Cystoscopy (Cystourethroscopy): Prosedur, Indikasi, dan Risiko yang Perlu Diketahui
INFOLABMED.COM - Cystoscopy atau cystourethroscopy adalah prosedur diagnostik yang memungkinkan dokter untuk melihat langsung kondisi uretra dan kandung kemih.
Prosedur Cystoscopy dilakukan dengan memasukkan selubung berpelumas ke dalam uretra, lalu cystoscope dimasukkan melalui selubung tersebut untuk memvisualisasikan bagian dalam kandung kemih.
Baca juga : Cystometrography dan Cystourethrography: Pemeriksaan untuk Evaluasi Fungsi Kandung Kemih
Indikasi Cystoscopy
Cystoscopy umumnya dilakukan untuk mendiagnosis dan menangani berbagai kondisi urologi, termasuk:
- Infeksi saluran kemih berulang
- Nyeri saat buang air kecil (dysuria) tanpa penyebab yang jelas
- Hematuria (darah dalam urin)
- Tumor kandung kemih
Selain itu, prosedur ini juga memungkinkan pengambilan sampel jaringan untuk biopsi, menghilangkan batu kandung kemih, dan pemasangan kateter ureteral untuk pyelografi.
Prosedur Cystoscopy
Persiapan Sebelum Pemeriksaan
- Pasien akan diberikan penjelasan tentang prosedur dan menandatangani informed consent.
- Jika hanya menggunakan anestesi lokal, pasien akan diberitahu bahwa mungkin merasakan sensasi terbakar saat selubung dimasukkan dan keinginan untuk buang air kecil.
- Jika anestesi umum digunakan, pasien harus berpuasa selama 8 jam sebelum prosedur.
- Pasien dianjurkan untuk buang air kecil sebelum pemeriksaan.
- Obat penenang dapat diberikan sebelum prosedur jika diperlukan.
Tahapan Prosedur
- Pasien diposisikan dalam posisi litotomi dengan kaki ditopang di sanggurdi.
- Area genital dibersihkan dengan antiseptik dan ditutup dengan kain steril.
- Anestesi lokal diteteskan ke dalam uretra.
- Urethroscope dimasukkan ke dalam selubung berpelumas dan diarahkan ke dalam uretra.
- Urethroscope kemudian diganti dengan cystoscope untuk memeriksa lapisan kandung kemih.
- Sampel urin diambil untuk analisis.
- Setelah pemeriksaan kandung kemih selesai, cystoscope diganti dengan urethroscope untuk meninjau uretra saat alat dilepas perlahan.
Pemantauan Pasca Pemeriksaan
- Vital sign pasien dipantau hingga stabil.
- Gejala seperti nyeri saat buang air kecil, peningkatan frekuensi berkemih, atau kejang kandung kemih akan diperiksa.
- Pasien dianjurkan untuk meningkatkan asupan cairan.
- Analgesik dan antibiotik dapat diberikan sesuai indikasi.
- Mandi air hangat dapat membantu mengurangi ketidaknyamanan.
- Pemantauan produksi urin selama 24 jam, serta pengamatan adanya perdarahan dalam urin.
- Jika ditemukan tanda-tanda infeksi atau komplikasi serius, segera laporkan ke dokter.
Risiko dan Komplikasi Cystoscopy
Meskipun umumnya aman, prosedur ini memiliki beberapa risiko, termasuk:
- Hematuria (darah dalam urin)
- Infeksi yang dapat berkembang menjadi sepsis
- Perforasi kandung kemih
- Retensi urin
Kontraindikasi Cystoscopy
Prosedur ini tidak dianjurkan bagi pasien dengan:
- Cystitis akut
- Prostatitis
- Uretritis
Cystoscopy adalah prosedur penting dalam diagnosis dan pengobatan gangguan saluran kemih.
Baca juga ; Leukocyte Esterase Urine Test: Pemeriksaan Cepat Deteksi Infeksi Saluran Kemih
Dengan persiapan yang tepat dan pemantauan pasca pemeriksaan, risiko komplikasi dapat diminimalkan.
Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***
Post a Comment