Apa Itu Hipertensi : Faktor, Epidemiologi, Patofisiologi, Gejala dan Diagnosis
Hipertensi, yang sering disebut sebagai tekanan darah tinggi, merupakan kondisi medis kronis yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah, yaitu tekanan sistolik yang mencapai 130 mm Hg atau lebih, dan/atau tekanan diastolik yang mencapai 80 mm Hg atau lebih, sesuai dengan pedoman dari American College of Cardiology/American Heart Association (Huai dkk., 2021).
WHO mengakui hipertensi sebagai masalah kesehatan global yang signifikan, yang berkontribusi pada sekitar 12,8% dari total kematian di seluruh dunia AlKaabi. Klasifikasi tekanan darah meliputi normal, terangkat, dan berbagai tahap hipertensi, dengan hipertensi tahap 2 didefinisikan sebagai SBP ≥140 mm Hg dan/atau DBP ≥90 mm Hg (AlKaabi dkk., 2020; McManis dkk., 2022).
Apa saja faktor Penyebabnya??
Faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya hipertensi meliputi predisposisi genetik, pilihan gaya hidup seperti pola makan dan aktivitas fisik, serta kondisi medis yang ada seperti diabetes dan obesitas (Freitas dkk., 2018; Saraswathi dkk., 2023).
Hipertensi yang tidak diobati dapat menyebabkan konsekuensi kesehatan jangka panjang yang parah, termasuk peningkatan risiko penyakit jantung, stroke, dan kerusakan pada organ vital seperti ginjal dan otak (Ding dkk., 2017).
Hubungan antara hipertensi dan penurunan kognitif juga telah tercatat, yang semakin menekankan pentingnya deteksi dini dan pengelolaan kondisi ini (Bao dkk., 2022; C. Li dkk., 2021).
Epidemilogi Penyakit Hipertensi
Epidemiologi hipertensi menunjukkan bahwa prevalensinya cenderung meningkat seiring bertambahnya usia, dengan orang dewasa yang lebih tua cenderung lebih rentan. Penelitian menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi meningkat tajam setelah usia 40 tahun, dengan pria cenderung memiliki tingkat prevalensi yang lebih tinggi pada usia muda dibandingkan wanita, meskipun prevalensinya melampaui pria setelah menopause (N. B. H. Ali dkk., 2019; Peltzer dan Pengpid, 2018; Zhang dkk., 2019).
Sebagai contoh, di Uganda, individu berusia lebih dari 50 tahun memiliki peluang tertinggi untuk menderita hipertensi, terutama di kalangan pria yang memiliki riwayat konsumsi alkohol dan kelebihan berat badan (Kilama, 2023).
Patofisiologi Hipertensi
Patofisiologi hipertensi melibatkan interaksi multifaset antara faktor genetik, lingkungan, dan fisiologis. Predisposisi genetik memainkan peran penting dalam perkembangan hipertensi, dengan berbagai studi menunjukkan bahwa adanya agregasi keluarga hipertensi yang umum, mengindikasikan komponen yang dapat diwariskan (Hall dkk., 2019; Li dkk., 2019).
Varian genetik yang memengaruhi pengelolaan natrium, tonus vaskular, dan regulasi hormonal telah diidentifikasi, yang berkontribusi terhadap variasi respons tekanan darah antar individu (Hall dkk., 2019; Li dkk., 2019).
Gejala Gejala Hipertensi
Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, sering kali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal, namun pada kasus yang lebih lanjut, gejalanya dapat menjadi sangat jelas dan mengganggu. Salah satu gejala yang sering dilaporkan adalah sakit kepala, yang bisa bervariasi dari yang ringan hingga yang parah. Sakit kepala ini sering digambarkan sebagai berdenyut atau berdebar. Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 51% pasien hipertensi melaporkan sakit kepala sebagai gejala utama (Franklin dkk., 2015).
Gejala ini lebih sering terjadi pada keadaan hipertensi darurat, di mana tekanan darah bisa mencapai lebih dari 180/120 mmHg, yang dapat menyebabkan episode sakit kepala yang akut (Pierin dkk., 2019). Patofisiologi di balik sakit kepala ini terkait dengan peningkatan tekanan intrakranial atau perubahan pembuluh darah di otak akibat peningkatan tekanan darah (Singh dkk., 2021).
Selain sakit kepala, pusing juga merupakan gejala umum yang dapat muncul pada hipertensi lanjut. Pasien mungkin merasa ringan kepala atau seperti berputar, yang disebabkan oleh fluktuasi tekanan darah dan berkurangnya perfusi serebral. Gejala ini menjadi perhatian khusus karena dapat menyebabkan jatuh dan cedera, terutama pada orang dewasa yang lebih tua. Penelitian menunjukkan bahwa pusing sering kali dilaporkan bersamaan dengan gejala lain seperti penglihatan kabur dan kelelahan, yang menunjukkan adanya efek sistemik dari hipertensi pada tubuh (Cai dkk., 2020).
Diagnosis Hipertensi
Pentingnya pengukuran tekanan darah yang berulang tidak dapat dianggap remeh dalam diagnosis hipertensi yang akurat. Tekanan darah dapat berfluktuasi karena berbagai faktor, termasuk stres, waktu dalam sehari, dan aktivitas fisik. Oleh karena itu, disarankan untuk mengukur tekanan darah setidaknya pada dua kesempatan yang terpisah untuk memastikan diagnosis hipertensi (Flynn dkk., 2022).
Pendekatan ini membantu mengurangi risiko kesalahan diagnosis akibat peningkatan tekanan darah yang bersifat sementara, yang sering disebut sebagai "white coat syndrome" di mana pasien menunjukkan pembacaan tekanan darah yang tinggi di lingkungan klinik namun memiliki pembacaan normal di luar lingkungan tersebut (Nugent dkk., 2023).
Selain diagnosis awal hipertensi, evaluasi lebih lanjut sering kali diperlukan untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebab sekunder atau komplikasi yang terkait dengan kondisi ini. Hipertensi sekunder, yang mencakup sekitar 5-10% dari seluruh kasus hipertensi, dapat muncul akibat penyebab yang dapat diidentifikasi, seperti penyakit ginjal, gangguan endokrin, atau efek obat-obatan (Dulai dan Oshodi, 2015).
Evaluasi laboratorium, termasuk tes darah untuk menilai fungsi ginjal dan tingkat hormon, serta studi pencitraan seperti ultrasonografi ginjal, sangat penting dalam pemeriksaan hipertensi sekunder (Ahn dkk., 2017). Misalnya, kondisi seperti aldosteronisme primer atau feokromositoma dapat menyebabkan hipertensi sekunder dan memerlukan tes diagnostik khusus untuk konfirmasi (Hartmann dkk., 2022; Kozaczuk dan Beń-Skowronek, 2015).
Daftar Pustaka
- AlKaabi, L. A., Ahmed, L. S., Attiyah, M. F. A. dan Abdel-Rahman, M. E. (2020). Predicting Hypertension Using Machine Learning: Findings From Qatar Biobank Study. Plos One, 15(10), e0240370. hlm. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0240370
- Huai, J., Li, L., Juan, J., Chen, J., Li, B., Zhu, Y. dan Yu, M. (2021). Preventive Effect of Aspirin on Preeclampsia in High‐risk Pregnant Women With Stage 1 Hypertension. Journal of Clinical Hypertension, 23(5), 1060–1067. hlm. https://doi.org/10.1111/jch.14149
- Freitas, F. V, Barbosa, W. M., Silva, L. A. A., Garozi, M. J. de O., Pinheiro, J. d. A., Borçoi, A. R., Conti, C. L., Arpini, J. K., Paula, H. d., Oliveira, M. M. d., Archanjo, A. B., Freitas, E. A. S. de, Oliveira, D. R. d., Borloti, E., Louro, I. D. dan Silva, A. M. Á. da. (2018). Psychosocial Stress and Central Adiposity: A Brazilian Study With a Representative Sample of the Public Health System Users. Plos One, 13(7), e0197699. hlm. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0197699
- Bao, J., Liu, J., Li, Z., Zhang, Z., Su, X., Sun, J., Tu, J., Wang, J., Li, J., Song, Y. dan Ning, X. (2022). Relationship Between Hypertension and Cognitive Function in an Elderly Population: A Population-Based Study in Rural Northern China. Frontiers in Neurology, 13. https://doi.org/10.3389/fneur.2022.885598
- Ding, X., Yan, B. P., Zhang, Y.-T., Liu, J., Zhao, N. dan Tsang, H. K. (2017). Pulse Transit Time Based Continuous Cuffless Blood Pressure Estimation: A New Extension and a Comprehensive Evaluation. Scientific Reports, 7(1). https://doi.org/10.1038/s41598-017-11507-3
- Ali, N. B. H., Akram, R., Sheikh, N., Sarker, A. R. dan Sultana, M. (2019). Sex-Specific Prevalence, Inequality and Associated Predictors of Hypertension, Diabetes, and Comorbidity Among Bangladeshi Adults: Results From a Nationwide Cross-Sectional Demographic and Health Survey. BMJ Open, 9(9), e029364. hlm. https://doi.org/10.1136/bmjopen-2019-029364
- Franklin, M., Allen, W., Pickett, S. dan Peters, R. M. (2015). Hypertensive Symptom Representations: A Pilot Study. Journal of the American Association of Nurse Practitioners, 27(1), 48–53. hlm. https://doi.org/10.1002/2327-6924.12162
- Hall, J. E., Carmo, J. M. d., Silva, A. A. d., Wang, Z. dan Hall, M. E. (2019). Obesity, Kidney Dysfunction and Hypertension: Mechanistic Links. Nature Reviews Nephrology, 15(6), 367–385. hlm. https://doi.org/10.1038/s41581-019-0145-4
- Nugent, J. T., Jiang, K., Funaro, M., Saran, I., Young, C., Ghazi, L., Bakhoum, C. Y., Wilson, F. dan Greenberg, J. (2023). Does This Child With High Blood Pressure Have Secondary Hypertension? Jama, 329(12), 1012. hlm. https://doi.org/10.1001/jama.2023.3184
- Cai, H., Wang, S., Zou, R., Liu, P., Yang, H., Wang, Y. dan Wang, C. (2020). Symptom Score: A New Instrument to Assess Orthostatic Intolerance in Children and Adolescents. Journal of Child Neurology, 35(12), 835–843. hlm. https://doi.org/10.1177/0883073820936025
- Hartmann, I., Hruska, F., Václavík, J., Kociánová, E., Fryšák, Z., Nesvadbova, M., Tüdös, Z., Čtvrtlík, F. dan Benešová, K. (2022). Hypertension Outcomes of Adrenalectomy for Unilateral Primary Aldosteronism. Endocrine, 76(1), 142–150. hlm. https://doi.org/10.1007/s12020-022-02988-y
- Ahn, C. H., Han, S.-A., Kong, Y. H. dan Kim, S. J. (2017). Clinical Characteristics of Hypertensive Encephalopathy in Pediatric Patients. Korean Journal of Pediatrics, 60(8), 266. hlm. https://doi.org/10.3345/kjp.2017.60.8.266
Post a Comment