Exercise Electrocardiography (Exercise ECG): Evaluasi Fungsional Jantung Melalui Uji Treadmill dan Farmakologis

Table of Contents

Exercise Electrocardiography (Exercise ECG) Evaluasi Fungsional Jantung Melalui Uji Treadmill dan Farmakologis


INFOLABMED.COM – Exercise Electrocardiography (Exercise ECG), atau dikenal pula sebagai Graded Exercise Tolerance TestExercise Stress Test, dan Treadmill Test, merupakan metode diagnostik yang digunakan untuk mengevaluasi fungsi jantung dalam kondisi stres fisiologis. 

Pemeriksaan Exercise Electrocardiography (Exercise ECG) sangat penting untuk mengidentifikasi gangguan jantung yang tidak terdeteksi saat pasien dalam kondisi istirahat.

Baca juga : Mengenal Cardiac Catheterization: Prosedur, Manfaat, dan Risiko

Tujuan Pemeriksaan

Exercise Electrocardiography (Exercise ECG) bertujuan untuk mendeteksi kelainan iskemia miokard, aritmia, dan gangguan hemodinamik yang dapat muncul saat aktivitas fisik meningkat.

Pemeriksaan Exercise Electrocardiography (Exercise ECG) meniru beban fisiologis melalui latihan terprogram (treadmill/bike ergometer) atau secara farmakologis bila pasien tidak mampu melakukan aktivitas fisik.

Indikasi Pemeriksaan

Tes ini sangat direkomendasikan untuk:

  • Evaluasi nyeri dada dengan dugaan angina stabil
  • Pasien pasca infark miokard untuk penilaian prognostik
  • Menilai efikasi terapi jantung
  • Skrining pada individu berisiko tinggi penyakit jantung koroner
  • Evaluasi kelayakan jantung sebelum prosedur bedah mayor

Prosedur Pelaksanaan

Pasien akan dipasang elektroda EKG dan tekanan darah diukur secara berkala. Mereka diminta berjalan pada treadmill yang kecepatannya bertahap meningkat berdasarkan protokol standar (seperti Bruce Protocol). 

Target yang ingin dicapai adalah 85% dari detak jantung maksimal, dihitung dari rumus (220 - usia).

Jika pasien tidak dapat berolahraga karena keterbatasan fisik (seperti artritisamputasipenyakit paru obstruktif kronis, atau penggunaan beta blocker), maka digunakan obat stres farmakologis sebagai alternatif.

Farmakologis Stress Test: Alternatif Non-Fisik

Beberapa agen farmakologis yang digunakan antara lain:

  • Adenosine: Vasodilator koroner langsung, menyebabkan peningkatan aliran darah di pembuluh normal, menyoroti area iskemik.
  • Dipyridamole: Menghambat degradasi adenosin endogen, memberikan efek vasodilatasi tidak langsung.
  • Dobutamine: Meningkatkan kerja jantung melalui stimulasi beta-adrenergik, meniru peningkatan detak jantung seperti saat olahraga.

Pemilihan agen tergantung pada status klinis dan kontraindikasi pasien, termasuk riwayat bronkospasme atau hipotensi berat.

Interpretasi Hasil

Hasil Normal:

  • Pasien mencapai detak jantung target tanpa munculnya gejala atau perubahan ST segmen signifikan.

Hasil Abnormal dapat menunjukkan:

  • Iskemia miokard
  • Penyakit arteri koroner
  • Aritmia akibat aktivitas
  • Hipertensi akibat latihan
  • Gangguan sirkulasi perifer (klaudikasio)

Perubahan EKG berupa depresi segmen ST horizontal atau downsloping lebih dari 1 mm umumnya mengindikasikan iskemia.

Faktor yang Mempengaruhi Akurasi Tes

Tes ini dapat memberikan hasil positif palsu pada kondisi seperti:

  • Anemia
  • Gangguan elektrolit
  • Hipoksia
  • Penyakit katup jantung
  • Obat seperti digoksinnitrat, dan beta blocker

Persiapan Pasien

Sebelum menjalani tes, pasien harus:

  • Berpuasa minimal 6 jam
  • Tidak mengonsumsi kafeinrokok, atau obat disfungsi ereksi dalam 48 jam
  • Menghentikan sementara penggunaan beta blocker jika diperlukan
  • Menandatangani informed consent

Indikasi Penghentian Tes

Tes harus segera dihentikan jika terjadi:

  • Penurunan tekanan darah sistolik >10 mmHg disertai gejala
  • Nyeri dada berat
  • Gejala neurologis (pusing, sinkop)
  • Perubahan EKG signifikan
  • Gangguan perfusi (kulit dingin, pucat, sianosis)
  • Aritmia ventrikular berbahaya
  • Keinginan pasien

Kontraindikasi Pemeriksaan

Absolut:

  • Angina tidak stabil
  • Infark miokard akut
  • Diseksi aorta
  • Aritmia tak terkendali
  • Stenosis aorta berat
  • Iskemia serebral aktif
  • Hipertensi berat

Relatif:

  • Penyakit paru kronis (untuk farmakologis)

Baca juga : Peran Pengujian Enzim Jantung dalam Kesehatan Jantung

  • Penggunaan adenosine/dipyridamole pada pasien dengan bronkospasme
  • Tekanan darah sistolik <90 mmHg

Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***

Infolabmed
Infolabmed infolabmed.com merupakan kanal informasi tentang Teknologi Laboratorium Medik meliputi Materi Kuliah D3 dan D4, Informasi Seminar ATLM, Lowongan Kerja. Untuk dukung website infolabmed tetap aktif silahkan ikut berdonasi melalui DANA = 085862486502.

Post a Comment