Deteksi Dini Kanker Payudara: Langkah Kecil yang Dapat Menyelamatkan Hidup Anda
INFOLABMED.COM - Kanker payudara merupakan salah satu ancaman kesehatan terbesar bagi perempuan di Indonesia.
Menurut data Global Cancer Statistics (Globocan) tahun 2020, kanker payudara menjadi jenis kanker yang paling umum dengan 65.858 kasus atau 30,8 persen dari total kasus kanker di Indonesia.
Hal ini menegaskan pentingnya kesadaran dan tindakan deteksi dini untuk mencegah kondisi semakin parah.
Kesadaran Perempuan Harus Ditingkatkan
Spesialis bedah onkologi RSUD dr. Soetomo Surabaya, Desak Gede Agung Suprabawati, mengingatkan bahwa banyak pasien datang ke rumah sakit saat kondisi sudah dalam stadium lanjut.
Padahal, deteksi dini dapat meningkatkan efektivitas pengobatan secara signifikan.
"Perempuan adalah yang paling mengenal tubuhnya sendiri. Jika ada benjolan atau sesuatu yang mencurigakan, segera lakukan pemeriksaan ke dokter," ujarnya dalam seminar bertajuk "Sadari dan Kenali Kanker Payudara" di Surabaya, Sabtu, 21 Desember 2024.
Faktor Penyebab dan Teknologi Canggih
Kanker payudara bukanlah penyakit keturunan murni, karena faktor genetik hanya berkontribusi 5-10 persen.
Faktor lainnya mencakup perubahan hormonal, riwayat tumor jinak, pola hidup tidak sehat, dan lingkungan.
Saat ini, teknologi medis seperti Automated Breast Ultrasound System (ABUS) 2.0 memudahkan deteksi dini dengan hasil yang lebih akurat hingga 30 persen dibandingkan metode mamografi tradisional.
Direktur RS Ciputra Surabaya, dr. Sisca Sindhuatmadja, mengungkapkan bahwa rumah sakitnya kini telah dilengkapi teknologi ABUS 2.0 yang memberikan kenyamanan lebih bagi pasien.
"Sistem ini bekerja seperti USG biasa namun dilengkapi teknologi tiga dimensi untuk hasil yang lebih valid," jelasnya.
Edukasi untuk Generasi Muda
Asih Suprapti, penyintas kanker payudara dari Komunitas Lovepink Surabaya, menekankan pentingnya edukasi pada generasi muda.
"Meski mayoritas pengidapnya berusia di atas 40 tahun, kanker payudara juga ditemukan pada usia 17 hingga 20 tahun. Edukasi perlu terus digalakkan, terutama untuk generasi Z," katanya.
Hindari Pengobatan Alternatif
Asih juga mengingatkan pasien untuk tidak memilih pengobatan alternatif yang dapat memperburuk kondisi.
"Lakukan pengobatan medis karena itu yang paling efektif," tegasnya.
Deteksi dini adalah langkah kecil yang dapat menyelamatkan hidup.
Pemeriksaan manual melalui SADARI (Periksa Payudara Sendiri) atau konsultasi ke dokter menggunakan teknologi medis seperti ABUS sangat direkomendasikan. Jangan tunda, mulailah peduli pada kesehatan Anda hari ini. (Sumber : Tempo)
Post a Comment