Cara Memeriksa Kesuburan Wanita: Panduan Lengkap untuk Pasangan yang Ingin Memiliki Anak
INFOLABMED.COM - Bagi pasangan yang sedang berusaha memiliki anak, ketidakmampuan untuk hamil bisa menjadi sumber kekhawatiran.
Menurut para ahli, jika seorang wanita di bawah usia 35 tahun telah berhubungan seks secara teratur tanpa menggunakan kontrasepsi selama 12 bulan, atau 6 bulan bagi yang berusia di atas 35 tahun, sudah saatnya untuk mempertimbangkan pemeriksaan kesuburan.
Memeriksakan diri bersama pasangan merupakan langkah penting, karena baik pria maupun wanita bisa mengalami masalah kesuburan.
Baca juga : Meningkatnya Enzim Jantung: Apa Artinya bagi Kesehatan Jantung Anda?
Artikel ini akan membahas langkah-langkah yang biasanya diambil oleh dokter untuk memeriksa kesuburan wanita serta berbagai tes yang mungkin diperlukan.
Riwayat Kesehatan dan Gaya Hidup
Ketika Anda berkonsultasi dengan dokter, langkah pertama biasanya dimulai dengan wawancara terkait riwayat kesehatan dan gaya hidup Anda serta pasangan.
Beberapa pertanyaan umum yang mungkin diajukan meliputi:
- Riwayat medis, termasuk kondisi kesehatan jangka panjang atau operasi yang pernah dilakukan
- Obat-obatan yang Anda konsumsi
- Kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, dan penggunaan kafein atau obat-obatan terlarang
- Paparan terhadap bahan kimia, racun, atau radiasi di rumah atau tempat kerja
Dokter juga akan menanyakan tentang kehidupan seksual Anda, seperti:
Baca juga : Pengembangan Kompetensi Pembelajaran untuk ATLM: Meningkatkan Kualitas Tenaga Laboratorium Medis
- Seberapa sering Anda berhubungan seksual
- Riwayat penggunaan kontrasepsi
- Apakah Anda pernah terkena penyakit menular seksual
- Apakah ada masalah saat berhubungan seksual
- Apakah Anda atau pasangan pernah berhubungan seksual di luar hubungan
Selain itu, dokter akan meninjau siklus menstruasi Anda untuk mencari petunjuk terkait kesuburan. Pertanyaan yang mungkin diajukan meliputi:
- Apakah Anda pernah hamil sebelumnya?
- Seberapa sering menstruasi terjadi dalam setahun terakhir?
- Apakah pernah mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur atau terlambat?
- Apakah ada perubahan dalam aliran darah atau munculnya gumpalan darah besar saat menstruasi?
- Apakah Anda pernah mendapatkan perawatan untuk infertilitas?
Tes Infertilitas untuk Wanita
Tidak ada satu tes tunggal yang paling efektif untuk mendiagnosis infertilitas. Dokter biasanya akan menggunakan beberapa metode untuk mengidentifikasi masalah yang mungkin mempengaruhi kesuburan.
Tes Pap Smear
Pap smear digunakan untuk mendeteksi sel-sel abnormal di sekitar serviks, yang bisa menjadi tanda adanya kanker serviks atau infeksi menular seksual. Keduanya bisa mengganggu kemampuan Anda untuk hamil.Tes Ovulasi
Untuk bisa hamil, wanita perlu melepaskan sel telur setiap bulan—proses yang disebut ovulasi. Ada beberapa tes yang dapat dilakukan untuk memeriksa apakah ovulasi terjadi dengan baik:- Tes Urin untuk Hormon Luteinizing (LH): Hormon ini mencapai puncaknya sebelum ovulasi. Anda bisa diminta melakukan tes urin di rumah untuk memantau kadar LH.
- Tes Progesteron: Kadar progesteron dalam darah meningkat setelah ovulasi. Dokter mungkin akan memeriksa kadar hormon ini untuk memastikan ovulasi terjadi.
- Pengukuran Suhu Basal Tubuh: Suhu tubuh basal sedikit meningkat setelah ovulasi. Dengan memeriksa suhu tubuh setiap pagi, Anda bisa memantau pola ovulasi selama beberapa bulan.
Selain itu, dokter mungkin melakukan tes untuk memeriksa fungsi tiroid atau masalah hormonal lain yang bisa menyebabkan ovulasi tidak teratur atau terlewat.
Pemeriksaan Organ Reproduksi
Sebelum Anda bisa hamil, rahim, saluran tuba, dan ovarium harus berfungsi dengan baik. Ada beberapa prosedur yang dapat digunakan dokter untuk memeriksa kesehatan organ-organ reproduksi ini:
- Histerosalpingogram (HSG): Ini adalah serangkaian sinar-X dari saluran tuba dan rahim. Dokter akan menyuntikkan pewarna melalui vagina untuk melihat apakah ada penyumbatan di saluran tuba atau kelainan di rahim.
- Ultrasonografi Transvaginal: Dokter akan memasukkan alat ultrasonografi ke dalam vagina untuk mendapatkan gambaran rahim dan ovarium. Ini dapat membantu mendeteksi masalah seperti kista atau fibroid.
- Histeroskopi: Dokter akan memasukkan tabung kecil dengan kamera melalui serviks ke dalam rahim untuk melihat lebih dekat kondisi rahim dan mengambil sampel jaringan jika diperlukan.
- Laparoskopi: Dokter membuat sayatan kecil di perut dan memasukkan alat, termasuk kamera, untuk memeriksa seluruh panggul. Ini juga dapat digunakan untuk mengatasi masalah seperti endometriosis.
Tes Lainnya untuk Infertilitas
Dokter mungkin juga menyarankan tes lain untuk memeriksa kesuburan. Beberapa tes yang umum dilakukan adalah:
- Tes Darah untuk Hormon FSH (Follicle-Stimulating Hormone): Hormon ini merangsang ovarium untuk mempersiapkan sel telur setiap bulan. Kadar FSH yang tinggi dapat menunjukkan penurunan kesuburan.
- Tes Hormon Anti-Müllerian (AMH): Hormon ini membantu menilai cadangan ovarium, atau seberapa baik ovarium masih berfungsi. Kadar AMH yang rendah menunjukkan cadangan ovarium yang menurun.
- Tes Pasca-Koital: Dokter memeriksa lendir serviks setelah Anda berhubungan seks. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa tes ini mungkin kurang bermanfaat dalam mendiagnosis infertilitas.
- Biopsi Endometrium: Dalam prosedur ini, dokter mengambil sampel jaringan dari lapisan rahim. Namun, bukti terbaru menunjukkan bahwa biopsi endometrium tidak terlalu berguna dalam memprediksi atau mengobati infertilitas.
Tidak semua tes di atas perlu dilakukan oleh setiap wanita yang memeriksa kesuburannya. Dokter Anda akan berdiskusi mengenai tes mana yang paling sesuai dengan kondisi Anda.
Setelah semua pemeriksaan selesai, sekitar 85% pasangan akan mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai penyebab masalah kesuburan mereka.
Bagi pasangan yang ingin memiliki anak, menjalani proses tes kesuburan bisa menjadi langkah awal yang penting.
Meskipun proses ini bisa menimbulkan kecemasan, memahami langkah-langkah pemeriksaan dan mendapatkan bantuan profesional akan membantu Anda mengatasi tantangan kesuburan.***
Post a Comment