Presiden Terpilih Prabowo Siap Skrining Tuberkulosis untuk 52 Juta Penduduk di Tahun 2025

Table of Contents

 

Presiden Terpilih Prabowo Siap Skrining Tuberkulosis untuk 52 Juta Penduduk di Tahun 2025

INFOLABMED.COM Jakarta, Indonesia – Dalam upaya serius untuk menanggulangi penyebaran penyakit tuberkulosis (TBC) di Indonesia, Presiden Terpilih Prabowo Subianto mengumumkan rencana ambisiusnya untuk melaksanakan medical check up gratis bagi 52 juta penduduk Indonesia pada tahun 2025. 

Program medical check up gratis ini akan memprioritaskan skrining TBC, mengingat Indonesia menempati posisi kedua dalam jumlah kasus TBC terbanyak di dunia, setelah India.

Menurut laporan terbaru dari WHO Global Tuberculosis Report 2023, estimasi angka kejadian TBC di Indonesia mencapai 1.060.000 kasus atau setara dengan 385 kasus per 100.000 penduduk. 

Baca juga ; Mengenal Jenis Pemeriksaan Tuberkulosis: Langkah Penting dalam Deteksi dan Diagnosa Penyakit TBC

Dengan latar belakang ini, upaya skrining massal ini dinilai sangat mendesak demi menekan laju penyebaran penyakit tersebut.

Anggaran Rp 5 Triliun untuk Program Skrining TBC

Rencana ambisius ini tidak lepas dari alokasi anggaran besar yang diperkirakan mencapai Rp 5 triliun. 

Selain TBC, skrining juga akan meliputi sejumlah penyakit lainnya, dengan total target 500 juta penduduk yang akan menerima manfaat medical check up gratis dalam beberapa tahun mendatang.

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, menjelaskan bahwa prioritas skrining akan diberikan kepada kelompok penduduk berisiko tinggi, seperti warga lanjut usia serta mereka yang memiliki risiko terhadap penyakit katastropik lainnya.

Baca juga : Manfaat dan Proses Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Praktis untuk Peserta JKN

"Penduduk berisiko tinggi terhadap TBC dan penyakit katastropik lainnya akan menjadi prioritas dalam skrining gratis ini," ujar Hasan Nasbi dalam keterangannya.

Dukungan dari Kalangan Medis

Wacana ini mendapatkan sambutan positif dari berbagai kalangan, terutama dari para pakar kesehatan. Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), yang juga merupakan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI), Prof. Tjandra Yoga Aditama, menyebut bahwa langkah pemerintah memberikan prioritas kepada TBC sudah sangat tepat.

"Jumlah kasus TBC di Indonesia sangat tinggi, menduduki peringkat kedua terbesar di dunia. Oleh karena itu, saya sangat mendukung jika pemerintahan baru ini menjadikan pengendalian TBC sebagai prioritas utama," ujar Prof. Tjandra dalam wawancara dengan media.

Lebih lanjut, Prof. Tjandra menambahkan bahwa keseriusan pemerintah dalam menanggulangi TBC sebaiknya diiringi dengan pembentukan badan baru yang khusus bertanggung jawab pada penanganan penyakit ini. 

"Jika ada badan khusus yang bertugas menangani TBC, maka fokus dan targetnya akan lebih jelas. Ini akan membantu implementasi kebijakan lebih efektif," jelasnya.

Skrining Kesehatan yang Telah Berjalan

Sebelumnya, pemerintahan Joko Widodo juga telah menginisiasi program medical check up gratis melalui Kementerian Kesehatan dengan melakukan transformasi kesehatan, yang mencakup 14 skrining penyakit di Puskesmas. 

Melalui UU Kesehatan No. 17 Tahun 2023, pemerintah membuka akses gratis untuk skrining kanker, jantung, stroke, dan penyakit-penyakit lainnya.

Namun, program skrining yang diusung oleh Prabowo pada 2025 diperkirakan akan memperluas cakupan penyakit yang diperiksa.

 Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), dr. Siti Nadia Tarmizi, pihaknya sedang membahas integrasi program ini dengan kebijakan skrining penyakit yang telah berjalan di Puskesmas.

"Kami masih dalam tahap pembahasan antar lembaga terkait untuk memastikan bahwa sasaran program ini mencakup semua kelompok usia, dan jenis skriningnya sesuai dengan kebutuhan tiap kelompok umur," kata dr. Nadia.

Program Skrining yang Lebih Luas

Wacana skrining yang lebih luas ini akan mencakup penyakit-penyakit lain seperti penyakit ginjal, talasemia, dan gangguan penglihatan. 

"Saat ini sudah ada 14 skrining gratis yang berjalan melalui transformasi kesehatan primer, seperti kanker, hipertensi, obesitas, dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK). Di program Prabowo, cakupannya akan diperluas, dan kami siap menambahkan lebih banyak jenis skrining kesehatan," tambah dr. Nadia.

Harapan Baru untuk Pengendalian TBC di Indonesia

Dengan rencana besar skrining TBC pada 52 juta penduduk, pemerintahan Prabowo-Gibran diharapkan mampu memberikan dampak signifikan terhadap penekanan kasus TBC di Indonesia. 

Langkah ini merupakan bagian dari upaya transformasi kesehatan yang lebih menyeluruh, untuk memerangi berbagai penyakit menular dan tidak menular yang menjadi ancaman bagi masyarakat Indonesia.

Sebagai catatan, keberhasilan program ini sangat bergantung pada koordinasi lintas sektor, alokasi anggaran yang tepat, serta implementasi yang efektif di lapangan. 

Pemerintah diharapkan dapat membentuk tim atau unit kerja khusus di Kementerian Kesehatan yang memiliki kapasitas struktural, SDM, dan anggaran yang memadai untuk menangani tugas besar ini.

Langkah Presiden Terpilih Prabowo Subianto dalam memprioritaskan TBC sebagai bagian dari program medical check up gratis diharapkan menjadi tonggak penting dalam perbaikan kesehatan masyarakat Indonesia.***

Infolabmed
Infolabmed infolabmed.com merupakan kanal informasi tentang Teknologi Laboratorium Medik meliputi Materi Kuliah D3 dan D4, Informasi Seminar ATLM, Lowongan Kerja. Untuk dukung website infolabmed tetap aktif silahkan ikut berdonasi melalui DANA = 085862486502.

Post a Comment