Teknik Pengambilan Sperma dari Testis untuk Penanganan Infertilitas Pria
INFOLABMED.COM - Sperma adalah sel khusus yang diproduksi di testis dan mengandung bahan genetik yang dibutuhkan untuk membuahi sel telur.
Namun, sebagian besar kasus infertilitas pria disebabkan oleh masalah sperma.
Untuk penanganan infertilitas yang efektif, diperlukan pengambilan sejumlah sperma dari pria.
Metode pengambilan sperma dari testis sangat menentukan kualitas embrio dan kemungkinan kehamilan.
Teknik Pengambilan Sperma dari Testis
Percutaneous Epididymal Sperm Aspiration (PESA)
Microsurgical Epididymal Sperm Aspiration (MESA)
Testicular Sperm Aspiration (TESA)
Testicular Sperm Extraction (TESE)
Microscopic Testicular Sperm Extraction (Micro-TESE)
Kondisi yang Memerlukan Pengambilan Sperma dari Testis
Pengambilan sperma secara bedah diperlukan pada pria dengan azoospermia yang ingin memiliki anak.
Pada azoospermia obstruktif, sperma diproduksi tetapi tidak ada dalam cairan mani karena adanya sumbatan pada saluran mani.
Penyebabnya bisa berupa vasektomi, cedera, infeksi, atau operasi pada prostat atau leher kandung kemih.
Pada azoospermia non-obstruktif, produksi sperma terganggu. Penyebabnya bisa berupa terapi kanker, penyakit genetik, atau operasi testis yang tidak turun.
Dalam kasus ini, Micro-TESE dianggap sebagai pilihan terbaik.
Memilih Metode yang Tepat
Penilaian kesuburan pria harus dilakukan bersama pasangan. Jika ditemukan azoospermia atau oligozoospermia parah (jumlah sperma sangat sedikit), riwayat medis lengkap, pemeriksaan fisik, dan tes laboratorium harus dilakukan.
Biopsi testis mungkin diperlukan untuk menentukan apakah azoospermia disebabkan oleh sumbatan atau gangguan produksi sperma.
Urolog yang ahli dalam kedokteran reproduksi dan bedah akan memilih metode yang paling sesuai berdasarkan hasil tes ini.
Setiap teknik memiliki keuntungan dan kerugiannya. Memilih metode yang tepat adalah kunci untuk keberhasilan proses kehamilan.
Pengambilan sperma dari testis adalah prosedur penting dalam penanganan infertilitas pria, terutama pada kasus azoospermia.
Teknik yang digunakan dapat menentukan kualitas dan kuantitas sperma yang dihasilkan, serta keberhasilan program bayi tabung (IVF) atau mikroinjeksi (ICSI).
Konsultasi dengan urolog yang berpengalaman sangat penting untuk menentukan metode terbaik yang sesuai dengan kondisi individu.***
Post a Comment