OSTEOPOROSIS : Waspadai Gejala Osteoporosis Sejak Dini Dan Cara Pencegahannya - Fithrony Rizqika Catur Putra STIKes Nasional Surakarta
Apa Itu Osteoporosis?
Osteoporosis merupakan suatu penyakit tulang sistemik yang ditandai oleh menurunnya kepadatan tulang, sehingga tulang menjadi mudah patah. Di Indonesia, Osteoporosis dikenal dengan sebutan keropos tulang. Osteoporosis saat ini merupakan salah satu masalah kesehatan yang besar di dunia, hal ini karena prevalensi yang semakin meningkat seiring dengan meningkatnya populasi penduduk lanjut usia. Di seluruh dunia, diperkirakan lebih dari 200 juta orang mengalami Osteoporosis.
Osteoporosis merupakan kelainan metabolisme tulang yang paling umum, dengan sekitar 1 dari 2 wanita dan 1 dari 5 pria diperkirakan mengalami patah tulang akibat osteoporosis selama hidup mereka. Patah tulang akibat osteoporosis menimbulkan tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi, dengan risiko wanita meninggal akibat patah tulang pinggul seumur hidup kira-kira setara dengan risikonya meninggal akibat kanker payudara.
Apa Penyebab Osteoporosis?
Menopause sering dikaitkan sebagai penyebab osteoporosis karena adanya penurunan kadar hormon estrogen pada wanita yang mengalami menopause. Estrogen memiliki peran penting dalam menjaga kepadatan tulang dengan membantu penyerapan kalsium dan mengurangi penguraian tulang. Kadar estrogen yang menurun, menyebabkan proses pematangan tulang terhambat serta percepatan reabsorbsi tulang. Akibatnya, kepadatan tulang menjadi berkurang, meningkatkan risiko osteoporosis dan patah tulang.
Selain menopause beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi ini antara lain :
- Penuaan
- Kekurangan kalsium dan vitamin D
- Faktor genetik
- Kurangnya aktifitas fisik
- Penyakit tertentu
- Penggunaan obat-obatan
- Merokok dan konsumsi alkohol berlebihan
Patogenesis
Patogenesis osteoporosis muncul dari perubahan kemampuan tubuh dalam menjaga metabolisme pergantian tulang, yang mengakibatkan berkurangnya kekuatan tulang akibat hilangnya massa dan kualitas tulang. Beberapa mekanisme berkontribusi terhadap ketidakseimbangan antara resorpsi dan pembentukan tulang ini. Mekanisme ini bervariasi tergantung pada faktor risiko setiap orang seperti kadar penurunan kadar esterogen, usia lanjut, penggunaan kortikosteroid jangka panjang, dan kondisi sekunder lainnya, termasuk peradangan sistemik dan gangguan tiroid atau paratiroid.
Gejala dan Cara Pencegahannya
Osteoporosis sering disebut sebagai “penyakit diam-diam” karena pada awalnya tidak menunjukkan gejala yang jelas. Menurut Kementrian Republik Indonesia tahun 2024, gejala-gejala osteoporosis yang perlu diwaspadai antara lain :
1. Mudah cidera dan patah tulang
Penderita osteoporosis cenderung lebih sering patah tulang, terutama pada tulang belakang, pergelangan tangan, lengan, atau tulang pangkal paha ketika jatuh ringan atau dampak benturan.
2. Nyeri punggung
Penderita osteoporosis juga sering mengeluhkan sakit punggung yang berkepanjangan. Nyeri ini biasanya disebabkan oleh tulang belakang yang melemah dan mulai keropos.
3. Postur tubuh yang membungkuk
Tulang belakang yang terkena osteoporosis bisa melemah dan membuat postur tubuh menjadi tidak tegak. Kondisi ini umum terlihat pada lansia, terutama pada mereka yang sudah mengalami penurunan kepadatan tulang secara signifikan.
4. Tinggi badan berkurang
Hal ini terjadi karena tulang belakang yang rapuh dan keropos mulai mengalami kompresi atau tekanan, yang menyebabkan penderita kehilangan beberapa sentimeter dari tinggi badannya.
5. Kelemahan atau rasa nyeri pada tulang
Beberapa orang mengalami kelemahan atau rasa nyeri pada tulang yang terasa lebih sering seiring berjalannya waktu.
Pencegahan osteoporosis dapat dilakukan dengan beberapa langkah yang berfokus pada menjaga kesehatan tulang dan mngurangi faktor risiko, antara lain :
1. Meningkatkan asupan kalsium
Konsumsi makanan yang kaya akan kalsium, seperti susu, yogurt, keju, sayuran hijau dan produk kedelai
2. Mendapatkan cukup vitamin D
Vitamin D membantu penyerapan kalsium. Sumber vitamin D meliputi paparan sinar matahari, ikan berlemak, kuning telur dan makanan yang diperkaya vitamin D
3. Aktivitas fisik teratur
Melakukan olahraga yang melibatkan beban seperti jalan cepat, lari atau latihan kekuatan dapat meningkatkan kepadatan tulang dan memperkuat otot-otot penyangga tulang.
4. Menghindari rokok dan alkohol berlebihan
Merokok dan mengkonsumsi alkohol dalam jumlah besar dapat merusak kesehatan tulang, sehingga menghindarinya sangat penting untuk mencegah osteoporosis.
5. Menjaga berat badan
Berat badan yang terlalu rendah dapat meningkatkan risiko osteoporosis, sementara berat badan yang sehat membantu mempertahankan kepadatan tulang
6. Mengelola hormon
Bagi wanita yang sedang menopause, pengelolaan kadar estrogen melalui terapi hormon (bila diperlukan) dapat mencegah kehilangan kepadatan tulang.
7. Pemeriksaan kesehatan tulang
Bagi yang berisiko tinggi seperti wanita pasca-menopause atau pria dengan riwayat keluarga osteoporosis, dapat melakukan pemeriksan kesehatan tulang secara rutin.
Post a Comment