Prosedur Gram Staining: Metode Laboratorium yang Penting dalam Diagnosa Infeksi Bakteri
INFOLABMED.COM - Gram staining procedure adalah salah satu prosedur laboratorium yang penting untuk membantu mendiagnosis adanya infeksi bakteri dengan cepat.
Dalam dunia kesehatan, prosedur ini sering dilakukan bersamaan dengan kultur bakteri untuk mengidentifikasi jenis bakteri penyebab infeksi.
Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai prosedur gram staining, pentingnya dalam diagnosa medis, serta jenis-jenis bakteri yang dapat dideteksi melalui metode ini.
Apa itu Gram Staining?
Gram staining adalah teknik laboratorium yang digunakan untuk memeriksa keberadaan bakteri di lokasi infeksi yang dicurigai atau pada cairan tubuh tertentu.
Baca juga : Dasar - Dasar Teknik Mikrobiologi
Seorang ilmuwan laboratorium medis melakukan proses Gram staining untuk memberikan hasil yang relatif cepat, sehingga penyedia layanan kesehatan dapat mengetahui apakah bakteri ada, serta jenis umumnya—gram-positif atau gram-negatif.
Informasi ini membantu mengarahkan tes identifikasi lebih lanjut dan pilihan pengobatan yang tepat.
Teknik Gram staining pertama kali diperkenalkan oleh seorang bakteriolog Denmark, Hans Christian Gram, pada tahun 1882, terutama untuk mengidentifikasi organisme penyebab pneumonia.
Sejak itu, metode ini menjadi standar dalam mikrobiologi klinis untuk membedakan jenis bakteri berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka.
Prosedur Gram Staining: Langkah-langkah Dasar
Prosedur Gram staining terdiri dari empat langkah dasar yang melibatkan pewarnaan sampel bakteri pada kaca mikroskop.
Baca juga : Pemeriksaan Urine: Pentingnya Deteksi Dini Masalah Kesehatan
Berikut adalah langkah-langkah umum dalam proses Gram staining:
- Aplikasi Pewarna Primer (Kristal Violet): Pewarna pertama yang digunakan adalah kristal violet yang akan mewarnai semua sel bakteri.
- Penambahan Mordant (Iodin Gram): Iodin gram digunakan untuk membentuk kompleks pewarna dengan dinding sel bakteri.
- Dekolorasi Cepat dengan Etanol atau Aseton: Langkah ini akan menghilangkan pewarna dari beberapa bakteri (gram-negatif), sementara bakteri lainnya tetap mempertahankan warnanya (gram-positif).
- Pewarnaan Ulang dengan Safranin: Pewarna kedua ini akan mewarnai bakteri gram-negatif menjadi merah muda atau merah, sementara bakteri gram-positif tetap berwarna ungu atau biru.
Setelah langkah-langkah ini selesai, ilmuwan laboratorium akan memeriksa sampel di bawah mikroskop dan mengidentifikasi bakteri berdasarkan warna dan bentuknya.
Perbedaan Antara Bakteri Gram-Positif dan Gram-Negatif
Melalui pewarnaan gram, bakteri dapat dibedakan menjadi dua kategori utama: gram-positif dan gram-negatif.
Bakteri Gram-Positif: Bakteri ini memiliki dinding sel yang tebal yang sebagian besar terdiri dari peptidoglikan (sekitar 90% dari dinding sel). Hal ini membuat mereka tampak biru atau ungu di bawah pewarnaan gram. Contoh bakteri gram-positif termasuk Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae, dan Clostridium.
Bakteri Gram-Negatif: Bakteri ini memiliki dinding sel yang lebih tipis, dengan hanya sekitar 10% peptidoglikan, serta kandungan lipid yang lebih tinggi. Ini menyebabkan mereka terlihat merah muda atau merah di bawah pewarnaan gram. Contoh bakteri gram-negatif termasuk Escherichia coli (E. coli), Neisseria gonorrheae, dan Pseudomonas.
Meskipun Gram staining membantu membedakan jenis bakteri berdasarkan karakteristik dinding sel mereka, penting untuk dicatat bahwa tidak semua bakteri dapat diuji dengan metode ini.
Beberapa bakteri mungkin memiliki struktur dinding sel yang tidak cocok untuk pewarnaan gram, sehingga membutuhkan metode lain untuk identifikasi.
Pentingnya Gram Staining dalam Diagnosa Medis
Pewarnaan gram sering digunakan oleh penyedia layanan kesehatan untuk membantu mendiagnosis infeksi bakteri, seperti infeksi saluran kemih (ISK), pneumonia bakteri, dan gonore.
Prosedur ini juga dapat digunakan untuk mendeteksi bakteri dalam cairan tubuh seperti cairan otak (cerebrospinal fluid) atau sputum.
Meskipun pewarnaan gram memberikan hasil yang cepat, biasanya dibutuhkan pengujian tambahan, seperti kultur bakteri, untuk menentukan identitas spesifik bakteri penyebab infeksi.
Kultur bakteri memungkinkan ilmuwan laboratorium untuk menumbuhkan dan mengamati pertumbuhan bakteri secara lebih rinci, yang memerlukan waktu beberapa hari atau lebih lama.
Bakteri Gram-Positif dan Gram-Negatif yang Umum serta Kondisi yang Terkait
Beberapa contoh bakteri gram-positif dan gram-negatif yang sering menyebabkan infeksi:
Bakteri Gram-Positif:
- Staphylococcus aureus: Pneumonia bakteri, Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA).
- Streptococcus pneumoniae: Pneumonia bakteri.
- Listeria: Keracunan makanan.
Bakteri Gram-Negatif:
- Escherichia coli (E. coli): Infeksi saluran kemih, keracunan makanan.
- Neisseria gonorrheae: Gonore.
- Salmonella: Keracunan makanan, demam tifoid.
Prosedur Pengambilan Sampel Gram Staining
Sampel untuk pewarnaan gram dapat diambil dari berbagai bagian tubuh, tergantung pada lokasi infeksi yang dicurigai. Beberapa metode pengambilan sampel termasuk:
- Pengambilan sampel cairan tubuh seperti sputum (dahak), urin, atau cairan otak.
- Penggunaan usapan atau pengikisan pada permukaan tubuh seperti tenggorokan, kulit, atau luka.
- Pengambilan cairan menggunakan jarum halus dari area seperti cairan sinovial pada sendi atau cairan pleura di sekitar paru-paru.
Setelah pengambilan sampel, ilmuwan laboratorium akan melakukan pewarnaan dan analisis di bawah mikroskop.
Kapan Prosedur Gram Staining Diperlukan?
Penyedia layanan kesehatan biasanya memesan pewarnaan gram bersama dengan kultur bakteri ketika mereka mencurigai adanya infeksi bakteri.
Beberapa kondisi yang umum didiagnosis melalui pewarnaan gram termasuk infeksi saluran kemih, pneumonia, dan meningitis bakteri.
Prosedur Gram staining adalah teknik penting dalam mikrobiologi klinis yang membantu mengidentifikasi jenis bakteri yang menyebabkan infeksi.
Dengan hasil yang cepat, prosedur ini dapat memberikan panduan awal bagi penyedia layanan kesehatan dalam menentukan pengobatan yang tepat.
Meskipun tidak semua bakteri dapat diuji dengan metode ini, Gram staining tetap menjadi salah satu alat diagnostik utama dalam laboratorium medis.***
Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.
Post a Comment