Indonesia Perkuat Ketahanan Kesehatan Nasional dengan Peningkatan Produksi Alkes Lokal
INFOLABMED.COM - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Indonesia masih menghadapi tantangan besar terkait tingginya prevalensi penyakit ginjal kronis.
Sehingga membutuhkan perawatan mesin hemodialisis untuk mencuci darah.
Hal ini juga menyebabkan tingginya kebutuhan transfusi darah yang berperan penting dalam perawatan pasien.
Untuk itu, peningkatan produksi alat kesehatan (alkes) dalam negeri seperti kantong darah dan mesin hemodialisis sangat diperlukan.
Menurutnya, tidak hanya mendukung ketersediaan alat medis dalam negeri, produksi alkes juga memastikan ketahanan jangka panjang infrastruktur kesehatan Indonesia.
"Pengembangan produk alat kesehatan dalam negeri merupakan hal penting. Sekaligus sebagai langkah strategis dalam memperkuat ketahanan kesehatan nasional," kata Menkes saat peluncuran mesin hemodialisa dan kantong darah dari PT Oneject Indonesia di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Rabu (27/2/2025).
Pemerintah, lanjut dia, terus mendorong lebih banyak perusahaan alkes dalam memproduksi produk-produk alat medis secara dalam negeri.
"Hal ini selaras dengan kebijakan pemerintah terutama dalam pemberian cek kesehatan gratis dan peningkatan kualitas rumah sakit," ujarnya.
Pada kesempatan itu, ia mengapresiasi inisiatif Oneject Indonesia dalam mendukung program pemerintah utamanya pada transformasi sistem kesehatan.
Menurutnya, inisiatif ini tidak hanya memenuhi kebutuhan pasien tetapi juga mendukung kemandirian infrastruktur kesehatan di Indonesia.
"Hal itu sangat penting. Sehingga kita dapat bersiap ketika ada kejadian saat negara di-lockdown lagi, dan pasokan tetap ada," ucapnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Oneject Indonesia Jahja T. Tjahjana memastikan, pihaknya siap mendukung transformasi sistem kesehatan nasional.
Terutama bagi pusat layanan kesehatan, seperti: rumah sakit, puskesmas, dan mitra strategis lainnya.
Ia mengatakan, pihaknya mampu memproduksi 6 juta piece kantong darah. Sementara, untuk mesin hemodialisa sekitar 1.200-1.500 unit per tahun.
"Pada awal distribusi, perusahaan akan memprioritaskan utilisasi oleh pasien dalam negeri. Itu yang menjadi concern kami," kata Jahja.
Ia berharap, pihaknya dapat menyediakan sedikitnya 70 persen dari jumlah kantong darah yang dibutuhkan Palang Merah Indonesia (PMI).
"Sehingga, misalnya PMI memerlukan 5 juta kantong darah, 70 persen itu 3,5 juta kami harapkan kami bisa memasok ke PMI," katanya.
Sementara itu, Wakil Presiden ke X dan XII Jusuf Kalla mengatakan, kebutuhan kantong darah merupakan kebutuhan nasional.
Lantaran, Indonesia membutuhkan sekitar 5 juta kantong darah per tahun di mana mayoritas dipenuhi dari impor.
"Oleh karena itu, dengan adanya produk kantong darah dalam negeri tentunya mendukung ketahanan kesehatan nasional. Sekaligus mendukung ketersediaan distribusi darah seluruh Indonesia," kata JK yang juga Ketua Umum Palang Merah Indonesia.
Dengan langkah ini, Indonesia tidak hanya mengurangi ketergantungan impor alkes, tetapi juga membangun fondasi kuat untuk sistem kesehatan yang mandiri dan berkelanjutan.
Ke depan, kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat akan menjadi kunci sukses dalam menjaga ketahanan kesehatan nasional melalui produksi alkes lokal.***
Post a Comment