumsi obat tertentu.
Contohnya adalah kristal sulfadiazine dan indinavir, yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal jika terbentuk dalam jumlah besar.
Dalam praktek laboratorium, identifikasi dan pelaporan kristal dalam urin dapat dilakukan dengan metode semikuantitatif, seperti "sedikit," "sedang," atau "banyak" per lapangan pandang tinggi.
Selain itu, pemberian informasi klinis tambahan, seperti pH urin, dapat membantu dalam interpretasi hasil.
Mengidentifikasi jenis kristal dalam urin dapat memberikan informasi berharga tentang kondisi kesehatan seseorang.
Penting untuk dicatat bahwa keberadaan kristal bukan selalu menunjukkan masalah serius, dan interpretasi yang cermat oleh tenaga medis diperlukan.***
Post a Comment