Chlamydia: Infeksi Menular Seksual yang Sering Tak Disadari, Penyebab, Gejala, dan Metode Deteksi
INFOLABMED.COM - Chlamydia trachomatis adalah bakteri yang menjadi penyebab utama infeksi menular seksual (IMS) di Amerika Serikat.
Selain itu, bakteri ini juga bertanggung jawab atas trachoma, yaitu infeksi serius pada mata.
Infeksi Chlamydia dapat menyebabkan berbagai kondisi medis, seperti servisitis pada wanita, uretritis pada pria, epididimitis, dan proktitis.
Baca juga : Pap Smear: Pemeriksaan Andalan untuk Deteksi Dini Kanker Serviks
Penyakit ini menular melalui kontak langsung saat aktivitas seksual atau saat persalinan dari ibu ke bayi.
Gejala dan Dampak Infeksi Chlamydia
Banyak wanita yang terinfeksi Chlamydia tidak menunjukkan gejala (asimtomatik), sehingga sering kali tidak terdiagnosis.
Jika tidak diobati, infeksi ini dapat berkembang menjadi penyakit radang panggul (pelvic inflammatory disease/PID), yang dapat menyebabkan infertilitas.
Pada pria, gejala yang mungkin muncul meliputi nyeri saat buang air kecil (disuria), keluarnya cairan dari penis, peradangan prostat (prostatitis), serta peradangan di area anus dan rektum (proktitis).
Metode Diagnostik Chlamydia
Mengingat banyaknya kasus tanpa gejala, pengujian Chlamydia sangat penting untuk mencegah komplikasi.
Beberapa metode deteksi yang umum digunakan meliputi:
- Kultur – Sampel diambil dari serviks atau mata untuk dikultur di laboratorium.
- Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA) – Metode ini mendeteksi antigen Chlamydia dalam sampel.
- Polymerase Chain Reaction (PCR) – Teknik terbaru yang digunakan untuk mendeteksi DNA Chlamydia dari swab endoservikal pada wanita, swab uretra pada pria, atau sampel urin.
Rekomendasi Pemeriksaan dari CDC
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan pemeriksaan rutin bagi kelompok berikut:
- Wanita aktif secara seksual di bawah usia 20 tahun (minimal sekali dalam setahun).
- Wanita usia 20 tahun ke atas dengan faktor risiko seperti memiliki pasangan seksual baru atau lebih dari satu, serta tidak menggunakan kondom.
- Wanita yang mengalami infeksi serviks.
- Semua wanita hamil.
- Pria dengan gejala seperti nyeri saat buang air kecil, keluarnya cairan dari penis, atau peradangan di anus dan rektum.
Prosedur Pengambilan Sampel untuk Tes Chlamydia
Beberapa metode pengambilan sampel yang dilakukan dalam pemeriksaan Chlamydia antara lain:
- Tes Antibodi: Sampel darah sebanyak 7 mL dikumpulkan dalam tabung khusus.
- Kultur Mata: Sampel diambil dari bagian dalam kelopak mata menggunakan swab steril.
- Kultur Serviks: Pasien wanita diposisikan dalam posisi litotomi, lalu sampel diambil menggunakan swab steril dari kanal endoservikal.
- Kultur Uretra: Untuk pria, sampel diambil dari uretra menggunakan swab khusus.
- Tes Urin: Pasien diminta tidak buang air kecil selama satu jam sebelum pengambilan sampel urin pertama yang keluar (first-void urine).
Pentingnya Pengobatan dan Pencegahan Chlamydia
Jika hasil tes menunjukkan infeksi Chlamydia, pasien dan pasangan seksualnya harus segera diperiksa dan mendapatkan pengobatan.
Pengobatan umumnya menggunakan antibiotik yang diresepkan oleh dokter.
Selain itu, penggunaan kondom dan pemeriksaan rutin dapat membantu mencegah penularan Chlamydia.
Catatan Penting:
- Pasien dengan hasil tes positif harus memberitahukan pasangan seksualnya agar dapat diperiksa dan diobati.
Baca juga : Penyakit Menular Sifilis
- Penggunaan kontrasepsi oral tidak melindungi dari infeksi menular seksual, termasuk Chlamydia.
- Spesimen urin harus disimpan dalam suhu 2-8°C sebelum diuji untuk memastikan keakuratan hasil.
Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***
Post a Comment