Estrogen: Peran Pentingnya dalam Fungsi Reproduksi dan Deteksi Berbagai Gangguan Medis
INFOLABMED.COM - Estrogen adalah kelompok hormon yang berperan penting dalam sistem reproduksi wanita maupun pria.
Hormon Estrogen terdiri dari tiga bentuk utama: estradiol, estriol, dan estrone.
Ketiganya diproduksi oleh korteks adrenal, ovarium, serta testis, dan pemeriksaan kadarnya dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi dari ketiga kelenjar tersebut.
Baca juga : Androstenedione: Hormon Kunci dalam Keseimbangan Androgen dan Estrogen
Estradiol: Bentuk Estrogen Paling Aktif
Estradiol merupakan bentuk estrogen yang paling aktif secara biologis. Hormon ini:
- Merangsang pertumbuhan endometrium (lapisan rahim)
- Menekan produksi follicle-stimulating hormone (FSH)
- Merangsang produksi luteinizing hormone (LH)
Pengukuran estradiol digunakan dalam:
- Evaluasi fungsi ovarium
- Diagnosis pubertas dini pada anak perempuan
- Diagnosis ginekomastia pada pria
- Menentukan penyebab amenore (tidak haid), apakah karena menopause, kehamilan, atau masalah medis lainnya
- Pemantauan terapi infertilitas, terutama sebelum fertilisasi in vitro (IVF)
- Evaluasi keberhasilan terapi pengganti hormon
Estriol: Indikator Fungsi Janin dan Plasenta
Estriol merupakan bentuk estrogen yang paling penting selama kehamilan. Pemeriksaan estriol dilakukan untuk:
- Menilai fungsi janin dan plasenta
- Sebagai bagian dari “triple marker” (bersama AFP dan HCG) untuk mendeteksi risiko kelainan genetik seperti sindrom Down
Estrone: Terkait Risiko Kanker Endometrium
Estrone berasal dari konversi hormon androstenedione di jaringan lemak. Meski fungsinya belum sepenuhnya diketahui, kadar estrone yang tinggi tanpa diimbangi progesteron dapat meningkatkan risiko kanker endometrium. Estrone juga digunakan untuk membantu diagnosis:
- Tumor ovarium
- Sindrom Turner
- Hipopituitarisme
- Ginekomastia
- Menopause
Nilai Normal Estrogen
Darah – Estrogen Total:
- Wanita pramenopause: 23–261 pg/mL
- Wanita pascamenopause: <30 pg/mL
- Pria: <50 pg/mL
- Anak-anak prapubertas: <20 pg/mL
Urine – Estrogen Total (24 jam):
- Wanita pramenopause: 15–80 μg/24 jam
- Wanita pascamenopause: <20 μg/24 jam
- Pria: 15–40 μg/24 jam
Penyebab Kadar Estrogen Abnormal
Peningkatan:
- Hiperplasia adrenal
- Tumor adrenal
- Sirosis hati
- Tumor ovarium penghasil estrogen
- Gagal hati
- Kehamilan normal
- Pubertas dini
- Gagal ginjal
- Tumor testis
- Sindrom Klinefelter
Penurunan:
- Amenore
- Anoreksia nervosa
- Olahraga ekstrem
- Hipogonadisme
- Hipopituitarisme
- Menopause
- Kegagalan ovarium
- Sindrom Stein-Leventhal
- Sindrom Turner
Obat-obatan yang Memengaruhi Kadar Estrogen
Meningkatkan kadar estrogen:
- Ampisilin
- Diethylstilbestrol
- Estrogen dan kontrasepsi oral
- Hidroklorotiazid
- Tetrasiklin
Menurunkan kadar estrogen:
- Klomifen
- Deksametason
- Penghambat estrogen
Prosedur Pemeriksaan Estrogen
Pra-pemeriksaan:
- Pasien diberi penjelasan tentang tujuan tes
- Tidak perlu puasa
- Obat-obatan yang dapat memengaruhi hasil sebaiknya dihentikan sementara
- Untuk tes urine 24 jam, pasien diberi wadah berisi pengawet (asam borat)
Selama pemeriksaan:
- Sampel darah (7 mL) diambil menggunakan tabung khusus
- Urine dikumpulkan selama 24 jam setelah pembuangan urine pertama
- Urine harus disimpan di lemari es atau wadah berisi es
- Jika ada urine yang terbuang, tes harus diulang dari awal
Pasca-pemeriksaan:
- Luka bekas pengambilan darah ditekan dan dibalut
- Sampel darah dan urine dikirim segera ke laboratorium
- Pasien dapat kembali mengonsumsi obat seperti sebelumnya
- Hasil pemeriksaan abnormal dilaporkan ke dokter
Baca juga : Dua Jenis Lemak Mengelilingi Jantung, Masing - Masing dengan Penghubung yang Berbeda untuk Resiko Penyakit Jantung
Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***
Post a Comment