Menkes Budi: Akses Layanan Kesehatan Jadi Prioritas Utama, Kompetensi Harus Merata hingga Puskesmas
Dalam pertemuan bersama Konsil Kesehatan Indonesia, Kolegium Kesehatan Indonesia, dan Majelis Disiplin Profesi di hotel JS Luwansa, Jakarta, Senin (4/11), Menkes Budi menekankan agar forum tersebut memprioritaskan akses kesehatan dalam program kerja mereka masing-masing.
“Prioritas saya adalah akses ke layanan kesehatan. Akses itu penting dan harus berdasarkan best practices,” ujar Menkes Budi di hadapan para peserta.
Budi mengungkapkan bahwa memastikan seluruh masyarakat dapat mengakses layanan kesehatan dengan harga terjangkau dan kualitas terbaik adalah amanah konstitusi. “Ini adalah hak setiap warga negara,” tegasnya.
Redistribusi Kompetensi untuk Perkuat Layanan Kesehatan di Puskesmas
Salah satu fokus utama dalam peningkatan akses kesehatan, menurut Budi, adalah redistribusi kompetensi tenaga medis hingga ke tingkat puskesmas.
Hal ini bertujuan agar pelayanan kesehatan berkualitas tidak hanya terbatas pada spesialisasi tertentu, tetapi dapat diakses oleh tenaga medis di tingkat layanan dasar.
“Mengenai akses layanan kesehatan ini, teman-teman kolegium kesehatan harus cepat membuat program untuk mendistribusi kompetensinya ke bawah, ke tingkat puskesmas,” ungkap Menkes Budi.
Ia menambahkan, "Saya mau lihat ada distribusi pengetahuan bukannya malah dieksklusifkan tapi diinklusifkan ke bawah."Langkah redistribusi kompetensi ini dinilai penting dalam rangka memperluas kemampuan tenaga kesehatan di berbagai wilayah.
Menkes Budi menginginkan agar kompetensi penggunaan alat-alat kesehatan, seperti ultrasonografi (USG), dapat dimiliki oleh dokter umum di puskesmas.
Sebagai contoh, Menkes Budi menjelaskan bahwa USG tidak hanya untuk memeriksa kondisi kandungan tetapi juga bisa digunakan untuk deteksi dini kanker payudara.
“USG ini sekarang sedang kita lengkapi untuk puskesmas. Itu harus cepat dilatih dokter umum, kasih kompetensi, diajarin bukan dieksklusifkan dengan alasan patient safety,” jelasnya.
Target 3 Bulan untuk Redistribusi Kompetensi
Menkes Budi memberi waktu tiga bulan kepada Kolegium Kesehatan Indonesia untuk menyelesaikan program redistribusi kompetensi ini.
“Saya kasih waktu 3 bulan untuk distribusi kompetensi ke bawah,” kata Menkes Budi.
Target ini diharapkan dapat membantu pemerataan pelayanan kesehatan hingga ke pelosok, terutama mengingat rencana Menkes untuk mendistribusikan alat kesehatan yang lengkap ke seluruh puskesmas dalam 2-3 tahun mendatang.
“Akses itu penting sekali, dan saya minta nomor satu saya mau lihat redistribusi dari kompetensi masif ke bawah,” tambahnya.
Di media sosial, banyak netizen menyambut baik inisiatif ini, dengan beberapa komentar yang mengapresiasi langkah konkret Kemenkes untuk memudahkan akses layanan kesehatan di tingkat dasar.
Salah satu komentar di Twitter berbunyi, “Akhirnya ada perhatian serius untuk puskesmas! Semoga bisa terlaksana tepat waktu.”
Program redistribusi kompetensi ini diharapkan dapat membawa angin segar bagi layanan kesehatan di Indonesia, terutama bagi masyarakat yang tinggal di wilayah terpencil.
Dengan akses layanan yang lebih merata, Menkes Budi yakin bahwa tujuan utama pemerintah untuk memberikan pelayanan kesehatan yang inklusif dan terjangkau dapat terwujud.***
Post a Comment