Mendeteksi Gangguan Saraf Melalui Evoked Potential Studies: Pemeriksaan Respons Otak terhadap Rangsangan Sensorik

Table of Contents

Mendeteksi Gangguan Saraf Melalui Evoked Potential Studies Pemeriksaan Respons Otak terhadap Rangsangan Sensorik


INFOLABMED.COM - Evoked Potential Studies (EP Studies), atau Studi Potensial yang Dibangkitkan, adalah pemeriksaan yang digunakan untuk mengukur sinyal listrik yang dihasilkan sistem saraf saat merespons rangsangan sensorik. 

Pemeriksaan Evoked Potential Studies (EP Studies) bermanfaat untuk membantu mendiagnosis adanya lesi atau kerusakan pada sistem saraf, dengan mengevaluasi jalur saraf visual, somatosensorik, dan auditorik.

Baca juga : Uji Cairan Cerebrospinal (CSF) - Mengapa, Kapan, dan Bagaimana Melakukannya

Jenis-Jenis Evoked Potential Studies

1. Somatosensory Evoked Potentials (SSEPs)

Digunakan untuk mengevaluasi pasien dengan dugaan lesi pada sumsum tulang belakang, stroke, atau penyakit saraf perifer. Biasanya direkomendasikan pada pasien dengan keluhan mati rasa dan kelemahan di lengan atau kaki.

2. Visual Evoked Potentials (VEPs)

Membantu dalam diagnosis kelainan pada saraf optik dan traktus optikus, serta penyakit demielinisasi seperti multiple sclerosis. Pemeriksaan ini juga berguna untuk mengidentifikasi cedera traumatik pada jalur penglihatan.

3. Brainstem Auditory Evoked Potentials (BAEPs)

Diperuntukkan bagi pasien dengan dugaan lesi batang otak yang memengaruhi jalur pendengaran. BAEPs juga sering digunakan untuk menyaring gangguan pendengaran pada bayi baru lahir.

Nilai Normal

  • Tidak ditemukan keterlambatan konduksi saraf.

Arti dari Nilai Abnormal

SSEPs Abnormal:

  • Adrenoleukodystrophy
  • Stroke (CVA)
  • Spondilosis servikal
  • Sindrom Guillain-Barré
  • Penyakit Huntington
  • Lesi intrakranial
  • Multiple sclerosis
  • Penyakit Parkinson
  • Neuropati sensorimotor
  • Lesi atau cedera sumsum tulang belakang
  • Mielitis transversa

VEPs Abnormal:

  • Amblyopia
  • Stroke (CVA)
  • Multiple sclerosis
  • Lesi chiasma optik
  • Neuritis optik
  • Lesi saraf optik
  • Retinopati

BAEPs Abnormal:

  • Neuroma akustik
  • Lesi batang otak
  • Lesi koklea
  • Stroke (CVA)
  • Gangguan pendengaran
  • Multiple sclerosis
  • Lesi retrokoklear

Faktor yang Dapat Mempengaruhi Hasil

  • Penempatan elektroda yang tidak tepat.
  • Pasien tidak mampu mengikuti instruksi selama tes.
  • Adanya gangguan pendengaran sebelumnya dapat memengaruhi hasil BAEPs.

Persiapan dan Prosedur Pemeriksaan

Pra-Pemeriksaan:

  • Pasien diberi penjelasan mengenai tujuan dan prosedur pemeriksaan.
  • Tidak perlu berpuasa, namun pasien sebaiknya menghindari konsumsi kafein.
  • Pasien dianjurkan mencuci rambut malam sebelum pemeriksaan.
  • Semua perhiasan harus dilepas.

Prosedur SSEPs:

  • Pasien duduk atau berbaring dengan nyaman.
  • Elektroda stimulasi ditempatkan di saraf perifer seperti pergelangan tangan, lutut, dan pergelangan kaki.
  • Elektroda perekam diletakkan di kulit kepala di atas korteks sensorik.
  • Rangsangan listrik ringan diberikan untuk memicu respons otot kecil (misalnya gerakan ibu jari).
  • Gelombang sinyal dari saraf ke otak dicatat untuk dianalisis.

Prosedur VEPs:

  • Pasien duduk sekitar 1 meter dari layar dengan pola checkerboard.
  • Elektroda ditempatkan di area oksipital, parietal, dan vertex.
  • Satu mata ditutup dan pasien diminta menatap titik di tengah layar.
  • Pola visual ditampilkan dan respons otak direkam dalam bentuk gelombang.
  • Prosedur diulang untuk mata yang lain.

Prosedur BAEPs:

  • Pasien berbaring atau duduk nyaman.
  • Elektroda dipasang di kulit kepala dan kedua daun telinga.
  • Earphone dipasang dan suara klik dikirimkan ke satu telinga, sementara telinga lain menerima suara nada konstan.
  • Respons otak dicatat sebagai gelombang untuk dianalisis.

Pasca Pemeriksaan:

  • Elektroda dan pasta perekam dibersihkan dengan minyak, aseton, atau witch hazel.
  • Rambut dapat dicuci setelah prosedur selesai.

Baca juga : Mengenal Anatomi Cerebrospinal: Struktur, Fungsi, dan Sirkulasi Cairan Otak

  • Hasil yang abnormal akan dilaporkan kepada dokter untuk tindak lanjut.

Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***

Infolabmed
Infolabmed infolabmed.com merupakan kanal informasi tentang Teknologi Laboratorium Medik meliputi Materi Kuliah D3 dan D4, Informasi Seminar ATLM, Lowongan Kerja. Untuk dukung website infolabmed tetap aktif silahkan ikut berdonasi melalui DANA = 085862486502.

Post a Comment