Carcinoembryonic Antigen (CEA): Biomarker Penting dalam Pemantauan Kanker
INFOLABMED.COM - Carcinoembryonic Antigen (CEA) adalah glikoprotein yang secara normal diproduksi oleh janin dan disekresikan oleh sel-sel saluran pencernaan.
Pada orang dewasa, kadar CEA biasanya sangat rendah, tetapi dapat meningkat secara signifikan pada kondisi keganasan tertentu, terutama kanker kolorektal.
Baca juga ; Tes Genetik untuk Mengenali Risiko Kanker: Memahami Pentingnya Pemeriksaan Genetik dalam Deteksi Dini Kanker
Peran CEA dalam Kanker
CEA bukanlah penanda spesifik untuk diagnosis kanker, tetapi penggunaannya sangat efektif dalam deteksi dini kanker kolorektal.
Kadar CEA dapat meningkat beberapa bulan sebelum munculnya gejala klinis.
Tumor yang masih kecil atau dalam tahap awal biasanya memiliki kadar CEA yang rendah atau normal, sedangkan kanker yang lebih lanjut atau metastatik cenderung menunjukkan peningkatan kadar CEA yang signifikan.
Pemantauan Pengobatan dan Kekambuhan Kanker
Pengukuran kadar CEA juga berguna dalam memantau respons pasien terhadap terapi kanker serta mendeteksi kemungkinan kekambuhan setelah pengobatan.
Beberapa poin penting dalam pemantauan CEA meliputi:
- Pemeriksaan kadar CEA direkomendasikan sebelum operasi pengangkatan kanker kolorektal dan setiap 3 bulan selama 2 tahun pertama pasca operasi.
- Jika kadar CEA yang tinggi sebelum operasi kembali normal setelah operasi, hal ini menandakan bahwa tumor telah berhasil diangkat sepenuhnya.
- Jika kadar CEA tetap tinggi setelah operasi, kemungkinan masih terdapat sisa sel kanker yang belum terangkat.
- Kadar CEA yang tinggi sebelum operasi juga dapat menjadi indikator independen untuk prognosis yang buruk.
Nilai Normal CEA
- Non-perokok: <3 ng/mL (<3 mcg/L SI units)
- Perokok: <5 ng/mL (<5 mcg/L SI units)
Penyebab Kenaikan Kadar CEA
Peningkatan kadar CEA tidak hanya terjadi pada kanker kolorektal, tetapi juga bisa ditemukan pada berbagai kondisi medis lainnya, seperti:
- Kanker lain: kanker payudara, kanker paru-paru, kanker ovarium, kanker pankreas, leukemia, neuroblastoma
- Penyakit inflamasi: pankreatitis akut, pneumonia bakteri, kolitis ulseratif, penyakit Crohn, divertikulitis
- Penyakit hati dan paru-paru: sirosis, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), emfisema paru
- Faktor lain: merokok, terapi radiasi, penggunaan obat-obatan tertentu seperti agen antineoplastik dan obat hepatotoksik
Persiapan dan Prosedur Tes CEA
Sebelum Tes:
- Pasien tidak perlu menjalani puasa sebelum pengambilan sampel darah.
- Penting untuk memberi tahu dokter jika pasien sedang mengonsumsi obat tertentu yang dapat memengaruhi hasil tes.
Selama Tes:
- Sampel darah (5 mL) diambil menggunakan tabung EDTA (topi ungu).
- Tenaga medis menggunakan sarung tangan selama prosedur.
Setelah Tes:
- Tekanan diberikan pada lokasi pengambilan darah untuk mencegah perdarahan.
- Sampel darah diberi label dan dikirim ke laboratorium untuk analisis.
- Hasil abnormal akan dilaporkan ke dokter yang merawat.
Peringatan Klinis
- Jika kanker telah menyebar ke organ lain, kadar CEA bisa meningkat dan bahkan terdeteksi dalam cairan tubuh lain, seperti cairan serebrospinal.
Baca juga : Tes Penanda Tumor Alpha-Fetoprotein (AFP)
- Hasil tes CEA yang meningkat harus ditafsirkan bersama dengan hasil klinis lainnya, karena CEA bukan penanda spesifik untuk kanker.
Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***
Post a Comment