Berbagai Tes Diagnostik untuk Microfilariae: Metode Molekuler dan Pendekatan Baru
INFOLABMED.COM - Filariasis merupakan penyakit parasit yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria yang mengganggu sistem limfatik, darah, atau jaringan tubuh lainnya.
Penyakit ini terutama ditularkan melalui gigitan nyamuk, dan microfilariae, bentuk larva dari filaria, beredar dalam darah orang yang terinfeksi.
Deteksi dini microfilariae sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut, namun dalam praktik medis, tes diagnostik untuk mendeteksi microfilariae memerlukan pendekatan yang bervariasi.
Pada artikel ini, kita akan mengulas beberapa metode diagnostik yang digunakan untuk mengidentifikasi microfilariae, baik yang bersifat konvensional maupun yang lebih modern.
Metode Molekuler
Salah satu pendekatan diagnostik modern dalam mendeteksi microfilariae adalah penggunaan metode molekuler seperti PCR (Polymerase Chain Reaction) dan LAMP (Loop-Mediated Isothermal Amplification).
Baca juga : Penyakit Parasit yang Menjadi Masalah Kesehatan di Indonesia | Seri Edukasi Teknologi Laboratorium Medik
Namun, di sebagian besar laboratorium klinis atau referensi, metode ini belum rutin tersedia.
Sebagian besar tes molekuler masih terbatas di laboratorium penelitian atau pusat kesehatan masyarakat yang lebih maju.
PCR Real-Time menjadi pilihan utama di laboratorium yang memiliki infrastruktur laboratorium memadai, khususnya di negara-negara maju.
Keuntungan utamanya adalah sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi, yang memungkinkan deteksi parasit secara akurat hingga ke tingkat genetik.
Namun, metode ini mahal dan memerlukan peralatan laboratorium yang canggih, menjadikannya kurang praktis di daerah dengan sumber daya terbatas.
Sebagai alternatif, metode LAMP menawarkan solusi yang lebih murah dan mudah diimplementasikan di daerah berkembang.
LAMP tidak memerlukan peralatan kompleks dan hasilnya dapat diperoleh dalam waktu singkat.
Metode ini juga menarik karena potensinya untuk diterapkan di titik layanan (point-of-care), memungkinkan diagnosis yang lebih cepat dan lebih mudah diakses.
LAMP telah digunakan untuk mendeteksi berbagai jenis nematoda filaria seperti Loa loa, Onchocerca spp., Brugia spp., dan Wuchereria spp.
Baca juga ; Dampak Dari Pendekatan Molekuler Untuk Diagnosa Penyakit Menular
Meskipun menjanjikan, metode ini belum tersedia secara komersial di beberapa negara seperti Amerika Serikat.
Selain itu, teknik terbaru seperti deep-sequencing mulai dievaluasi untuk mendeteksi nematoda filaria di dalam darah.
Metode ini melibatkan analisis DNA dan dapat mengidentifikasi berbagai jenis parasit darah lainnya.
Analisis DNA memungkinkan pengenalan spesies secara akurat tanpa harus menggunakan analisis genom lengkap, yang pada umumnya tidak diperlukan untuk identifikasi parasit.
Deteksi Antibodi
Metode deteksi antibodi digunakan untuk memeriksa respons imun tubuh terhadap infeksi filariasis.
Tes serologi ini biasanya diterapkan untuk filariasis limfatik yang disebabkan oleh Wuchereria bancrofti atau Brugia malayi.
Namun, metode ini tidak tersedia untuk diagnosa rutin pada spesies lain seperti Loa loa, Mansonella spp., dan Onchocerca volvulus di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat.
Penting untuk dicatat bahwa tes serologi lebih berguna untuk tujuan epidemiologi atau konfirmasi infeksi yang sedang berlangsung, dibandingkan untuk diagnosis definitif pada kasus klinis individual.
Respons antibodi tidak selalu menunjukkan infeksi aktif, sehingga perlu adanya kombinasi dengan metode diagnostik lain untuk mendapatkan hasil yang lebih pasti.
Rapid Diagnostic Test (RDT)
Rapid Diagnostic Tests (RDTs) adalah tes imunokromatografi yang dirancang untuk deteksi cepat antigen filariasis.
Tes ini tersedia untuk filariasis limfatik yang disebabkan oleh W. bancrofti dan B. malayi, serta untuk onchocerciasis yang disebabkan oleh O. volvulus.
Meskipun tidak digunakan dalam diagnosis klinis rutin, RDT seringkali digunakan dalam studi epidemiologi atau pemantauan program eliminasi penyakit filariasis.
RDT untuk filariasis bekerja dengan mendeteksi antigen spesifik dari parasit dalam darah pasien.
Kelebihannya adalah proses yang cepat dan praktis, sehingga dapat membantu tenaga medis dalam survei populasi atau pemantauan di lapangan.
Namun, penting untuk dicatat bahwa tes ini belum disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk penggunaan klinis di Amerika Serikat, yang berarti penggunaannya terbatas untuk tujuan penelitian atau pemantauan epidemiologis.
Penggunaan Diagnostik dalam Penelitian Epidemiologi
Dalam dunia epidemiologi, diagnosis filariasis tidak hanya penting untuk pasien individual, tetapi juga sangat krusial untuk pemantauan dan pengendalian penyakit di tingkat populasi.
Tes diagnostik yang lebih canggih seperti PCR real-time dan LAMP memberikan manfaat signifikan untuk pemantauan secara besar-besaran.
Selain itu, RDT dan tes serologi berperan penting dalam mendeteksi prevalensi infeksi di suatu populasi, membantu dalam perencanaan program pengendalian atau eliminasi filariasis di negara-negara endemik.
Penelitian terbaru juga mengeksplorasi potensi penggunaan pendekatan diagnostik molekuler untuk mendeteksi microfilariae pada tahap yang lebih awal, memberikan harapan untuk pengembangan tes yang lebih cepat, terjangkau, dan dapat diakses oleh lebih banyak populasi di seluruh dunia.
Teknologi seperti LAMP, misalnya, dapat memberikan jalan keluar untuk masalah diagnosis di daerah terpencil atau dengan infrastruktur laboratorium yang terbatas.
Berbagai metode diagnostik untuk microfilariae, baik yang bersifat molekuler maupun serologis, memberikan beragam pilihan bagi tenaga medis dan peneliti.
PCR real-time dan LAMP mewakili metode molekuler yang paling berkembang, dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam hal biaya dan kemudahan akses.
Tes serologi dan RDT, meskipun lebih sederhana, juga tetap menjadi alat penting dalam penelitian epidemiologi dan pemantauan program eliminasi filariasis.
Pada akhirnya, pilihan metode diagnostik sangat bergantung pada ketersediaan infrastruktur laboratorium, tujuan diagnostik (klinis vs. epidemiologi), dan sumber daya yang ada
Pengembangan teknologi lebih lanjut diharapkan akan terus membuka peluang untuk diagnosis filariasis yang lebih cepat, murah, dan akurat di seluruh dunia.***
Post a Comment