3 Cara untuk Mengetahui Kadar Zat Besi dalam Tubuh Anda
INFOLABMED.COM - Jika mencurigai kadar zat besi di dalam tubuh Anda berada di luar batas normal, langkah terbaik yang bisa Anda lakukan adalah memeriksakannya ke dokter.
Jika keuangan Anda terbatas, cobalah mengikuti kegiatan donor darah.
Umumnya, teknisi kesehatan akan terlebih dahulu melakukan pemeriksaan darah untuk memastikan kadar hemoglobin Anda cukup baik.
Metode tersebut lazim dilakukan agar mereka mampu mengeliminasi calon pendonor yang memiliki kadar zat besi terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Memeriksakannya ke Dokter
Konsultasikan kadar zat besi yang rendah kepada dokter. Melakukan pemeriksaan medis adalah metode yang paling ampuh dan akurat untuk mengetahui kadar zat besi di dalam tubuh Anda.
Cobalah membuat janji temu dengan dokter setidaknya 1-2 minggu setelah Anda mengalami gejala umum anemia seperti kelelahan.
Umumnya, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan Anda untuk memastikan apakah Anda pernah mengalami kekurangan zat besi sebelumnya.
Setelah itu, dokter akan mengajukan pertanyaan terkait kondisi kesehatan terkini dan gejala-gejala yang Anda alami.
Jika Anda mengalami takikardi (peningkatan detak jantung secara drastis) atau kesulitan bernapas, segeralah mengunjungi klinik atau rumah sakit terdekat.
Pastikan Anda juga segera menghubungi layanan kesehatan darurat jika mengalami nyeri dada dan masalah pernapasan pada saat yang bersamaan.
Dokter kemungkinan besar akan mengecek pola makan Anda. Bagi wanita, umumnya dokter juga akan menanyakan pola menstruasi terkini Anda.
Jika memungkinkan, cobalah menuliskan seluruh gejala yang Anda rasakan sebelum menemui dokter. Dengan demikian, tidak akan ada gejala penting yang lupa Anda sampaikan kepada dokter.
Bersiaplah melakukan pemeriksaan fisik. Kemungkinan besar, dokter akan melakukan pemeriksaan di bagian mulut, kulit, dan bantalan kuku Anda.
Selain itu, dokter juga akan mendengarkan detak jantung dan hati, serta memeriksa area perut bawah Anda untuk menemukan indikasi kadar zat besi yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Beberapa gejala kekurangan zat besi adalah kelelahan, napas yang pendek, pusing, rasa kedinginan yang ekstrem, kulit yang pucat, nafsu makan yang rendah, dan keinginan menyantap hal-hal yang tidak tergolong sebagai makanan (dikenal sebagai gangguan pica).
Jika Anda mengalami salah satu atau beberapa di antaranya, segeralah menyampaikannya kepada dokter.
Gejala fisik lain yang patut diwaspadai adalah kuku yang patah, lidah yang membengkak, sisi mulut yang retak, dan infeksi yang terus-menerus muncul.
Bersiaplah melakukan pemeriksaan darah. Jika kadar zat besi Anda dicurigai terlalu tinggi atau rendah, kemungkinan besar dokter akan meminta Anda melakukan beberapa jenis pemeriksaan darah untuk mendapatkan diagnosis yang akurat.
Biasanya, hasil tes akan keluar dalam waktu 1-3 hari setelah pemeriksaan dilakukan.
Melalui tes tersebut, dokter akan mengetahui kadar hemoglobin di dalam tubuh Anda.
Nilai tersebutlah yang menentukan seberapa banyak oksigen yang diikat oleh sel darah merah.
Mengecek Kadar Zat Besi ketika Mendonorkan Darah
Temukan lokasi donor darah terdekat. Cobalah menelusuri laman internet atau membuka situs Palang Merah Indonesia (PMI) untuk menemukan lokasi donor darah yang dapat dengan mudah Anda capai.
Adakalanya, PMI juga menyediakan mobil donor darah khusus yang diparkir di beberapa lokasi. Cobalah mendatanginya jika Anda menemukan salah satunya.
Pastikan panitia donor darah mengadakan pemeriksaan darah untuk mengecek kadar hemoglobin di dalam tubuh Anda.
Beberapa organisasi bahkan juga mengadakan tes untuk mengetahui kadar zat besi di dalam tubuh orang yang akan mendonorkan darahnya.
Ikuti kegiatan donor darah. Umumnya, Anda bisa langsung datang ke lokasi donor darah tanpa harus membuat janji terlebih dahulu.
Sebelum melakukan donor darah, Anda perlu mengikuti berbagai tahap pemeriksaan untuk memastikan kondisi darah dan kesehatan Anda cukup baik.
Selain itu, Anda juga perlu berusia di atas 17 tahun dan memiliki berat sekitar 49 kg.
"Sehat" artinya Anda mampu menjalankan aktivitas sehari-hari dengan baik dan tidak sedang mengalami penyakit yang kronis.
Sekalipun memiliki diabetes, misalnya, pastikan kadarnya masih berada di bawah batas yang normal.
Selain itu, Anda juga tidak boleh mengalami infeksi seperti influenza atau demam, serta mengalami penyakit menular seperti malaria, sifilis, atau HIV/AIDS.
Bersiaplah melakukan pengambilan darah untuk diperiksa. Sebelum mendonorkan darah, dokter atau teknisi kesehatan akan menusuk ujung jari Anda dengan jarum yang steril.
Darah yang menetes akan digunakan sebagai media untuk mengecek kadar hemoglobin Anda.
Cek kadar hemoglobin Anda. Sejatinya, kadar hemoglobin mampu mengindikasikan normalitas kadar zat besi di dalam tubuh Anda.
Jika Anda dilarang mendonorkan darah oleh dokter, cobalah memastikan apakah kadar hemoglobin Anda terlalu rendah atau terlalu tinggi.
Umumnya, dokter hanya akan memberikan hasil berupa rentang angka hemoglobin normal, dan menjelaskan apakah kadar hemoglobin Anda berada di bawah atau di atas rentang tersebut.
Jika kadar hemoglobin Anda dianggap terlalu tinggi atau terlalu rendah, kemungkinan besar Anda tidak akan diizinkan melakukan donor darah.
Wanita yang memiliki kadar hemoglobin di bawah 12,5 g/dL dan pria yang memiliki kadar hemoglobin di bawah 13 g/dL tidak diizinkan untuk mendonorkan darahnya karena kemungkinan besar, kadar zat besi mereka terlalu rendah.
Sebaliknya, wanita dan pria yang memiliki kadar hemoglobin di atas 20 g/dL juga tidak diizinkan untuk mendonorkan darahnya karena kemungkinan besar, kadar zat besi mereka terlalu tinggi.
Meski demikian, kasus semacam ini sangat langka terjadi.
Memahami Gejala Kadar Zat Besi Terlalu Tinggi atau Rendah
Waspadai rasa lelah atau tidak berenergi yang berlebihan akibat kekurangan zat besi. Kelelahan adalah salah satu gejala utama yang menyertai kurangnya zat besi di dalam tubuh.
Zat besi adalah asupan esensial bagi sel darah merah Anda, yang memegang kendali untuk mengedarkan oksigen ke seluruh bagian tubuh.
Jika kadar sel darah merah Anda di bawah normal, secara otomatis tubuh tidak akan mampu mendapatkan asupan oksigen yang maksimal, menyebabkan kelelahan yang luar biasa.
Umumnya, rasa lelah yang muncul terasa bersifat permanen dan menetap alih-alih temporer.
Waspadai napas yang terlalu pendek atau munculnya rasa pusing akibat kekurangan zat besi.
Oleh karena tubuh tidak menerima cukup oksigen, umumnya kekurangan zat besi akan disertai dengan rasa pusing atau “melayang”.
Dalam beberapa kasus yang ekstrem, kondisi tersebut bahkan bisa membuat Anda sulit bernapas!
Meski demikian, pahamilah bahwa gejala tersebut sangat langka dan umumnya hanya dialami oleh seseorang yang terus-menerus kehilangan darah dalam jumlah banyak.
Gejala lain yang juga berhubungan dengan kekurangan zat besi adalah sakit kepala.
Waspadai suhu tangan dan kaki yang terlalu dingin akibat kekurangan zat besi.
Tubuh yang kekurangan zat besi tidak memiliki cukup banyak sel untuk mengedarkan oksigen ke sekujur tubuh.
Alhasil, jantung pun dipaksa untuk bekerja lebih keras dalam memompa darah ke seluruh bagian tubuh.
Oleh karena itu, mungkin saja suhu tangan dan kaki seseorang yang memiliki kadar zat besi di bawah normal akan terasa lebih dingin dari biasanya.
Waspadai kulit yang terlalu pucat akibat kekurangan zat besi.
Oleh karena jantung tidak dapat memompa darah secara efisien, penderita kekurangan zat besi kerap memiliki kulit yang sangat pucat.
Selain pada kulit, gejala tersebut juga akan tampak di bantalan kuku dan gusi Anda.
Waspadai gangguan jantung akibat kekurangan zat besi.
Oleh karena jantung perlu bekerja lebih keras untuk memompa darah ke sekujur tubuh, seseorang yang mengalami kekurangan zat besi memiliki kecenderungan lebih besar untuk menderita gangguan jantung.
Misalnya, Anda mungkin akan mengalami aritmia (jantung berdebar tidak teratur) atau bising jantung.
Waspadai munculnya keinginan untuk menyantap sesuatu yang tidak dikategorikan sebagai makanan.
Umumnya, keinginan tidak lazim tersebut adalah reaksi tubuh yang mengalami kekurangan nutrisi dan zat besi.
Jika tiba-tiba Anda ingin mengonsumsi tanah, es, atau tepung, kemungkinan besar tubuh Anda memang sedang mengalami kekurangan zat besi.
Waspadai gangguan kesehatan yang menyerang pencernaan.
Sejatinya, gangguan pencernaan seperti konstipasi, muntah, mual, atau sakit perut mampu mengindikasikan tingginya kadar zat besi di dalam tubuh Anda.
Namun, pahamilah bahwa gangguan pencernaan juga mampu mendasari berbagai masalah kesehatan lain sehingga tidak bisa serta-merta dikaitkan dengan kadar zat besi yang abnormal.
Jika mengalami gejala kadar zat besi yang terlalu tinggi atau rendah, segeralah melakukan pemeriksaan darah di klinik atau rumah sakit terdekat.
Selalu konsultasikan keinginan untuk mengonsumsi atau menghentikan suplemen zat besi.
Dokter bisa merekomendasikan dosis serta pola konsumsi yang tepat dan aman untuk Anda.
Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.**
Post a Comment