Tuberkulosis: Ancaman Serius Kesehatan Global dan Langkah Pencegahannya
Jakarta, 18 November 2024 – Tuberkulosis (TBC) masih menjadi tantangan kesehatan global. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa TBC merupakan penyakit menular mematikan nomor satu.
Di Indonesia, Kementerian Kesehatan mencatat tren peningkatan kasus TBC pada tahun 2023, mencapai 1.060.000 kasus.
Menurut Dr. dr. Raden Rara Diah Handayani, Sp.P dari RSPI Bintaro, salah satu kelompok rentan terhadap penyakit ini adalah anak-anak.
Baca juga : Mengenal Jenis Pemeriksaan Tuberkulosis: Langkah Penting dalam Deteksi dan Diagnosa Penyakit TBC
"Anak-anak, terutama di bawah lima tahun, lebih berisiko mengalami TB berat karena sistem kekebalan tubuh mereka belum optimal," jelas Dr. Diah.
Langkah Pencegahan TBC
Agar tidak terjadi penyebaran lebih luas, berikut beberapa langkah pencegahan yang dapat diterapkan:
1. Terapi Pencegahan TB (TPT)
WHO merekomendasikan Terapi Pencegahan TB (TPT) bagi individu dengan kontak erat pada pasien TB atau yang terinfeksi TB laten.
Baca juga : Upaya Eliminasi Tuberkulosis 2030: Menkes Targetkan Produksi Vaksin TBC Akhir 2028
Terapi ini menggunakan obat seperti rifampentin dan isoniazid dalam durasi 1–6 bulan.
2. Pola Hidup Sehat
Pencegahan lain yang tidak kalah penting adalah menjalani pola hidup sehat.
"Makan makanan bergizi, berhenti merokok, istirahat cukup, dan olahraga rutin dapat meningkatkan imunitas tubuh," tambah Dr. Diah.
3. Penggunaan Imunomodulator
Pengobatan TB juga mencakup penggunaan imunomodulator untuk mendukung terapi obat utama.
Penelitian yang dilakukan oleh Prof. Raymond Tjandrawinata menunjukkan bahwa imunomodulator berbahan tanaman Phyllanthus niruri (Stimuno) efektif meningkatkan imunitas pasien TB paru.
"Imunomodulator ini bekerja secara sinergis dengan terapi obat TB, membantu mempercepat pemulihan dan mencegah penularan lebih lanjut," jelas Prof. Raymond.
4. Terapi Obat Jangka Panjang
Pasien TB harus disiplin menjalani terapi obat selama minimal enam bulan. Obat yang digunakan diupayakan memiliki efek samping minimal untuk menjamin keberlangsungan terapi.
Dampak Positif Imunomodulator
Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa pasien yang menggunakan imunomodulator seperti Stimuno mengalami peningkatan klinis signifikan, termasuk konversi sputum BTA yang lebih cepat dan perbaikan radiologis.
“Dengan perbaikan imunitas, imunomodulator ini membantu eradikasi patogen TB secara lebih efektif,” tambah Prof. Raymond.***
Post a Comment