Informasi Spesifik Spesies Microfilariae: Wuchereria bancrofti dan Brugia malayi dalam Diagnostik Filariasis

Table of Contents

 

Informasi Spesifik Spesies Microfilariae Wuchereria bancrofti dan Brugia malayi dalam Diagnostik Filariasis

INFOLABMED.COM - Filariasis limfatik merupakan penyakit tropis yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria, di mana microfilariae dari spesies seperti Wuchereria bancrofti dan Brugia malayi berperan dalam penyebaran dan perkembangan penyakit ini.

Penyakit ini tersebar luas di wilayah tropis dan subtropis, seperti di Afrika, Asia, Amerika Selatan, serta beberapa pulau di Pasifik. 

Artikel ini memberikan informasi mendalam mengenai karakteristik spesifik setiap spesies microfilariae, termasuk distribusi geografis, morfologi, serta metode diagnostik yang digunakan untuk mendeteksi infeksi filariasis.

Distribusi Geografis Microfilariae Wuchereria bancrofti

Wuchereria bancrofti merupakan salah satu spesies filaria yang memiliki sebaran geografis paling luas dibandingkan spesies lain yang menyerang manusia. 

Parasit ini menyebabkan filariasis limfatik di berbagai wilayah tropis dan subtropis, termasuk Amerika Selatan, Karibia, Afrika, Asia, dan Pasifik Selatan. 

Baca juga : Microfilariae: Tahapan Kunci dalam Siklus Hidup Parasit Filariasis yang Mengancam Kesehatan Masyarakat

Penyakit ini menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang signifikan, terutama di daerah dengan tingkat kebersihan rendah dan akses layanan kesehatan yang terbatas.

Distribusi geografis W. bancrofti yang luas membuat deteksi dini infeksi menjadi penting, terutama di wilayah endemik. 

Pengendalian filariasis limfatik membutuhkan program eliminasi yang komprehensif, melibatkan deteksi kasus baru serta pengobatan terhadap populasi yang terpapar.

Morfologi Microfilariae Wuchereria bancrofti

Microfilariae dari Wuchereria bancrofti memiliki panjang antara 244 hingga 296 mikrometer dengan lebar 7,5 hingga 10,0 mikrometer dalam sediaan darah yang diwarnai.

Salah satu ciri khas dari W. bancrofti adalah bagian kepala yang relatif pendek serta ekor yang tidak memiliki nukleus dan meruncing. 

Kolom nuklear yang longgar memudahkan visualisasi nukleus individu di sepanjang kolom.

Baca juga : Berbagai Tes Diagnostik untuk Microfilariae: Metode Molekuler dan Pendekatan Baru

Selain itu, microfilariae ini memiliki selubung yang biasanya tidak berwarna merah muda saat diwarnai menggunakan pewarna Giemsa. 

Identifikasi morfologi ini penting dalam diagnosis filariasis, terutama di daerah di mana W. bancrofti dan spesies filaria lainnya saling tumpang tindih secara geografis.

Metode Diagnostik untuk Wuchereria bancrofti

Diagnostik untuk Wuchereria bancrofti meliputi metode berbasis deteksi antibodi seperti Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA)

Antigen yang digunakan dalam ELISA untuk mendeteksi W. bancrofti adalah Bm14 dan BmR1. 

Namun, uji diagnostik ini menunjukkan sensitivitas yang lebih tinggi untuk Brugia malayi (96% dan 100%) dibandingkan W. bancrofti (91% dan 45%).

Tes berbasis Polymerase Chain Reaction (PCR) juga digunakan, terutama dalam survei epidemiologis dan program eliminasi, meskipun belum disetujui untuk penggunaan klinis secara rutin.

Distribusi Geografis dan Morfologi Microfilariae Brugia malayi

Brugia malayi menyebabkan filariasis limfatik di Asia Tenggara, termasuk di Filipina, Malaysia, Indonesia, Korea Selatan, Vietnam, dan India. 

Filariasis yang disebabkan oleh B. malayi memiliki karakteristik klinis yang mirip dengan W. bancrofti, namun distribusi geografisnya lebih terbatas.

Microfilariae dari B. malayi memiliki panjang antara 177 hingga 230 mikrometer dan lebar antara 5 hingga 6 mikrometer. 

Ciri khas dari microfilariae ini adalah kolom nuklear yang lebih kompak dibandingkan W. bancrofti, serta ekor yang meruncing dengan satu nukleus terminal dan subterminal.

Selain itu, microfilariae B. malayi memiliki selubung yang umumnya berwarna merah muda cerah ketika diwarnai dengan pewarna Giemsa.

Perbedaan morfologis ini penting untuk membedakan B. malayi dari W. bancrofti serta spesies filaria lainnya yang mungkin secara klinis terlihat serupa.

Metode Diagnostik untuk Brugia malayi

Brugia malayi juga dapat didiagnosis melalui ELISA yang menargetkan antigen Bm14 dan BmR1, dengan sensitivitas yang sangat tinggi (96% dan 100%). 

Tes serologi ini dapat mendeteksi B. malayi dengan tingkat akurasi yang tinggi, meskipun ada potensi reaktivitas silang dengan antigen dari Onchocerca volvulus dan Loa loa.

Sama seperti W. bancrofti, metode PCR untuk B. malayi lebih sering digunakan dalam penelitian epidemiologi daripada untuk diagnosis klinis rutin.

Diagnosis Diferensial dan Tantangan Diagnostik

Dalam wilayah-wilayah di mana W. bancrofti dan B. malayi tumpang tindih secara geografis, diagnosis yang tepat membutuhkan evaluasi morfologi yang teliti. 

Perbedaan ukuran dan susunan nukleus pada ekor adalah beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk membedakan antara kedua spesies ini.

Selain itu, identifikasi spesies secara molekuler juga menjadi tantangan tersendiri. 

Pengembangan teknologi baru, seperti pendekatan metagenomik untuk mengidentifikasi B. malayi, dapat membuka jalan bagi diagnosis yang lebih akurat di masa depan.***

  1. WHO - Lymphatic Filariasis
  2. CDC - Lymphatic Filariasis

Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.

Infolabmed
Infolabmed infolabmed.com merupakan kanal informasi tentang Teknologi Laboratorium Medik meliputi Materi Kuliah D3 dan D4, Informasi Seminar ATLM, Lowongan Kerja. Untuk dukung website infolabmed tetap aktif silahkan ikut berdonasi melalui DANA = 085862486502.

Post a Comment